"Baik saya akan belajar menulis buku yang bagus, dan berkualitas supaya bukunya laris manis dan kisah dalam buku bisa di filmkan," kata Suhardi sambil menutup laptopnya
"Terus buku apa yang akan bapak hasilkan berikutnya, apa judulnya" tanya Kastini
"Ini buku kisah romansa remaja bu, mau tahu judulunya? Kisah Asmara Kastini Suhardi," pasti akan booming di pasaran dan dilirik produser untuk difilmkan.
"Ah bapak bisa saja," kata Kastini sambil mencubit lengan suaminya dan menariknya ke kamar tidur, karena waktu sudah larut malam
Pagi itu Hardi penulis yang baru menerbitkan sebuah buku bersiapsiap mengepak bukunya untuk dibawa ke tempatnya mengajar, sebuah SMP di Kota Semarang, dengan keyakinan yang kuat bahwa buku perdananya akan dihargai teman guru di sekolah tempatnya mengajar.
Dengan sepeda motor Hardi membawa 1 dos yang berisi 40 buku, jumlah yang sama dengan jumlah guru dan pegawai di sekolahnya. Sebagi penulis baru Hardi memberikan hadiah buku kepada Kepala Sekolahnya, dengan harapan Kepala sekolahnya akan memberikan apresiasi dengan membeli buku perdananya untuk perpustakaan sekolahnya.
"Makasih pak, teruskan menulis agar bisa menghasilkan buku yang lebih bagus dan lebih tebal," kata pak Hari Kepala SMP Negeri di pinggiran Kota Semarang.
"Samasama pak, apa perpustakaan tidak mengoleksi beberapa eksemplar buku saya?" kata pak Hardi dengan penuh harap
"Kemarin SMP sudah membeli ratusan buku untuk perpustakaan sekolah dari dana BOS, mungkin untuk tahun depan bisa dianggarkan lagi," Kata pak Hari sambil menyilahkan pak Hardi menuju ke ruang guru agar bisa mempromosikan bukunya.
"Sabar, sabar mungkin belum rezekinya di ruang ini," kata pak Hardi dalam hati sambil keluar dari ruang Kepala Sekolah menuju ruang guru.
Di ruang guru pak guru Hardi tak jadi menawarkan buku kepada teman guru dan pegawai, karena masih belum siap dengan jawaban temantemanya tentang bukunya, belum lagi membicarakan harga dan kualitas bukunya. Harapan disambut dan diapresiasi oleh kepala sekolahnya saja tak diperoleh. Padahal dia sudah mengikuti pelatihan menulis dengan biaya sendiri, menulis dan menerbitkan dengan biaya sendiri, tanpa mengganggu waktu mengajar dan meminta bantuan dana dari sekolahnya.Â