Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru di MTsN 4 Kota Surabaya sejak tahun 2001
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka membaca dan menulis apa saja untuk dibagikan kepada orang lain dengan harapan bisa memahami dan mengerti kalau mau menerapkan apa yang ditulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selalu Rindu Padamu, Permataku

5 November 2022   17:50 Diperbarui: 5 November 2022   18:07 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Kok kurang satu pak, mana Sakinah?" kata pak Gono, ketika melihat jumlah keluarga kami yang belum lengkap.

"Sakinah      sudah     berangkat      pak     Gono,     mondok     di Jombang," jawab saya

"Alhamdulillah, syukurlah pak Guru, akhirnya putrinya ada yang mondok," kata pak Gono

"Mudahmudahan       kerasan,      dan      dapat      ilmu      yang bermanfaat, mohon doanya pak Gono,"

"Insya Allah pak Guru, biar ada yang jadi bu Nyai di kampung kita nanti," kata pak Gono

"Aamiin Ya Robbal Aalamiin,"

Memang sejak berangkat Jumat sepekan yang lalu, untuk menuntut ilmu di SMA dan mondok di Ponpes Darul Ulum Jombang Jawa Timur, suasana di rumah terasa ada yang hilang.

Biasanya kami bersamasama berempat, saya, ibunya, Zahroh kakak Sakinah dan tentu si bungsu Sakinah, entah itu makan, nonton tv, bepergian, menghadiri acara keluarga dan sekedar jalanjalan selalu berempat, namun sekarang tinggal kami bertiga.

Suatu ketika, kami membeli nasi goreng dan mie goreng, selalu dua bungkus untuk di makan di rumah, 

biasanya saya yang bersama Sakinah, pergi ke Cak Di, penjual nasi goreng dan mie goreng.

Setiba di rumah kami makan berempat, Zahroh kakak sakinah mengambilkan 2 piring dan 4 sendok, untuk kami makan nasi goreng dan mie goreng di ruang keluarga sambil nonton TV.

Ketika nasi goreng dan mie goreng sudah disiapkan kami berdoa dan mengambi sendok masingmasing, ada yang ganjil karena 1 sendok masih tersisa, Zahrohpun berteriak memanggil nama Sakinah barangkali masih di kamar.

Ternyata Zahro, kecewa karena adiknya sudah tak bersama kami, bulirbulir air mata menetes di pipi istriku, tak kuasa ditinggalkan Sakinah untuk menuntut ilmu, sayapun mendinginkan suasana.

"Sudahlah, jangan diingat terus, nanti Sakinah di Pondok malah ikut kangen dan tak kerasan, Ikhlaskan Sakinah menuntut ilmu untuk masa depannya," kata saya di keheningan malam itu.

"Iya abah, biasanya Sakinah yang selalu hadir di tengah tengah kita, sekarang pergi untuk waktu yang lama" kata istriku.

"Ingat pesan bu Nyai, tiap hari kirimi anak kita doa dan bacakan Surat Al Fatihah setiap selesai salat subuh dari ruamah, Insya Allah Sakinah akan kerasan mondoknya, dan mendapatkan apa yang dicitacitakan," kata saya

"Iya bu, tiap Jumat kita masih bisa sambang ke Pondok, untuk menemui Sakinah," kata Zahroh menambahkan.

"Foto kita, terasa ada yang kurang, karena tak ada Sakinah di sini, hari bahagia pernikahan pamannya, tanpa kehadirannya," kata saya sambil menunjukkan foto kami berenam, bersama pengantin yang berbahagia, dan ibu.

"Semoga Sakinah di Pondok ikut merasakan kebahagiaan kami, abah!, besuk kalau sambang saya sama mas Lukman ikut ke Pondok," kata Khosma istri dari Lukman, ponakan saya yang malam ini bagaikan raja dan ratu, dalam Pesta Pernikahan yang berbahagia

T A M A T

Kota Pudak, 5 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun