Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru di MTsN 4 Kota Surabaya sejak tahun 2001
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka membaca dan menulis apa saja untuk dibagikan kepada orang lain dengan harapan bisa memahami dan mengerti kalau mau menerapkan apa yang ditulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyibak Pagi, Nikmati Mentari

4 November 2022   10:35 Diperbarui: 4 November 2022   10:36 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi ini terlalu cerah

Kilau matahari terlalu panas 

Kilau menyilaukan pandangan

Menampakkan siluet hitam pekat

Melintas manis tutur kata puitis 

Berhias akhlaq mulia di balik gamis 

Berbalut jubah dibalik tampan

Melibas ragu dengan kata teramat sopan

*****

Membuai asa di atas awan 

Merajut mimpi seindah pelangi 

Tak tampak asa hanya mimpi 

Terbawa lari wajah pencuri

*****

Hujan menggelantung

Pelangi tak mampu melengkung 

Alam menjadi linglung

Air matapun tak terbendung

*****

Asa syarat percaya tak lagi bermakna 

Hormat kasih sayang telah terbuang 

Terik matahari tak ada lagi

Tersisa jingga di ujung bumi

****

Kota Pahlawan, 04-11-2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun