Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru di MTsN 4 Kota Surabaya sejak tahun 2001
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka membaca dan menulis apa saja untuk dibagikan kepada orang lain dengan harapan bisa memahami dan mengerti kalau mau menerapkan apa yang ditulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Hilangnya Permainan Tradisional Penyebab Hilangnya Karakter Generasi Muda?

31 Oktober 2022   09:12 Diperbarui: 31 Oktober 2022   09:16 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                         

Perubahan zaman membawa konsekwensi terhadap pendidikan dan tumbuh kembangnya anak yang berdampak pada pembentukan karakter anak. Zaman serba moderen maka perubahan bermain anak juga terjadi, karena permainaan yang menggunakan teknologi akan menggantikan permainan tradisional yang dulu saat era 70-80-an sedang marak kita mainkan.

Pemainan kelereng, patel lele, betengan, kuda-kudaan, sarungan, okol (gulat tradisional), layangan, petak umpet, atau permainan daerah lain yang hampir ada di setiap daerah sekarang sudah jarang kita jumpai lagi dalam keseharian. Anak-anak berubah bermain dengan menggunakan game-game yang ada di dalam gadget atau di laptop maupun di komputer.

Ada dampak yang secara langsung terjadi perubahan terutama dalam aspek karakter siswa tidak akan terbentuk dalam permainan yang menggunakan teknologi internet dalam memainkannya.

1. Tidak ada interakasi langsung antar individu dalam permainan yang menggunakan perangkat teknologi

2. Tidak mengenal kerjasama dan kegotong royongan dalam permainan moderen

3. Tidak ada apresiasi dan simpati kepada sesama pemain yang menan dalam permainan

4. Tidak ada pembentukan karakter berani, jujur, sportif dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam permainan moderen.

5. Tak ada kesenangan dan kegembiraan nyata saat bermain bersama.

6. Tidak ada keringat yang tercurah dalam permainan lewat HP.

Karakter tersebut dapat kita bentuk dengan permainan tradisional yang sudah melebenda di masyarakat, ambil contoh permanan  betengan yang dimainkan secara behadapan atau berlawanan antara dua grup, maka akan menimbulkan pembentukan karakter diantara anggota kelompok bermain.

1. Terbentuknya kerjasama dalam mempertahankan daerah kekuasaannya dari serbuan musuh.

2. Mengatur strategi permainan agar bisa mengalahkan musuh

3. Keceriaan dan kegembiraan akan terjadi, demikian juga celoteh bahkan teriakan saat mengatakan "kena" pada musuh yang bisa dipegang saat memasuki areal pemainan.

4. Berkeringat dan berolah raga secara fisik, karena setiap pemain harus berlari dan berjalan secepat kila agar tidak kena serbuan musuh.

5. Apresiasi dan penghargaan kepada kelompok yang memenangkan pertandingan

6. Terbentuknya karekater jujur, sportif, kerjasama, kepemimpinan dan adu strategi untuk memenangkan permainan.

Bagaimana menurut pendapat Anda, masih adakah permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak di lingkungan anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun