Jika mendengar kata pesantren, maka bayangan pertama yang terlintas adalah santri bersarung dan berkopiyah. Santriwati berjilbab dan berjalan menunduk sambil memegang kitab.Â
Pondokan yang sesak dan terlihat sedikit kumuh karena di sana-sini ditemui baju dan kain lainnya yang digantung tak beraturan. Antrean panjang sering terlihat jika tiba waktu bersih diri. Setiap hari terdengar suara santri mengaji. Itulah rutinitas kegiatan di pesantren yang seringkali kita jumpai.
Pesantren adalah pesantren. Pesantren bukanlah sekolah biasa. Bukan sekadar asrama saja. Bukan pula tempat kos atau tempat belajar semata. Di sana diajarkan norma-norma, tauladan dan akhlak mulia.Â
Di pesantren diajarkan bagaimana hidup seperti yang diajarkan Nabi kepada umatnya. Kegiatan pembelajarannya pun banyak menerapkan metode pembelajaran yang luar biasa.Â
Semua ilmu yang disampaikan merujuk pada Al-Qur'an dan sunah. Kehidupan yang tertib dan disiplin selalu ditanamkan setiap hari dalam pesantren. Muatan pendidikan agama yang kental terlihat jelas dari cara mereka berpakaian dan bersikap.
Siswa yang tinggal di dalam pesantren disebut santri. Santri harus bermukim di dalam pesantren selama masa pendidikan belum berakhir. Santri harus mematuhi segala peraturan yang diterapkan dalam pesantren tersebut.
Hal ini dilakukan agar lebih mudah dalam mengatur para santri yang jumlahnya tidak sedikit. Selain itu mematuhi peraturan dalam pesantren juga untuk pembiasaan hidup tertib dan teratur dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga mereka akan terbiasa hidup dengan disiplin.
Semua kegiatan dalam pesantren diatur dengan rapi. Mulai dari bangun tidur hingga santri tidur lagi sudah ada jadwal tertulis yang wajib dilaksanakan. Jika ada santri yang melanggar pasti ada hukuman yang diberikan.Â
Hukuman yang diberikan biasanya berupa hafalan atau mengaji kitab yang lebih banyak dari biasanya. Ini sebenarnya merupakan sebuah cara lunak agar santri merasa jera atas pelanggaran yang dilakukan. Namun, tak ada kata rugi dalam menjalani hukuman, justru ada manfaat yang didapat. Itulah pesantren dan karakteristiknya jika diintip dari dalam.
Begitu juga pengalamanku saat memasuki pembelajaran di pondok pesantren selepas aku lulus dari sekolah dasar. Orang tuaku mendaftarkan aku pada pondok pesantren kategori modern.Â
Mengapa dikatakan modern? Karena pembelajarannya sudah dipadu padankan dengan pelajaran umum. Ada sekolah formalnya di sana. Pakaiannya juga berbeda dengan pesantren salaf pada umumnya.Â
Santri laki- laki memakai jas, celana dan berdasi. Sedang santri putri memakai rok panjang atau gamis dengan jilbab lebih lebar yang membuat mereka nampak anggun. Para santri juga memakai sepatu jika pergi belajar di kelas.
Awal tahun pelajaran di pondokku seluruh santri baru mengikuti acara khutbatul 'arsyi, Yakni pekan perkenalan.
Santri baru dikenalkan dengan pondok pesantren tempatnya menuntut ilmu. Mulai dari motto pondok, hymne pondok, peraturan pondok dan kewajiban di pondok semua dikupas tuntas dalam waktu kurang lebih satu minggu. Di puncak acara pekan perkenalan, ada sebuah upacara besar yang dihadiri oleh pengasuh pondok dan seluruh pendidik.
Seluruh santri berbaris sesuai dengan asal kota dan daerahnya masing-masing. Disini akan terlihat asal daerah para santri yang datang dari berbagai penjuru di Indonesia. Malam harinya ada pentas seni, yang mana para santri boleh menampilkan bakat atau ketrampilan yang dimilikinya. Ada yang pandai menyanyi, menari, puisi, main musik, maupun olahraga. Semua dikemas dalam koridor Islami. Dari sini semua santri mulai mengenal satu sama lainnya.
Di pondok modern, santri dibiasakan berkomunikasi dengan bahasa Arab dan bahasa Inggris dalam bahasa sehari- hari. Ini sangat memudahkan para santri untuk cepat menguasai percakapan dalam dua bahasa tersebut.Â
Di pondok modern juga difasilitasi bagi santri yang menyukai kegiatan pramuka maupun olah raga. Semua di kemas dalam kegiatan ekstra kurikuler. Dalam kegiatan ini juga ada seni baca Al quran, seni menulis kaligrafi juga seni bermain musik islami. Kami di ajari cara berdakwah dengan baik melalui latihan pidato juga diskusi tentang ilmu agama.
Di pesantren modern selain di tempa oleh ilmu agama, disana juga digembleng dalam membuat dan menjalankan sebuah organisasi. Dalam organisasi tersebut santri diajari untuk bertanggung jawab pada tugas yang diembannya. Para pengurus organisasi santri diberi kewenangan untuk membuat  aturan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan santri.
Semua pengalaman hidup selama santri berada dalam pesantren nantinya akan diterapkan dalam kehidupan di masyarakat. Ilmu agama yang diasah selama di pesantren akan menjadi perisai dan petunjuk dalam bergaul dan berbaur dengan masyarakat luas. Kecakapan hidup juga akan menjadi bekal jika para santri telah mengarungi kehidupan berkeluarga.Â
Banyaknya teman yang dikenal dari seluruh nusantara akan menambah jalinan ukhuwah jika mereka tersebar di seluruh pelosok negeri. Tak ada kata menyesal telah menjadi santri. Karena menjadi santri itu asyik dan menyenangkan.Â
Pernah menjadi santri itu istimewa. Kenangan selama menjadi santri akan terkenang sepanjang hayat. Banyak orang hebat yang menorehkan berbagai prestasi emas juga berasal dari kalangan santri. Selamat hari santri. Ayo hidupkan pesantren, jangan biarkan tergilas oleh zaman.
Kota Pudak, 30 Oktober 2022
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H