Menurut Sri Lestari Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Surabaya, bahwa pemberian PR oleh guru kepada siswa karena beban kurikulum yang terlalu padat sementara waktu tatap muka di kelas terbatas, maka PR bisa menjadi solusi bagi guru agar semua yang ada di kurikulum tersampaikan kepada siswa, sehingga menurutnya PR masih diperlukan.
Ada juga beberapa orang tua yang tidak setuju dengan penghapusan PR untuk pelajar SD dan SMP alasannya kalau tanpa PR pelajar akan semakin banyak waktunya bermain HP di rumah.
Sementara yang setuju dengan penghapusan PR beralasan bahwa siswa perlu lebih banyak waktu bersama keluarga, agar keluarga bisa memberikan sosialisasi dan penanaman nilai-nilai karakter, pembelajaran agama (mengaji di sore hari) atau kegiatan yang mengembangkan hobi dan kemampuan siswa seperti olah raga, bemain musik, atau kegiatan lainnya yang menarik bagi anak.
Di Surabaya, 10 November 2022 pelajar SD-SMP akan dimerdekakan dari PR, bagaimana di tempat anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H