Pekerjaan seseorang terkait dengan ijazah, kesempatan dan kemauan orang untuk memulainya. Pekerjaan apa saja asal dilakoni dengan baik, jujur dan sungguh-sungguh pasti membawa kebaikan bagi pekerjaannya. Inilah gambaran dari Yu Jum pedagang sayur keliling yang selalu dinantikan pelanggannya.
Sayursayur, daging, ayam, telor, tahu, tempe juga ada, sayursayur, sayurnya Bu," kata Yu Jum menawarkan dagangannya perumahan
"Ada bayamnya Jum? tanya Mak Ijah pada penjual sayur keliling di komplek perumahan saya.
"Ada Mak, butuh berapa iket?" jawab Yu Jum, panggilan akrab Jumilah si pedagang sayur, sambil berhenti di depan Mak Ijah.
"Satu iket bayam berapa Jum?" tanya Mak Ijah sambil memilihmilih ikatan bayam yang paling bagus dan masih segar tersebut.
"Biasa Mak, 2 ribu seikat, memang Emak Ijah butuh berapa ikat?"
"Dua ikat saja Jum, ini sudah emak pilih, sambil menyerahkan 1 lembar uang lima ribuan," jawab Mak Ijah sambil nunggu kembalian dari Yu Jumilah.
"Mak, seribunya saya kasih lombok ya, baru berangkat Mak, belum ada uang recehan, dari dari pasar uangnya habis untuk belanja, tinggal sepuluh ribuan," kata Yu Jum, sambil menunjukkan 2 lembar uang sepuluh ribuan yang masih ada di dompetnya.
"Ya sudah Jum, gak apaapa, kebetulan Emak juga butuh lombok untuk sambil nanti," kata Mak Ijah sambil menerima sebungkus lombok dari Yu Jum.
Begitulah kisah Yu Jum, si penjual sayur keliling, setiap pagi, harus keliling komplek perumahan di mana saya tinggal, sebagai seorang janda muda yang punya dua anak yang masih kecilkecil, di mana suaminya telah menghadap Sang Khaliq, karena kecelakaan dua tahun lalu, dengan membawa sepeda motor dan gerobak sayur, Yu Jum harus mendatangi rumah ke rumah pelanggannya.
"Jum, tunggu aku butuh daging ayam, masih ada?" teriak Bu Heny, seorang guru SD yang hidup dengan suaminya yang juga seorang guru SMP, dengan tiga anaknya juga tinggal di komplek perumahan kelas menengah itu.
"Masih banyak Bu Guru, memangnya butuh berapa kilo?" jawab Yu Jum sambil menghentikan laju motornya di depan rumah Bu Heny.
"Saya butuh 5 kg daging ayam yang dan tolong dipotong menjadi 10 bagian per kilonya," jawab Bu Heny.
"Kok banyak Bu Guru, mau ada acara ya?" tanya Yu Jum heran, karena biasanya kalau beli daging ayam biasanya cukup 1/2 kilogram, untuk sekeluarga.
"Alhamdulillah kemarin saya terima gaji 13, sebagai rasa syukur saya akan masak untuk saya bagikan ke panti asuhan di perumahan ini," jawab Bu Heny, sambil menyerahkan uang Rp 150.000,00 karena sudah tahu kalau harga 1 kg ayam Rp 30.000,00
"Bu Guru memang orang baik selalu senang sedekah, terutama kepada anak panti asuhan, semoga rezekinya selalu bertambah, dan segera bisa berangkat haji atau umrah," doa Yu Jum, sambil menyerahkan lima kresek bungkus daging ayam yang sudah dipotongpotong menjadi 50 bagian tersebut.
"Aamiin Ya Rabbal Alamin, Jum, semoga kamu juga segera dapat jodoh lagi biar bisa membesarkan kedua anakmu lebih ringan kalau ada pendampingmu," jawab dan doa Bu Guru Heny, sambil masuk ke rumahnya.
"Makasih Bu Guru, semoga yang di atas mengabulkan doa Bu Guru," jawab Yu Jum sambil melanjutkan perjalanan keliling kampung untuk menawarkan dagangannya pada para pelanggan di komplek perumahan ini.
Hidup memang pilihan, menjadi penjual sayur tentu bukan citacita Jumilah, gadis dari desa lulusan SMP, dan kawin usia muda dengan seorang sopir angkutan. Malang tak dapat ditolak ketika kecelakaan lalu lintas 2 tahun silam menyebabkan suaminya, meninggal, jadilah dia yang harus menjadi ibu, sekaligus menjadi ayah untuk 2 buah hatinya yang masih kecil.
Semoga perjalanan Yu Jum untuk berkeliling menawarkan dagangannya selalu diberikan kemudahan dan kelancaran oleh Allah SWT, dan yang paling penting bagi Yu Jum adalah jodoh sebagai suami pendamping hidupnya untuk membesarkan dan merawat anakanaknya sampai dewasa.
Kita memang harus selalu bersyukur dengan keadaan kita, yang masih memiliki pasangan, memiliki buah hati, memiliki pekerjaan yang sudah tetap sebagai seorang guru, karena di luar sana masih banyak orang yang kurang beruntung, seperti halnya Yu Jumilah si penjual sayur keliling.
Kota Pudak,20 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H