Acara rutin tahunan warga desa Laban Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik adalah kegiatan Sedekah Bumi.Â
Sedekah Bumi sendiri bisa diartikan suatu kegiatan bersama warga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia rezeki dari hasil alam baik pertanian, perkebunan, hasil laut mapun hasil alam lainnya.
Sedekah bumi tumbuh di masyarakat pedesaan di pulau Jawa, dimulai pada masa Sunan Kalijaga dengan tradisi syukuran, makan bersama dan diakhiri pertunjukan  Wayang Kulit dengan lakon Jimat Kalimosodo yang bertujuan mengislamkan para pengunjung pagelaran wayang kulit.
Saat ini pelaksanaan sedekah bumi disesuaikan dengan kondisi alam dan perkembangan budaya masyarakat, namun inti acaranya berupa tasyakuran, berdoa kepada Tuhan YME, makan bersama dan diakhiri dengan pertunjukan kesenian tradisional.
Di desa penulis, kegiatan rutin Sedekah Bumi dilaksanakan pada masa musim kemarau sehingga kegiatan warga berlangsung meriah tanpa takut kehujanan.
Iguana hijau (dokpri)
Acara tahun ini berlangsung pada pertengahan September 2022 mengusung Tema Pawai Budaya dan Kearifan Lokal Menuju Masyarakat Desa yang Sejahtera.
Acara diawali dengan Pawai Budaya dan Tumpengan yang terbuat dari buah-buahan, sayuran, jajan pasar dan jajanan moderen yang dibentuk dalam sebuah bentuk yang sesuai dengan kreasi warga per lingkungan (RT/RW)
Ada banyak hasil kreasi dari bentuk tumpengan yang tahun ini mengarah ke tema hewan-hewan purba raksasa yang harus diusung oleh puluhan warga untuk ikut pawai keliling jalan desa
Kemunculan hewan raksasa dalam pawai budaya dan kearifan lokal bukan suatu yang membahayakan bagi masyarakat tapi dinilai sebagai ajang kreativitas warga dan menjadi hiburan bagi para pengguna jalan raya yang kebetulan melintas di jalan poros Surabaya -Gresik lewat arah kecamatan Menganti.
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM ACARA SEDEKAH BUMI
1. Menanamkan rasa  syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
2. Munculnya kreativitas warga dalam berkarya membentuk model tumpengan
3. Kerjasama dan gotong royong
4. Melestarikan budaya masyarakat agar tidak punah dimakan zaman.
5. Tumbuhnya berbagai kesempatan dalam bidang ekonomi sosial dan budayaÂ
Madrasahku, 12 OKTOBER 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H