Duel antara Timnas Indonesia dengan Malaysia tadi malam berakhir dengan kemenangan Malaysia dengan skor yang cukup mencolok yaitu 5-1.Â
Bagi Indonesia, kesempatan untuk lolos ke putaran final sebagai juara grup pupus meski awalnya cuma butuh hasil imbang. Saat ini, Timnas Indonesia bersaing di jalur runner up terbaik untuk menentukan nasib ke putaran final.Â
Hanya enam tiket yang diperebutkan dari 10 kontestan yang bersaing di jalur runner up terbaik. Masalahnya, situasi ini tidak menguntungkan buat Indonesia.Â
Sebab, selisih gol lawan Guam dan Palestina tidak akan dihitung. Hal itu berarti selisih gol 16-0 yang didapat Indonesia dari dua laga tersebut akan hilang. Hal itu terjadi lantaran jumlah tim di tiap grup tidak sama.Â
Ada grup yang berisi lima tim, empat tim, dan tiga tim. Dengan jumlah tim yang tidak seragam, duel lawan dua tim terbawah di grup yang berisi lima tim tidak akan dihitung. Sedangkan di grup yang berisi empat tim, duel lawan tim terbawah juga tidak dihitung. Semua ditujukan untuk menyeragamkan jumlah pertandingan di tiap grup.
Bagi skuad Timnas Garuda U-17, mulai dari offisial, pelatih, pemain mengalami masalah kejiwaan yang mengkhawatirkan karena mereka saat ini sedang menunggu nasib yang belum jelas, serta menggantungkan hasil dari pertandingan tim lain, akibatnya mereka mengalami gejala stress.
Ada beberapa faktor kejiwaan yang dialami oleh para pemain Indonesia saat menghadapi Malaysia dan sesudah mengalami kekalahan yang menyebabkan mereka tidak bisa menentukan nasibnya sendiri.
1. Menganggap timnya sudah super ketika berhasil mengalahkan 3 tim sebelumnya yaitu Guam, Uni Emirat Arab dan Palestina sehingga lupa dengan lawan terakhir yang justru menjadi lawan terberat yaitu Malaysia dan terbukti kalah dengan skor 1-5
2. Berpatokan cukup seri melawan Malaysia sudah cukup bisa menjadi juara grup dan lolos ke babak final piala Asia U-17, ini yang menjadi awal kekalahan mental pemain Indonesia saat menghadapi Malaysia karena sudah menganggap Malaysia hanya bisa bermain seri dengan Indonesia.
3. Bima Sakti selaku Pelatih lupa dengan meminta restu orang tua pemain, karena tidak bisa menghadirkan ke stadion akibat sanksi FIFA, mestinya Bima Sakti melakukan zoom meeting dengan orang tua pemain untuk meinta doa restu seperti saat Indonesia Juara Piala AFF U-17 Agustus 2022.
4. Sebelum masalaah kejiwaan pemain Timnas U-17 lebih mengkhawtirkan maka yang perlu dilaakukan oleh Bima Sakti adalah
 a. mengajak seluruh pemain dan offisial untuk instropeksi dan muhasabah diri
 b. menenangkan pemain dengan mengajak berdoa bersama, berkegiatan bersama dan refreshing bersama
 c. menenangkan pemain bahwa setiap pertandingan kalah dn menang itu biasa
 d. meminta pertolongan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa untuk memberikan jalan terbaik menghadapi situasi yang serta tidak menentu ini
 Kota Pudak, 10-10-2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H