Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru di MTsN 4 Kota Surabaya sejak tahun 2001
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka membaca dan menulis apa saja untuk dibagikan kepada orang lain dengan harapan bisa memahami dan mengerti kalau mau menerapkan apa yang ditulis

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Meneladani Rasulullah dalam Berhaji

8 Oktober 2022   16:33 Diperbarui: 8 Oktober 2022   16:55 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

             Buku Pak Guru Menjadi Tamu Allah merupakan kisah perjalanan penulis saat melaksnakan ibadah haji 

Salah satu rukun Islam adalah Berhaji bila mampu. Ibadah haji merupakan ibadah fisik yang harus diikuti oleh jamaah haji mulai dari wukuf di Arofah, Mabid di Muzdalifah, tinggal di Mina selama 4 hari untuk melakukan lempar jumrah, aqobah , wustha dan ula, kemudian dilanjutkan dengan umrah wajib di Masjidil Haram.

Dimulai dengan tawaf mengelilingi Kakbah tujuh kali putaran, perjalanan Sai antara bukit Shafa dan Marwah selama 7 kali, dan tahalul yaitu menggunting rambut di kepala minimal 3 helai rambut.

Namun dalam pelaksanaannya Ibadah haji merupakan ibadah yang rumit dan memerlukan pengaturan yang prima oleh Pemerintah Arab Saudi selaku penanggung jawab dua kota suci yaitu Makkatul Mukaromah dan Madinatul Munawaroh.

Pembatasan jamaah saat puncak ibadah haji akan berimbas pada pembagian kuota jamaah masing-masing negara yang memiliki penduduk muslim.

Selama ini kuota haji tiap negara adalah 1 persen dari Jumah penduduk muslim dalam negara itu, Indonesia setiap tahun sebelum adan covid-19 mendapat kuota sekitar 210.000 jamaah dari sekitar 210 juta penduduk muslim di Indonesia.

Selama Covid, 2020 dan 2021 hanya ada puluhan jemaah haji Indonesia yang bisa berhaji itupun atas Undangan dari Raja Arab Saudi.

Tahun 2022 kouta haji Indonesia sekitar 106.ooo (50 persen dari biasanya) karena masih ada pembatasan akibat Covid-19 masih belum selesai, semoga tahun 2023 kuota haji Indonesia bisa kembali normal di angka 210-220 ribu tiap tahunnya.

Tahun 2016 penulis bersama istri mendapatkan panggilan Allah SWT untuk melaksanakan ibadah haji, setelah menunggu hampir 7 tahun sejak mendaftar di tahun 2009, tahun ini masa tunggu jemaah haji Indonesia hampir 35 tahun.

Tentu kesempatan berhaji penulis laksanakan dengan sebaik-baiknya dengan bimbingan dari pembimbing KBIH Bryan Makkah Surabaya, yaitu KH. Imam Chambali, KH. Syukron Jazilan dan KH. Warto Habib bersama 245 jamaah dari KBIH Bryan Makkah saat iru.

Kebetulan kami berangkat pada gelombang 2 sehingga langsung menuju Makkah, untuk melaksanakan Ibadah haji, umrah, ziarah ke tempat-tempat yang bersejarah, seperti Masjid Jin dan Masjid Pohon di Makkah, Masjid Terapung di Laut Tengah kota Jeddah, Masjid Qishos dan Masjid Quba, ke pemakaman Ma'la di Makkah dan beberapa tempat lainnya.

Dokpri
Dokpri

                                                                   Kenangan penulis bersama istri di Masjid terapung di Jeddah 

Sepuluh hari menjelang kepulangan kami ke Indonesia, rombongan menuju ke kota Rasulullah yaitu Madinatul Munawaroh, di sanalah Rasulullah bersama keluarga dan sahabatnya mengembangkan Islam, melakukan penaklukan ke wilayah-wilayah non muslim, berdagang, mengurus pemerintahan, dan tentunya mengajari umat Islam secara kaffah di Madinah.

Para jamaah haji Indonesia wajib untuk melaksanakan ziarah dan beribadah di Masjid Nabawi yang dikenal dengan sholat arbain atau sholat wajib 40 waktu (8 hari) terus menerus berjamaah di masjid Nabawi.

Dokpri
Dokpri

                                                          Kenagan penulis di Masjid Nabawi dengan payungnya yang luar biasa 

 Selain ziarah ke makam Rasulullah dan dua sahabatnya yaitu Abu Bakar dan Umar yang berada di kompleks masjid Nabawi, jamah bisa beribadah di Roudhoh atau taman surga yang letaknya berada diantara makam Rasulullah dengan Mimbar tempat Rasulullah melaksanakan khutbah di Masjid Nabawi.

Semua kegiatan haji dan umrah telah diajarkan oleh Rasulullah bersama para sahabat, kemudian turun kepada tabiin, tabiin dan ulama, sampai kepada kita. Dasarnya adalah Al quran dan sunnah.

Perintah mengerjakan Ibadah Haji turun pada tahun ke-6 Hijriyah, saat itu juga Rasulullah berangkat dengan ribuan sahabat menuju ke Makkah, namun kemudian dalam sejarah terjadi peristiwa penghadangan dan Ibadah haji Rasulullah baru terlaksana pada tahun ke -10 Hijriyah yang dikenal dengan haji Wada yang merupakan satu-satunya haji yang dilaksanakan oleh Rasulullah selama hidupnya.

Jadi kalau kita mampu berjai berkali-kali akan lebih baik kalau biaya yang kita miliki digunakan untuk memberangkatkan haji orang-orang terdekat kita orang tua, anak, saudara, keraabat, atau guru-guru kita juga mungkin tetangga yang mungkin tidak mampu secara ekonomi kita bantu biaya haji mereka. Karena kewajiban haji hanya sekali seumur hidup, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun