Â
Baru sepekan digaungkan tentang konversi kompor listrik sebagai pengganti kompos gas elpiji, tapi PLN akhirnya membatalkan penggunaan kompor listrik untuk mengganti kompor gas.
Banyak kepentingan dan tendensi politik yang mempengaruhi batalnya progam yang konon kata Dirut PLN akan menghemat pengeluaran sampai trilyunan rupiah bila konversi kompor gas dan kompor listrik ini diberlakukan.
Ada  beberapa alasan yang mendasar tentang batalnya kompor listrik mengganti kompor gas
1. Dirut PLN bukan yang paling berwenang dalam hal kebijakan energi karena di atasnya ada menteri yang menangani, sementara Dirut PLN hanya sebagai eksekutor kebijakan menteri ESDM
2. Uji coba yang dilakukan di Solo dan Bali dengan ratusan ribu kompor listrik belum terukur secara matematis keunggulannya dibandingkan dengan kompor gas.
3. Penggunaan kompor listrik akan mengganti peralaatan dapur yang sesuai dengan jenis panas yang dihasilkan kompor listrik, sudah kompornya harganya mahal, peralatan masak untuk kompor listrik juga amat mahal
4. Pengguanaan kompor listrik tidak bisa digunakan untuk memasak dengan volume besar, sperti untuk kepentingan hajatan, syukuran atau acara yang membutuhkan banyak konsumsi yang harus di masak, karena fisik kompor listrik kecil dan ringkih tidak cocok untuk keperluan masak besar.
5. Daya listrik saat menyalakan kompor listrik sekitar 1.200 Watt ini sangat besar bagi kalangan menengah ke bawah karena kapasitas listrik mereka hanya 450 - 900 Watt
6. Kompor listrik tidak cocol digunakan pengusaha makanan keliling, karena dia akan bingung akan mencolokkan listrik di mana saat berjualan makanan dan minuman keliling ..
7. Pengguna kompor listrik pasti di rumah tetap membuituhkan kompor gas, sehingga tidak efektif karena ada dua kompor yang berbeda sumber energinya, justru terjadi pemborosan dalam hal biaya.
Jadi untuk sementara konversi kompor listrik untuk mengganti kompor gas dihentikan dulu, karena justru akan membingungkan dan membebani rakyat dengan banyaknya pengeluaran baru, sementara harga-harga kebutuhan pokok terus naik seiring kenaikan harga BBM awal September ini.
Madrasahku, 30 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H