Mohon tunggu...
Hajar Dwi Winahyu
Hajar Dwi Winahyu Mohon Tunggu... -

Indonesia hebat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review film “RUSH”: Musuh yang Hebat Lebih Berguna Daripada Teman yang Bodoh

22 Januari 2014   10:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:35 5827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat melihat poster film Rush, rasanya saya tidak akan menyukai film ini. Poster dengan gambar yang datar dan miskin fantasy.

Saat mengetahui bahwa film ini tentang Lomba balap formula 1, tambah makin tak tertarik saya untuk menontonnya. Bayangan bahwa cerita film akan biasa saja dan berakhir dengan kemenangan sang juara setelah berusaha mengalahkan musuhya yang jahat dengan penuh perjuangan dan berdarah-darah, langsung hinggap di kelapa.

Namun saat melihat sinopsis dan trailernya, pendapat saya berubah. Apalagi, saat menyadari, bahwa film ini diangkat dari kisah nyata. Disutradarai oleh Ron Howard, yang dua filmnya ( beautiful mind dan da vinci code ) sangat apik sekali, maka, saya yang awalnya tidak tertarik, jadi kepincut setengah mati untuk menontonnya.

Reaksi

Pendapat saya setelah melihat film ini : Fantastis, meski tak ada kisah romance yang mengharu biru dan spesial efek penuh ledakan sembari memacu mobil kencang ala transformer, film ini sangat brilian.

Ceritanya sangat menarik. Tidak berakhir seperti yang saya duga. Ini adalah film tentang balapan yang berbeda.

CERITA

Awal fim dibuka dengan suasana sirkuit German Grand Prix, Nuburgring 1 Agustus 1976 yang gelap dan basah. Mendung tebal menggantung, serta terdengar rentetetan gemuruh suara petir yang menyiutkan nyali para pembalap yang bersiap memacu mobil Formula 1-nya. Hujan deras sepertinya akan turun dan akan membuat lintasan yang terkenal maut itu, semakin membahayakan.

Di tiap musim, 25 pembalap mengikuti Formula 1 dan tiap tahun 2 pembalap mati.

Melihat kondisi lintasan yang tak mendukung, apakah lomba kemudian dibatalkan? Adegan kemudian berlanjut pada deru raung suara mesin yang memekakkan telinga, kendaraan mobil formula yang berjejer siap melesat dan para umbrella girl yang berlarian menepi ke pinggir lapangan. Keputusannya : perlombaan tetap dilanjutkan.

Energi Benci

Niki Lauda ( Daniel Bruhl ) melihat James Hunt ( Chris Hemsworth ) sebagai pesaingnya. Seorang  play boy, gemar pesta, egois, tidak disiplin dan suka hura-hura. Sebagai seorang yang tidak suka dikalahkan, Niki Lauda yang serius, jenius mesin, fokus serta terencana, merasa bahwa mengalahkan James Hunt bukan pekerjaan yang sulit.

Musim berjalan dan pertandingan demi pertandingan di lintasan sirkuit Formula 1 dilewati Niki Lauda dengan akhir menggembirakan.  Ia langganan naik ke podium sebagai yang tercepat.

Gelar juara di tahun itu sepertinya hanya masalah waktu untuk ia menangkan.

Namun, kejadian di Nuburgring, membuat semuanya berantakan.

Niki Lauda yang ragu mengikuti lomba karena lintasan basah dan cuaca tidak mendukung, akhirnya “terpaksa” tetap mengikuti lomba hingga berakhir dengan kecelakaan maut. Mobilnya oleng, menabrak pembatas lintasan hingga hancur berkeping-keping dan musnah dilalap api. Ia terbakar hidup-hidup di dalam kokpit.

Di rumah sakit ia terbaring tak berdaya, kulit wajahnya  ( bagian atas ) rusak hingga harus mentransplatasi kulit di pahanya.

Sepeninggal Niki Lauda yang sedang terkapar tak berdaya di RS, James Hunt tak tersaingi. Ia menguasai lintasan dan pertandingan demi pertandingan ia menangi. Poin demi poin ia kantungi, hingga harapan memenangkan musim, yakin akan ia raih.

Dramatis

Pada hari diadakan lomba itu semuanya biasa saja. Bagi James Hunt, ia akan memacu mobil formulanya secepat mungkin dan memenagkan lomba seperti yang sudah-sudah. Namun riuh suara penonton tidak tertuju kepadanya. Sorot kamera tidak mengarah kepadanya. James Hunt keget, saat mengetahui, Niki Lauda sudah kembali ke balik kemudi, bersiap mengkuti perlombaan. Niki Lauda yang 6 minggu lalu hampir mati, kini kembali dan siap lagi melesat dengan kuda besinya.

Come back Niki Lauda sangat brilian. Ia bisa mengakhiri lomba, bahkan finish pada urutan ke empat. Sangat luar biasa, apalagi diketahui bahwa lukanya belum sembuh total. Ia masih punya luka bakar di kepala, dan mengenakan helm membuatnya menjerit kesakitan. Ia beteriak, meraung dan tersiksa, namun energi benci, yang tak mau melihat James Hunt memenangkkan musim membuatnya memaksakan diri menahan derita.

Niki Lauda mengutuk hari-hari tak berdayanya di rumah sakit. Ia memang menyalahkan James Hunt atas kecelakaanya. Di hari itu, Niki Lauda sebenarnya sudah mengusulkan bahwa perlombaan di Nuburgring sebaiknya dihentikan. Ia mengumpulkan para pembalap dan meminta dukungan agar lomba dapat diganti jadwalnya. Cuaca tidak mendukung, apalagi lintasan Nuburgring, terkenal maut dan sering menyebabkan kecelakaan. Malangnya, James Hunt, yang juga ikut dalam forum itu, memprovokasi pembalap lain agar lomba tetap dilanjutkan.

Ending Yang Memukau

Musim belum berakhir dan Niki Lauda mulai menyusul ketinggalanya. Kemenangan demi kemenangan ia raih, dan poin-poin ia kumpulkan. Obsesinya memenangkan musim kembali pada jalurnya, dan menggagalkan James Hunt sebagai juara semakin mendekati kenyataan.

Hingga pada balapan terakhir di Tokyo yang menentukan gelar juara di musim itu, semuanya ditentukan.

Niki Lauda bersiap adu kencang melawan James Hunt. Pemenangnya, ialah sang juara musim itu. Niki Lauda sudah tak lagi trauma lepas kecelakaan, dan ia sudah kembali garang di balik setir kemudi. Semuanya sempurna bagi Niki Lauda. Hingga saat mesin sudah dijalankan dan balapan hendak dimulai, mendung tebal kembali datang. Niki Lauda bimbang. Ia ingat pada lomba di Nurunbring, saat pada kondisi yang sama, mengakhirinya dengan kecelakaan hebat nan mematikan. Mustahil menunda lomba. Hak siar TV sudah dijual dan semua mata penonton sudah haus menanti pertandingan antar dua pembalap hebat itu di pinggir lintasan.

Hingga akhirnya, sebuah keputusan yang tak diduga-duga dilakukan oleh Niki Lauda. Sebuah hal yang membuat penonton tercengang, mengakhiri film ini dengan anti-klimaks.

Pesan

Jangan membayangkan akhir cerita, tertuju pada siapakah yang akan memenangkan musim dan akhir persaingan antara Niki Lauda dan Jemes Hunt. Hakekat film ini tidak terletak pada hal itu. Penonton akan dbuat terpukau, bagaimana sang sutradari mengakhir film ini dengan cara yang halus, tidak memuncak namun berakhir pada satu kesimpulan yang bagus.

Tentu penterjemahan maksud dari film ini akan berbeda-beda pada tiap individu yang menyaksikan, namun satu hal yang bisa disimpulkan dari film ini, bahwa persaingan itu bagus dan gigih berjuang, walau beresiko pada kematian untuk memenangkan sebuah kompetisi, itu sangat layak untuk dijalani.

Ada banyak sekali pesan yang bisa saya pelajari disini. Namun satu yang paling berkesan adalah saat Niki Lauda, bercerita :

Saya sangat membenci sekali orang ini ( James Hunt ) lalu seorang dokter di rumah sakit yang merawatnya mengatakan :

“berhenti berfikir bahwa punya musuh dalam hidup adalah kutukan, itu juga bisa jadi berkat. Orang bijak mendapat banyak manfaat dari musuhnya daripada temannya yang bodoh”

Sungguh pesan yang luar biasa bukan.

Banyak sekali hal hebat dari film ini, beberapa hal ini adalah opini saya :

  • Meski saya tidak paham balap formula 1, saya masih bisa menikmati dan ikut terbawa emosi perlombaan.
  • Pemainnya mampu menghidupkan karakter dengan brilian
  • Setting pada tahun 197o-an dibangun dengan sempurna
  • Based on true story, dan karakter aslinya rupanya mirip dengan karakter yang ada di film.
  • Kisah romancenya tidak berlebihan dan membaur apik pada jalan cerita film.
  • Cerita tentang betapa hebatnya efek sebuah persaingan. James Hunt memohon-mohon kepada Mc Laren untuk bisa dimasukkan ke dalam timnya karena hanya dengan kendaraan itu, ia bisa menandingi kecepatan Ferrari tunggangan Niki Lauda
  • Saat terkapar di RS, Niki Lauda begitu bersemangat untuk sembuh, sampai-sampai ia nekat meminta dokter menghisap habis kotoran sisan kecelakaan di paru-parunnya sekali hisap (seharusnya dilakukan bertahap hari demi hari ) meski itu membuatnya sakit yang teramat sangat, hanya agar bisa segera sembuh dan kembali ke lintasan : untuk mengalahkan James Hunt.

Mengakhiri tulisan ini, silahkan cek link berikut, sangat inspiratif dan luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun