Refleksi: Menguatkan Nilai-nilai Pancasila dalam Pendidikan Abad ke-21
Pendidikan merupakan fondasi pembentukan karakter dan identitas bangsa. Dalam konteks Indonesia, Pancasila menjadi landasan filosofis yang memandu pembangunan pendidikan. Namun, tantangan dalam menghayati Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia serta perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan abad ke-21 masih dihadapi.
1. Â Tantangan Menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia:
Tantangan dalam menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia serta perwujudan Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan abad ke-21 sangatlah beragam dan kompleks. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi:
a. Globalisasi dan Pengaruh Budaya Asing: Era globalisasi membawa arus informasi dan budaya dari berbagai belahan dunia, yang dapat mempengaruhi persepsi dan pemahaman generasi muda tentang nilai-nilai Pancasila. Pengaruh budaya asing yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila dapat membingungkan dan bahkan menggeser pemahaman mereka tentang identitas bangsa.
b. Polarisasi dan Konflik Sosial: Perbedaan pandangan, kepentingan, serta konflik sosial di masyarakat dapat menimbulkan ketegangan yang mengancam persatuan dan keberagaman yang dijunjung tinggi dalam Pancasila. Polarisisasi ini bisa menciptakan kesenjangan antar kelompok masyarakat dan mengurangi rasa solidaritas serta persatuan.
c. Kurangnya Pendidikan Nilai: Pendidikan formal seringkali kurang memberikan penekanan yang cukup pada nilai-nilai moral dan etika, termasuk nilai-nilai Pancasila. Beberapa institusi pendidikan lebih fokus pada pengembangan keterampilan akademis tanpa memberikan perhatian yang memadai pada pembentukan karakter siswa.
d. Tantangan Teknologi dan Media Sosial: Teknologi dan media sosial memberikan akses yang luas terhadap informasi, tetapi juga memperkuat peran dalam penyebaran informasi yang tidak akurat atau bahkan berlawanan dengan nilai-nilai Pancasila. Isu-isu radikalisme dan intoleransi seringkali berkembang pesat di dunia maya.
e. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi: Kesenjangan sosial dan ekonomi dapat menciptakan ketidaksetaraan dalam akses pendidikan yang berkualitas. Siswa dari latar belakang ekonomi rendah mungkin memiliki akses terbatas terhadap pendidikan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila.
f. Kurangnya Pemahaman tentang Pentingnya Pancasila:Sebagian masyarakat mungkin tidak sepenuhnya memahami pentingnya Pancasila sebagai fondasi dan identitas bangsa Indonesia. Kurangnya pemahaman ini dapat menyebabkan penurunan apresiasi dan penghargaan terhadap nilai-nilai Pancasila.
Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, penting untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk memperkuat penghayatan Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia. Ini termasuk peningkatan pendidikan nilai-nilai Pancasila di sekolah, pelibatan aktif masyarakat dalam mendukung pendidikan yang berpihak pada peserta didik, dan penerapan teknologi yang bijak untuk mempromosikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas).
 Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia mencerminkan landasan filosofis negara yang memandu pembangunan bangsa. Ini mencakup nilai-nilai dasar seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Sebagai identitas bangsa, Pancasila menjadi perekat yang mempersatukan keberagaman sosial, budaya, dan agama di Indonesia.
Dalam konteks pendidikan abad ke-21 di ekosistem sekolah, perwujudan Pancasila dan Profil Pelajar Pancasila memiliki peran penting dalam menciptakan pendidikan yang berpihak pada peserta didik. Berikut adalah beberapa cara di mana Pancasila dan Profil Pelajar Pancasila tercermin dalam ekosistem sekolah:
a. Integrasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kurikulum: Sekolah memperkenalkan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulumnya, baik melalui mata pelajaran khusus Pancasila maupun dengan mengintegrasikan nilai-nilai tersebut ke dalam mata pelajaran lain. Misalnya, dalam pembelajaran sejarah, siswa mempelajari perjuangan bangsa Indonesia dalam merealisasikan nilai-nilai Pancasila.
b. Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila: Sekolah tidak hanya memberikan pengetahuan akademis kepada siswa, tetapi juga membentuk karakter mereka sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, ceramah, dan pembinaan oleh guru dan staf sekolah, siswa diberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya memiliki karakter yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
c. Â Partisipasi Demokratis Siswa: Sekolah memberikan ruang bagi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sekolah. Misalnya, melalui pembentukan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) atau forum diskusi siswa, siswa diajak untuk berkontribusi dalam merancang kegiatan dan kebijakan sekolah, sesuai dengan prinsip demokrasi dalam Pancasila.
d. Budaya Sekolah yang Menghargai Kebinekaan: Sekolah menciptakan lingkungan yang inklusif dan menghargai keberagaman sosial, budaya, dan agama. Dalam lingkungan yang seperti ini, siswa diajarkan untuk menghormati perbedaan dan memahami bahwa keberagaman adalah kekayaan bangsa Indonesia, sesuai dengan prinsip Persatuan Indonesia dalam Pancasila.
e. Pengembangan Keterampilan Abad ke-21: Selain nilai-nilai moral, sekolah juga membantu siswa mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti kritis berpikir, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Namun, dalam pengembangan keterampilan ini, sekolah tetap menekankan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan yang mengarah pada pembentukan warga negara yang bertanggung jawab dan berkepribadian unggul.
Melalui langkah-langkah ini, sekolah menjadi wahana utama dalam mewujudkan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia serta Profil Pelajar Pancasila. Dengan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi, pendidikan abad ke-21 di ekosistem sekolah dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk generasi muda yang cinta tanah air, memiliki karakter yang kuat, dan siap menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI