"Menguak Identitas Manusia Indonesia melalui Lensa Pancasila: Sebuah Refleksi Mahasiswa"
Sebagai mahasiswa yang peduli terhadap keberagaman dan identitas bangsa, saya merenungkan betapa pentingnya penghayatan nilai-nilai Pancasila dalam membentuk karakter dan sikap positif dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam refleksi ini, saya ingin menyoroti dua aspek penting: observasi kritis terhadap tanda dan simbol di ekosistem sekolah, serta bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila memperkuat identitas manusia Indonesia.
Observasi Kritis dalam Ekosistem Sekolah:
Dalam upaya memahami identitas manusia Indonesia, observasi kritis terhadap tanda dan simbol di lingkungan sekolah menjadi penting. Saya melihat bahwa di sekolah yang saya tempati untuk pelaksanaan kegiatan PPL 1 yani SDN Gebang 04 Jember, terdapat beragam simbol dan tanda yang mencerminkan semangat kebersamaan, toleransi, dan persatuan. Mulai dari ornamen-ornamen kelas setiap kelas mengacu pada identitas daerah-daerah di Indonesia yang menggambarka n keberagaman suku dan budaya di Indonesia, hingga kegiatan-kegiatan seperti perayaan hari besar kebangsaan yang dilakukan secara meriah. Selain itu, proses pembelajaran juga turut memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman tentang identitas manusia Indonesia. Melalui kegiatan seperti diskusi, proyek kolaboratif, dan pelajaran agama, siswa diajak untuk memahami dan menghargai perbedaan serta merangkul keragaman yang ada di antara mereka.
Penghayatan Nilai-Nilai Pancasila:
Penghayatan nilai-nilai Pancasila di sekolah menjadi pondasi utama dalam memperkuat identitas manusia Indonesia. Setiap butir sila dalam Pancasila tidak hanya diajarkan sebagai konsep, melainkan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
a. Ketuhanan yang Maha Esa: Melalui kegiatan berdoa dan pembelajaran agama, siswa diajak untuk menghargai dan menghormati keyakinan agama satu sama lain.
 Â
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab: Tidak adanya diskriminasi dan perlakuan tidak adil di antara siswa, serta budaya saling membantu dan menghormati merupakan cerminan dari kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia: Penggunaan bahasa nasional, pengenalan dan menghargai keberagaman budaya, serta kerjasama antar siswa dari berbagai latar belakang suku dan agama adalah bukti nyata dari persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan: Siswa diajarkan untuk menghargai pendapat orang lain, berdiskusi secara terbuka, dan menghormati keputusan bersama.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: Semangat gotong royong, partisipasi dalam kegiatan sosial, dan menjaga ketenangan lingkungan adalah manifestasi dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Melalui pengamatan kritis terhadap ekosistem sekolah dan penghayatan nilai-nilai Pancasila, saya semakin yakin bahwa pemahaman tentang identitas manusia Indonesia bukanlah sekadar konsep, melainkan sebuah komitmen nyata untuk merangkul keberagaman dan memperkuat persatuan sebagai bangsa yang majemuk. Sebagai mahasiswa, saya berkomitmen untuk terus menjaga dan menguatkan identitas bangsa ini, serta turut berperan dalam membangun Indonesia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H