Mohon tunggu...
Hajar Qurro
Hajar Qurro Mohon Tunggu... Wiraswasta - one of a kind, H2+02 = HOHO

~aku pendiam kalo lagi diam ~hidup itu pahit makanya tambahin gula ~aku hanyalah pendosa begitupun yang baca ~akun ini gak jelas, sama kaya hubungan kamu sama dia ~sering update diri sendiri hajarquroquro@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan PR di Era Digital

6 Juli 2024   09:09 Diperbarui: 6 Juli 2024   09:46 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam kehidupan manusia mengalami perubahan yang sangat cepat. Dulu, kita berada pada era analog, segalanya dilakukan secara manual pesan di sampaikan dari surat menyurat hingga berkembang pesat sampai bisa mengirim surat elektronik atau email. Saat ini kita semua sudah memasuki era digital. Era digital adalah pemanfaatan teknologi dilakukan secara maksimal, hampir semua aktifitas sehari-hari menggunkan teknologi digital.

Dosen fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara, Yugih setyanto mengatakan bahwa perubahan teknologi juga mempengaruhi profesi Public Relations (PR). Tugas PR semakin dimudahkan dalam melakukan tugasnya, terutama untuk menambah relasi dan membangun reputasi serta berkomunikasi dengan masyarakat melalui website maupun social media.


“Di era jejaring social kita tidak perlu media (massa) lagi bisa memanfaatkan media online jadi kita bisa langsung berkomunikasi dengan masyarakat,” jelas Yugih.

selain itu teknologi juga memberikan perusahan merespon isu lebih cepat, memantau perkembangan bagaimana perusahaan bisa meningkatkan interkasi lebih banyak serta menyebarkan informasi lebih efektif.


Dengan adanya kemudahan tersebut, timbul kasus baru yaitu tantangan yang harus di hadapi oleh PR di era digital saat ini yakni kredibiltas kinerja menyampaikan informasi dan reputasi perusahaan yang harus lebih meningkat dan dipertahankan. Masyarakat belum tentu langsung percaya atas informasi yang telah disampaikan karena tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media social masih cukup rendah. Keterbukaan informasi di media social dan website juga memungkinkan semua orang ikut menjadi partisipan yang bisa memberikan berkomentar negatif dan positif  mengenai suatu masalah dalam perusahaan. Hal tersebut tentu berdampak pada reputasi perusahaan itu sendiri.


Untuk bisa lebih eksis dalam era digital, menurut Yugih PR harus bisa beradaptasi terhadap perilaku dan perkembangan teknologi dan juga tetap memperluas pergaulan di media social.

*) Hajar Qurrota A'yun , penulis adalah Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun