Mohon tunggu...
Hajar Almasah Ayu Ghiffari
Hajar Almasah Ayu Ghiffari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional -Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

suka membaca buku dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keberhasilan Yamashita dalam Mengobati Sentimen Buruk China terhadap Jepang

28 Maret 2023   09:18 Diperbarui: 28 Maret 2023   09:29 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yamashita Tomohiro. (Pr Times)

Dia juga berbagi pengalaman perjalanannya yang tidak biasa yang mencakup daerah-daerah yang kurang dikenal di Jepang, mempromosikan ekowisata berkelanjutan, dan mendorong pertukaran budaya.

Pada awalnya, Yamashita mengetahui dari media Jepang bahwa banyak banyak sekali orang China yang tidak menyukai orang Jepang. Setelah 5 tahun pindah ke China, Yamashita mulai fasih berbahasa China dan mempunyai "different understanding" mengenai China. Ia yakin bahwa image buruk orang China terhadap orang Jepang dapat berubah karena banyak anak-anak muda yang penasaran dengan negara tetangganya. "Yes, many Chinese people don't like Japan. But later I learned that even though they hate politicians, many young people here are very interested in learning about their counterparts in Japan. They just don't have access to that kind of information." Hal tersebut yang memotivasi Yamashita untuk membuat konten kebudayan jepang di platform China.

Berdasarkan data, mayoritas pengguna Bilibili adalah anak-anak muda yang memiliki rasa penasaran tinggi dan gemar mengunjungi platform video. karena itu, Bilibili dipilih Yamashita sebagai platform untuk mewujudkan mimpinya.

Terkait konten yang diunggah Yamashita, ternyata banyak pengguna muda Tionghoa yang memiliki pendapat baik dan positif tentang Yamashita. Mereka mewakili orang-orang muda Tionghoa dalam semangat belajar tentang budaya baik dekat maupun jauh, dalam dan luar negeri. Selain itu, mereka juga dengan tulus memuji blogger asing termasuk Yamashita di situs Bilibili karena kecerdasan dan orisinalitas mereka. 

Di sisi lain, Yamashita juga terkejut oleh antusias para anak muda di China mengenai Japanese popular culture. Bahkan pada saat sesi wawancara dengan Global Times, Yamashita pun memuji para pengguna muda Bilibili karena cerdas dan logis, sering memberikan umpan balik yang berwawasan pada videonya, dan memiliki kapasitas yang kuat untuk mempelajari hal-hal baru. "They learn very fast. Although those who do not leave campus often lack certain social skills, they are more confident than Japanese people and possess relatively mature thoughts."

Melalui videonya, Tomohiro Yamashita telah berhasil menjembatani kesenjangan antara China dan Jepang dengan berbagi pengetahuan dan pengalamannya tentang budaya Jepang, terhubung dengan orang-orang dari berbagai usia, wilayah, dan kebangsaan, dan dengan mematahkan stereotip tentang Jepang. 

Dia telah berhasil meningkatkan hubungan antara China dan Jepang. Terlepas dari masa lalu antara Jepang dan China yang penuh gejolak dan ketegangan kedua negara akhir-akhir ini. Ia yakin konten video tersebut mewakilkan sentimen yang sama antara kaum muda di China dan Jepang. Para generasi muda percaya bahwa kepentingan dan pemahaman bersama lebih penting daripada antagonisme.

Konten Tomohiro Yamashita di Bilibili adalah contoh yang sangat baik tentang bagaimana komunikasi lintas budaya dapat menumbuhkan pemahaman dan apresiasi antara budaya yang berbeda. Dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan pribadinya, dia telah membantu meruntuhkan penghalang antara China dan Jepang, dan telah menciptakan dampak positif pada persepsi generasi muda tentang budaya Jepang.

Secara keseluruhan, upaya Tomohiro Yamashita di Bilibili telah berkontribusi pada tumbuhnya hubungan yang lebih kuat dan positif antara Tiongkok dan Jepang melalui komunikasi lintas budayanya. Kesediaannya untuk berbagi pengalamannya melalui penggunaan video telah memungkinkan kedua budaya untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman yang lebih baik tentang adat dan tradisi masing-masing, yang pada akhirnya mendorong perdamaian dan kerja sama antara kedua negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun