"Bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang" ~ir. Soekarno
Intelegensi, kalian pernah dengar gak sih kata intelegensi? Atau kalian sudah tau apa itu intelegensi? Sebelum bertindak kita sebagai manusia harus memikirkan dan merencanakan apa yang akan di lakukan kedepannya. Belajar dari apa yang telah kita lalui, dari pengalaman yang kita lewati, baik pengalaman baik dan buruk. Pengalaman buruk akan menjadi pelajaran bagi kita agar lebih berhati-hati dalam bertindak dan merencanakan sesuatu kedepannya.
Lalu, apa intelegensi menurut kalian? Intelegensi adalah kemampuan seorang manusia untuk dapat berfikir abstrak, bertindak, beradaptasi, belajar dari pengalaman, dan menerapkan pengetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai masalah.
Seseorang yang berpikir terarah dan tercermin dari tindakan masalalu akan beradaptasi terhadap lingkungannya, mereka juga akan berpikir secara rasional. Lalu, apa saya sih faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi seseorang? Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi seseorang :
1. Pembawaan 2. Kematangan 3. Kebebasan 4. Pembentukan 5. Minat dan bakat Apakah intelegensi seseorang itu dapat diukur? Lalu bagaimana cara kita dapat mengukur intelegensi seseorang? Salah satu cara mengukur intelegensi seseorang yaitu dengan cara tes intelegensi.
Siapakah yang menemukan tes intelegensi tersebut? Tes intelegensi ini pertama kali ditemukan oleh seorang dokter asal Perancis yang bernama Alfred Binet dan seorang pembantunya yang bernama Simon. Dengan tes intelegensi inilah usia kecerdasan dapat diukur / ditentukan.
Sehingga kita dapat melihat perbedaan IQ (Intelligence Quotients) pada setiap orang. IQ (intelligence Quotients) adalah hasil dari dilakukannya tes intelegensi, sedangkan tes intelegensi sendiri itu termasuk konsep umum tentang pengetahuan seseorang. Ada berapakah tingkatan IQ manusia? Tingkatan IQ manusia ada 10 tingkat, yaitu : 1. Idiot, IQ 0 - 29 (IQ idiot terbilang paling rendah) 2. Imbecile, IQ 30 - 40 (dapat belajar berbahasa tetapi tidak bisa mandiri) 3. Moron / Debil, IQ 50 - 69 (mendapat pendidikan di sekolah luar biasa) 4. Kelompok bodoh, IQ 70 - 79 (susah menyelesaikan akhir masa SMP) 5. Normal rendah, IQ 80 - 89 (susah menyelesaikan akhir masa SMA) 6. Normal sedang, IQ 90 - 109 (kelompok normal atau rata-rata) 7.
Normal tinggi, IQ 110 - 119 (kelompok normal yang berada di tingkat tinggi) 8. Cerdas, IQ 120 - 129 (berhasil dalam pekerjaan sekolah / akademik) 9. Sangat cerdas, IQ 130 - 139 (faktor kesehatan, ketangkasan, dan kekuatan lebih menonjol dibandingkan anak normal) 10. Genius, IQ 140+ (kelompok ini kemampuannya sangat luar biasa.
Contoh orang-orang jenius ini adalah Edison dan Einstein) Itulah macam-macam dari IQ seorang manusia, bagaimana cra melakukan tes IQ tersebut? Biasanya petugas tes IQ akan datang ke sekolah kalian masing-masing dan di situlah para murid akan dikumpulkan dan disuruh untuk mendaftar tes IQ dengan membayar sesuai dengan tarif yang di tentukan
. Tes IQ ini tidak selalu sama hasilnya, tergantung mood kalian yang mengisinya, karena dari pengalaman saya pernah ikut ter IQ 2 kali waktu Masih duduk di bangku SMP dan SMA, disitu hasil dari tes IQ saya berbeda. Oh iya, sekarang juga ada versi modernnya biasanya di sebut dengan smart finger.
Smart finger ini dilakukan dengan tes sidik jari, disana akan dijelaskan minat dan bakat anak lalu apa prospektif kedepanya lalu si anak ini cocok untuk ke bidang apa dan lain sebagainya. Kalian pernah gak si tes IQ atau ada yang sudah pernah tes smart finger juga? Jika ada berapakah hasil tes IQ kalian?
Semoga dari kalian yang membaca artikel ini akan berhasil dan sukses mencapai cita-cita dan keinginannya masing-masing. Adakah hubungannya antara intelegensi dan presepsi? Kalau intelegensi seperti halnya seseorang yang sedang mengamati pohon lalu dia sambil menghitung dan membandingkan dari pohon satu ke pohon lainnya, sedangkan kalau presepsi seperti halnya seseorang yang mengamati pohon hanya sekedar melihat tanpa menghitung dan membandingkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H