Berbeda dengan childless, childfree ialah keputusan pasangan suami-istri untuk tidak memiliki keturunan dengan dasar pilihan (belum siap fisik/psikis/materi). Sedangkan childless ialah kondisi dimana pasangan suami-istri memiliki kendala dalam fisik sehingga benar-benar tidak bisa memiliki keturunan.
Istilah childfree masih terbilang tabu di Indonesia. Terbukti dari reaksi kurang mengenakan yang ditunjukkan kepada pasangan suami-istri yang memilih untuk childfree. Istilah childfree sudah ada sejak dulu (2015), namun tidak terbuka seperti masa kini. Di era teknologi yang semakin pesat, pasangan suami-istri bisa dengan mudah membagikan pilihannya dalam berumahtangga, berbeda dengan pasangan suami-istri dulu yang diam-diam saja.
Faktor child free masih tabu di IndonesiaÂ
1. Bertentangan dengan Agama. Dalam islam sendiri tidak ada larangan untuk childfree, namun dianjurkan untuk memiliki keturunan selagi mampu secara ekonomi, fisik, dan mental.
2. Ada yang menganggap childfree ialah tameng yang digunakan pasangan suami-istri yang berkelainan untuk menutupi keadaan mereka.
3. Bertentangan dengan slogan "Banyak Anak Banyak Rezeki". Slogan ini berdasar pada masa dimana pekerjaan masih menggunakan fisik. Contoh, keluarga yang bermata pencaharian sebagai petani membutuhkan banyak pekerjaan agar mempermudah pekerjaan saat masa panen. Sehingga keluarga dulu cenderung memiliki keturunan diatas 2 orang anak.Â
Dibalik reaksi yang diberikan masyarakat yang terbilang menghakimi, ada penyebab seseorang childfree berdasar pada beberapa faktor yang bersifat personal.
Penyebab Pasangan Suami-Istri Memilih Childfree
1. Pasangan tersebut sadar dalam memilih Keputusan child free karena merasa tidak memiliki keinginan untuk memiliki anak karena kesibukan dan tidak menginginkan ketika punya anak akan kurang kasih sayang
2. Kondisi Fisik. Kondisi yang dimiliki baik oleh pasangan suami/istri sehingga tidak memungkinkan untuk memiliki keturnan. Pasangan ini akan memilih untuk childfree, atau mengadopsi anak untuk kelanjutan rumah tangganya.
3. Finansial. Pasangan yang belum memiliki pekerjaan stabil cenderung memutuskan untuk menunda memiliki keturunan agar anak memiliki penghidupan yang cukup.