Abstrak
Tujuan penulisan artikel ini yaitu  untuk pengimplementasian gerakan literasi di sekolah dasar dengan program membaca yang menarik serta menyenangkan untuk peserta didik. implementasi gerakan literasi di sekolah jarang diterapkan  maka dari itu kita para calon guru harus kreatif dalam pelaksanaan program literasi baca untuk peserta didik. Pada tahap ini proses pembiasaan pada peserta didik masih perlu ditingkatkan . Faktor utama yaitu dalam penunjang fasilitas yang memadai antara lain perpustakaan dan buku relevan yang menarik minat anak anak. Adapun juga faktor penghambat yang dihadapi antara lain cara membaca yang monoton serta kurangnya kesadaran membaca sejak dini.
pembahasan
Masalah rendahnya literasi membaca pelajar di Indonesia bukanlah hal baru. Budaya literasi membaca masih kalah jauh dengan negara lainnya di dunia. Bahkan, Indonesia masih kalah jauh dengan negara tetangga Malaysia. Dalam kajian tentang Reading Habit and Students’ Attitudes Towards Reading: A Study of Students in the Faculty of Education UiTM Puncak Alam (Baba & Affendi, 2020) dijelaskan bahwa siswa memiliki kebiasaan dan sikap membaca yang positif. Siswa bahkan menyukai bacaan akademik seperti bahan pelajaran di sekolah dan bacaan rekreasi seperti komik dan novel.Â
Hasil kajian menunjukkan bahwa siswa menganggap kegiatan membaca dapat dilakukan secara santai tanpa tekanan. Selain itu, temuan baru dalam kajian tersebut mengungkapkan bahwa bahan bacaan digital dapat membantu meningkatkan kebiasaan membaca dan sikap positif terhadap kegiatan membaca. Hal ini justru berbanding terbalik dengan kajian-kanjian tentang kebiasaan membaca di Indonesia.
    Anak-anak berusia 7-8 tahun mengalami kesulitan yang sangat berarti dalam menangkap isi teks cerita yang dibaca. Ini adalah masalah besar dan memprihatinkan karena tanpa membaca seseorang tidak memiliki wawasan yang memadai untuk kualitas hidupnya. Penelitian yang dilakukan (Hidayah, 2017) tentang Implementasi Budaya Literasi di Sekolah Dasar Melalui Optimalisasi Perpustakaan menggambarkan implementasi literasi di sekolah dasar yang didasari pada 3 aspek utama; (1) lingkungan fisik budaya literasi; berdasarkan hasil temuan ketersediaan fasilitas penunjang fisik sangat dibatasi pada pengadaan buku bacaan sekolah.
 Buku-buku yang menarik perhatian siswa sangat minim. Lalu, koleksi buku yang terdapat di rak buku kebanyakan berasal dari sumbangan para orang tua wali, poster kampanye literasi hanya terdapat di perpustakaan, poster yang banyak dip[asang hanya tentang budaya disiplin. Perpustakaan memiliki dua orang staf dan penataan serta pelabelan buku dilakukan secara rutin; (2) lingkungan social dan afektif; terkait lingkungan social dan afektif yang menjadi penghalang meningkatnya budaya literasi antara lain penjaga perpustakawan tidak berlatar belakang sekolah pustakawan.
Lalu, pengelola sekolah berangggapan bahwa pengadaan buku sumber pembelajaran jauh lebih penting daripada buku-buku nonpelajaran. Akan tetapi, terdapat staf dari Pemkot Surabaya yang mengoptimalkan isi perpustakaan; (3) lingkungan akademik; terkait lingkungan akademik, berdasarkan temuan bahwa sangat membantu dalam mengimplementasikan budaya literasi seperti, pendampingan dilaksanakan oleh pustakawan,mahasiswa praktik, guru kelas, staf Pemkot Surabaya. Akan tetapi, guru kurang giat sebagai model literasi. Masyarakat hanya berperan dalam membentuk taman baca masyarakat.
Strategi Kegiatan Literasi Tahap PembelajaranÂ
  Strategi kegiatan literasi untuk meningkatkan minat baca peserta didik di sekolah dasar pada tahap pembelajaran adalah :
1. Pada setiap pembelajaran, ada kegiatan membaca di awal, tengah, atau menjelang akhir pelajaran.Melalui kegiatan membaca pada saat pembelajaran berlangsung, baik di awal, tengah, atau menjelang akhir pelajaran, memberikan pemahaman pada peserta didik bahwa kegiatan membaca merupakan bagian dari pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan.Kegiatan membaca menjadi sebuah hal penting untuk dilakukan peserta didik untuk memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru, termasuk membaca buku-buku pengayaan yang relevan dengan materi pelajaran tersebut. Hal ini diharapkan pamembiasakan membaca ketika belajar di rumah, dan pada akhirnya meningkatkan minat membaca peserta didik.
2. Melakukan pembelajaran yang dapat meningkatkan literasi, dengan menggunakan berbagai metode dan media seperti buku gambar, video atau pre-teks yang ditampilkan pada LCD, dan sebagainya.Pembelajaran dengan berbagai metode dan media, menjadi sebuah pengalaman belajar bagi peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Melalui media yang digunakan, peserta didik dituntut untuk memperhatikan dan membaca, sehingga merangsang minat peserta didik dalam kegiatan membaca.
3. Melakukan pembelajaran di perpustakaan pada saat-saat tertentu, baik secara periodik maupun secara insidental.
Referensi
Reading Habit and Students’
Attitudes Towards Reading: A Study of Students in the Faculty of Education UiTM Puncak Alam
(Baba & Affendi, 2020)
(Hidayah, 2017) tentang Implementasi Budaya Literasi di Sekolah Dasar Melalui Optimalisasi
Perpustakaan
JURNAL VARIDIKA Vol. 33, No. 1, 2021, pp.11-20 p-ISSN 0852-0976 | e-ISSN 2460-3953
Website: http://journals.ums.ac.id/index.php/varidika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H