Dalam sejarah dunia bangsa ini sejak dahulu terkenal ramah di dunia menjadi bangsa yang paling mudah menerima pembaharuan tanpa pandang bulu, selama masih mampu menjaga keharmonisan bangsa dalam bingkai kedamaian tanpa menimbulkan kerusakan dan menyebabkan kerugian, selama ini bangsa ini bukan hanya menerima juga turut memfasilitasi dengan gerakan non blok, meskipun hal yang demikian tersebut tidak secara terang tersurat dalam suatu aturan baku pada zaman dahulu namun telah tercatat dalam sejarah independensi penyelesaian pergejolakan bangsa-bangsa, namun hal ini dapat dipelajari sebagai kausa mutual kenapa bangsa ini terdapat beragam suku dan warna kulit dan hidup rukun serta damai?
Kita kilas balik sejarah pada zaman Nusantara jauh sebelum era kemerdekaan, disaat laksamana cheng ho dan utusan dari china masuk ke Nusantara memperkenalkan Islam dalam dunia pemerintahan dikerajaan Nusantara, serta mengenali dampak pengaruh campur tangan para pedagang di sepanjang peradaban perdagangan lintas laut yang dikenal dengan perdagangan Gujarat, dsb. sebuah kondisi yang serupa pun telah terjadi ditanah jawa dalam penyebaran Islam yang dikembangkan oleh para Wali yang dikenal dengan Walisongo [Sembilan Wali] kepada masyarakat dengan beragam cara yang menyesuaikan Budaya [culture] yang ada, sehingga pemerataan persebaran Islam secara Kultural penuh dengan warna, kita dapat menyaksikan peninggalan dan penggalan sejarah tersebut tersebar disetiap wilayah yang berbeda dan terpusat di pulau jawa, hal ini disebabkan setiap wilayah di pulau jawa memiliki budaya yang berbeda meski antar wilayah saling berdekatan antara wilayah yang satu dengan yang lainnya.
Selanjutnya bersamaan dengan perang kemerdekaan, Kedatangan Missionaris di Sumatera Utara yang merupakan strategi politik pemecah komunikasi Aceh dan padang agar terputus, pada saat itu wilayah Aceh dan padang merupakan basis besar umat Islam, bisa saja peperangan itu terjadi jika penganut Islam di Sumatera menginginkannya, namun kesadaran bahwa “Bagiku agamaku dan Bagimu Agamamu” menjadi tolak ukur bagi setiap orang untuk memilih dan bersikap, selama keduanya tidak saling menyakiti,
Kemudian kita mengingat kembali peran besar suku melayu dan para Bangsawan Tidore mengenai peranan mereka dalam penyebaran Islam yang terbagi menjadi dua wilayah Besar yakni di Kalimantan dan di Indonesia Bagian timur, kita dapat membuka kembali sejarah kedatangan Missionaris di Pulau Mansinam bersama para Tokoh Muslim dari kerajaan Ternate dan Tidore, pada saat itu orang-orang Islam yang memandu Tokoh Missionaris di tanah Papua. Hingga saat ini tanah Papua bukan hanya didiami oleh kalangan Muslim tetapi banyak masyarakat Non-muslim tinggal didalamnya, Berangkat dari hal tersebut kita dapat merefleksikan bahwa Islam di Indonesia telah membuka kedewasaan dalam bersikap pada kehidupan sehari-hari sejak dahulu kala, dalam menjaga keberagaman dinegeri ini. Maka sepantasnyalah kemerdekaan dianugerahi ALLAH SWT untuk bangsa yang damai ini,
Islam dalam sejarah Indonesia telah mampu menjadikan pendidikan moral dan intelektual anak bangsa, Umat Islam di Indonesia berperan aktif sebagai alat pendongkrak pembuka kemerdekaan bangsa ini hingga bangsa lain, melalui gagasan, pemikiran dan diplomasi Umat Islam di bangsa ini, perjalanan umat Islam di Indonesia tetap terjaga tidak mudah terkontaminasi dengan satu aliran/keyakinan serta kepercayaan lainnya, padahal Umat Islam di Indonesia telah berhadapan secara langsung dengan Ideologi-ideologi lain yang berkembang di dunia, Umat Islam di negeri ini tak pernah terkotak-kotakan apalagi terjerumus dalam konflik berkepanjangan apalagi mengenai sesuatu persoalan yang bukan merupakan konflik dinegeri sendiri,
Dari perjalanan panjang Umat islam Indonesia dan para cendikianya, Di era pra kemerdekaan seorang Lafran Pane sebagai Pendiri Himpunan Mahasiswa Islam masih dapat menyaksikan perjalanan dan pengembangan Organisasi Mahasiswa Islam pertama yang beliau dirikan, Mahasiswa Islam dinegeri ini tumbuh besar dan tetap ada hingga akhir hayat beliau, hal itu dikarenakan orang Islam masih tersedia dinegeri ini, perwujudan ke-Islaman yang telah mengakar dinegeri ini menjadi poros utama daya dukung kaderisasi mahasiswa islam bersama umat Islam lainnya dalam upaya menjaga kedaulatan bangsa dan rakyat bersama Tentara Indonesia diera agresi militer belanda ke-II, banyaknya umat Islam saat ini seharusnya menjadi daya dukung perkembangan Organisasi Islam seperti HMI sebagai Generasi Muda Islam yang modern dan kekinian dalam menjaga dan mengawal kebersamaan Indonesia sebagai Negeri madani hingga akhir hayat, dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang layak tampil dipentas dunia.
Seperti Bait pembukaan UUD 1945 “Atas berkat Rahmat ALLAH SWT” memperjelas bahwa Pancasila tidak bertolak belakang dengan Nilai Islam yang penuh kebersamaan dan kedamaian.
Masih tentang Islam di Indonesia, saat ini telah terjadi pergeseran mendasar dalam refleksi kehidupan berbangsa dan bertanah air, berkaitan dengan konflik yang ditenggarai dan terjadi di Timur tengah yakni mengenai konflik Sunni dan Syiah, yang sebenarnya dahulu kala tidak berpengaruh besar terhadap perkembangan perjalanan Umat Islam di bangsa ini, sehingga berkaitan dengan persoalan perbedaan tidak menjadi salah satu faktor disintegrasi atau pemecah belah bangsa,
Sebuah konflik dampak perjalanan panjang sejarah atas mudahnya mengakses informasi, semakin banyaknya pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan diluar negeri, hingga saat ini belajar diluar negeri masih menjadi trend Hedonis Pendidikan, menjadi salah satu Asumsi upaya Doktrin yang terbawa, dalam persebaran mindset umat, pertemuan pemikiran dalam berwacana dalam berkehidupan dan berkebangsaan dinegeri ini tak pernah menyebabkan perpecahan karena solidaritas atas kebhinekaan semenjak lahirnya Sarekat Islam dan sumpah pemuda 1928, yang menjadikan perbedaan sebagai Rahmat ALLAH SWT,
Jangan sampai bangsa ini menjadi korban sejarah peradaban bangsa lain, yang sudah jelas bukan secara langsung berkenaan dengan sejarah, perpolitikan serta budaya bangsa sendiri, terlebih buruknya negeri ini hanya dijadikan arena tanding balas dendam dan perang dingin kelompok atau bangsa lain hingga menjadikan Umat Islam dibangsa ini sebagai boneka kontak fisik sesama saudara sebangsanya sendiri. Sangat berbahaya jika sampai Bangsa ini melupakan sejarah bangsanya yang Arif dan Bijaksana, apalagi jika bangsa ini terlena akan urusan rumah tangga dan sejarah bangsa lain sehingga lupa akan pekerjaan rumah atas kondisi buruk yang terjadi di bangsa sendiri, maka permasalahan apa lagi yang akan terjadi dibangsa ini kelak?
Dalam Perspektif ke-Islaman; bahwa umat Islam janganlah Lupa akan pertalian persaudaraan sesama muslim dan muslimah, karena sesama Mukmin [islam/muslim/muslimah] itu bersaudara, padahal kita ketahui bersama bahwa terkait urusan Akhirat sebagai penentu Surga dan Neraka bukanlah Manusia baik secara individu, kelompok sekalipun manusia sekaliber Universal.