Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Perjalanan Masih Berlanjut ke Tanjungpinang (Kota Sejarah Bangsa Melayu)

22 Juni 2023   13:10 Diperbarui: 24 Juni 2023   19:46 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah Satu Jembatan di Kota Tanjungpinang. foto : kompaspedia.kompas.id

Etnis Melayu di Kota Tanjungpinang sama dengan etnis Melayu di beberapa pulau lainnya, sejauh ini saya belum melihat ada ketegangan antara suku Melayu dengan suku lain. Melayu sangat toleran dan menerima orang pendatang di tanah Melayu, kehidupan sangat rukun meskipun sebagian kecil masih menggunakan bahasa ibu dari daerah mereka masing-masing. Seperti bahasa Bugis, hokian, bahasa padang atau bahasa batak dan sebagainya. Tetapi, untuk bahasa secara dominannya, sudah terkontaminasi dengan dialek Melayu. 

Saat ini, pendidikan, kesehatan, keagaan dan juga kehidupan sosialnya menjadi indikator kesejahteraan di Kota Kota Tanjungpinang. Secara kasat mata, kita melihat kehidupan di Kota Tanjungpinang dari sisi keagamaan memang sangat berkembang. Banyak sekali rumah ibadah meskipun dominasi Melayu beragama Islam, Budha menjadi penganut agama terbanyak kedua setelah agama Islam di Kota Kota Tanjungpinang.

Kota Tanjungpinang menyimpan banyak hal istimewa dari segi bangunan dan kultur masyarakatnya. Kita bisa lihat makam dan beberapa situs sejarah di Kota Tanjungpinang sebagai bagian dari pelestarian kekayaan Nusantara yang luas ini. Terutama di pulau penyengat, tempat makam pahlawan Sultan Ali Haji dan juga Engku Hamidah.

Sebenarnya, setelah berkunjung ke beberapa kabupaten di provinsi kepulauan Riau ini. Termasuk natuna dan Terempa, Kota Tanjungpinang merupakan salah satu kota dengan letak paling strategis sama seperti Batam. Di Ujung semenanjung yang memisahkan selat malaka dan laut cina, Kota Tanjungpinang menjadi salah satu tujuan wisata yang paling sering di kunjungi wisatawan luar negeri. Pulau termasuk salah satu pulau terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, namanya Pulau Bintan. Jadi Kota Tanjungpinang ini berada tepatnya di Pulau Bintan.

Dari beberapa artikel yang membahasa tentang jalur pelayaran dan perdagangan, musim badai tiba. Kota Tanjungpinang di Pulau Bintan ini pada umumnya menjadi tempat persinggahan sampai keadaan laut mulai tenang, setelah itu para pedagang dari negara luar ini melanjutkan pelayaran mereka menuju negaranya. Untuk pemukiman di Kota Tanjungpinang ini, sangat berkembang di wilayah kota. Pemukiman masyarakat di Kota Tanjungpinang berkembang secara intensif sepanjang garis pantai Pulau Bintan. Seiring waktu, penduduk yang mayoritas Melayu di Kota Tanjung Pinang menjadi heterogen. Banyak penduduk dari luar masuk dan menjadi penduduk tetap di Kota Tanjungpinang seperti suku cina (tiong hoa) jawa, arab dan lainnya.

Kota Tanjungpinang berbatasan langsung dengan Kota Batam di bagian barat, sedangkan bagian utara, selatan dan bagian timur Kota Kota Tanjungpinang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bintan. Saya dan Bang Radit berjalan menuju Pintu keluar pelabuhan, sore itu di Kota Tanjungpinang masih sama aktivitasnya seperti kota-kota lain. Hanya saja sedikit beda, karena Kota Tanjungpinang merupakan Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau sehingga terlihat sangat-sangat ramai aktivitasnya. Dekat dengan pelabuhan, setelah keluar dari pelabuhan, kami menuju kantornya Kak Ikka, bertemu dengan Kak Ikka untuk bicarakan kegiatan kami.

Di sore tanggal 18 April itu, hanya beberapa menit saja kami akhirnya bertemu dengan salah satu tokoh di Kota Tanjungpinang. Ngobrol tentang kegiatan dan persentasi hasil dari Bang Radit tentang kegiatan yang kami maksud. Sebentar lagi buka puasa, setelah kami ngobrol sedikit hal tentang kegiatan dengan salah satu tokoh di Kota Tanjungpinang sore itu, kami bergegas menuju pusat kuliner. Kami hanya terlambat beberapa menit, semua tempat sudah di booking.

Akhirnya kami harus mencari tempat lain. Di perjalanan Kota Kota Tanjungpinang, Kak Ikka merekomendasikan kami di salah satu tempat kuliner terbaik menurut Kak Ikka, tempat ini sering Kak Ikka dan keluarganya berkunjung di waktu libur. Kami pun melanjutkan dengan buka Puasa bersama di di hari pertama setelah kami tiba di Kota Tanjungpinang. Bagi saya, selain beberapa Pulau yang sudah saya kunjungi di Kepulauan Riau ini, Kota Tanjungpinang juga merupakan Pusat kebudayaan bangsa Melayu. Begitulah ketika saya mencermati detail aktivitas dan kehidupan setelah sampai di Kota Kota Tanjungpinang.

Tak banyak kegiatan hari itu, kami harus cari tempat menginap setelah buka puasa. Setelah Kak Ikka lebih duluan pulang ke rumah, saya dan Bang Radit melanjutkan perjalanan mencari tempat nginap. Masih ada banyak hotel, kami memilih salah satu hotel bintang lima di dekat jalan utama Kota Tanjungpinang, tidak jauh dari arah pelabuhan Sri Bintan Kota Tanjungpinang. Hanya sebentar, setelah dapat dua kamar, kami langsung mandi dan ganti pakaian. Pukul 21.30 wib kami sudah di jalan menuju salah satu Cofe Hause di wilayah Kota Kota Tanjungpinang.

Salah Satu Jembatan di Kota Tanjungpinang. foto : kompaspedia.kompas.id
Salah Satu Jembatan di Kota Tanjungpinang. foto : kompaspedia.kompas.id

Minum kopi dan ngobrol, saya kembali hidupkan laptop mencatat beberapa hal untuk besok harinya. Rencananya, besok pagi kami harus bertemu lagi dengan salah satu tokoh di Kota Tanjungpinang. Malam itu, sambil menyiapkan rencana besok, kami juga merencanakan wisata sejarah. Kata Kak Ikka, untuk wisata sejarah di Kota Tanjungpinang ini banyak sebenarnya. Tetapi, bagusnya kalau kita ke Pulau Penyengat sekaligus bisa realisasikan satu agenda santunan di Pulau Penyengat. Agenda santunan pada kaum ibu yang sudah ditinggal suaminya, dan juga Lansia di Pulau Penyengat. Meskipun tidak semuanya, setidaknya kegiatan santunan ini bisa berjalan dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun