Saya mengambil waktu yang kosong dengan mengajak pak Ramat mengunjungi salah satu wilayah  di bagian kiri pelabuhan terempa. Terempa ini, menurut datanya, luas wilayah di perkirakan 7,01 KM2 dengan jumlah penduduk 4.136 jiwa menurut data pada tahun 2021. Terempa sendiri, merupakan Ibu kota Kabupaten kepulauan anambas yang letaknya di bagian pantai utara Pulau Siantan.
Di terempa inilah aktivitasnya sangat terlihat begitu ramai, dengan pelabuhan pelayaran trnasportasi kapal laut penghubung beberapa pulau di sekitar wilayah Kepulauan Riau.Â
Kalau teman-teman mau berkunjung ke Terempa Anambas ini, transportasinya sudah lumayan lancar. Bisa dari batam ke letung baru melanjutkan penyebrangan dengan kapal ke terempa. Atau menggunakan kapal langsung dari batam ke terempa yang juga melewati beberapa pelabuhan termasuk tanjung pinang dan juga lingga.
Seperti sebelumnya sudah saya tulis, anambas punya beberapa suku. Di terempa sendiri, dari yang saya lihat, dominasi suku melayu. Selanjutnya ada juga suku batak dan jawa, ada suku minang, banjar, dan suku tionghoa.Â
Saya tidak kaget lagi dengan suku bugis di Terempa, karena menurut saya, suku bugis sudah banyak mendominasi sebagian besar wilayah terutama daerah pesisir kepulauan di Indonesia ini. Meskipun suku bugis hanya bagian terkecil dari jumlah penduduk di wilayah Terempa itu.
Di perjalanan menuju bagian timur wilayah terempa, di situ menurut informasi dari pak ramat ada gudang ikan terempa. Tempat orang-orang terempa membeli dan menjual ikan hasil tangkap nelayan.Â
Dari hotel ke ujung wilayah ini membutuhkan kurang lebih 15 menit menggunakan sepeda motor ke arah terempa bagian barat. Di situ juga terdapat vihara gunung dewa siantan. Bisa kita lihat jelas dari arah pelabuhan atau arah hotel terempa beach.
Hanya sekedar berkunjung ke sana, sekedar lihat-lihat bagaimana aktivitas dan cara orang-orang di wilayah barat terempa ini berkomunikasi. Terutama, paling banyak yang saya lihat adalah orang keturunan suku tiong hoa. Karena berdekatan dengan Vihara gunung dewa, suku tiong hoa banyak mendiami wilayah barat terempa ini.Â
Selain suku tiong hoa, ada suku melayu dan suku laut. Nah, di paling ujung tempat ini lah orang suku laut sudah mau berbaur dengan masyarakat di daratan terempa, mereka sudah memiliki rumah permanen yang sama seperti suku lainnya di terempa. Kata pak ramat, meski belum terlalu banyak, tetapi orang suku laut sudah terbiasa dengan kehidupan di darat. di tambah, anak-anakmereka harus bersekolah, mereka akhirnya harus tinggal di daratan.
Saya tidak mendapatkan informasi yang jelas tentang kapan mereka ( suku laut) ini mulai hidup di daratan, baik itu terempa di siantan ini dan beberapa kepulauan lainnya di anambas.Â