Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Stereotipe Black Market dan Kota Batam

13 Juni 2023   21:18 Diperbarui: 13 Juni 2023   21:46 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Barelang Kota Batam. Foto ; Mengenalindonesia.com

Untuk elektronik, jujur saja selama tinggal di kota batam. Saya tidak pernah membeli elektronik khususnya gedget/handphone di kota batam. Selain laptop atau note book yang saya beli di kota batam.

Bukan berarti tidak ada pilihan atau takut dengan pelebelan black market tadi, tetapi karena tidak sempat membelinya di batam. Saya membelinya di kota lain untuk ukuran handphone yang di pakai seperti pada umunnya. Tetapi di batam juga sama kualitasnya, harganya tidak jauh beda dengan kota lain.

Hanya saja, perbedaan hampir semua elektronik di kota batam dengan kota lain mungkin pada ongkos kirim saja. Karena pajak keluar barang dari batam sedikit lebih diatas dari kota-kota lainnya. Mungkin menurut saya hanya itulah perbedaan batam dan kota lain. Di batam orang menyebut elektronik kecil dan elektronik bessar.

Jadi batam tidak sesuram itu, tidak segelap apa yang orang-orang pikir. Batam tidak indah-indah sangat buat mereka yang belum pernah datang ke batam. Tidak maju-maju bangat buat mereka yang belum berkunjung ke kota batam.

Potensi mengakses ke negara tetangga, mungkin batam adalah salah satu kota transit dari Indonesia ke singapura yang paling jadi rekomendasi. Karena lokasi secara geografis sangat dekat dengan negara singapura.

Ketika menyebut singapura sangat dekat dengan batam, nanti ada yang tanya. Sudah pernah ke singapura? Sudah main kesana, kan dekat saja dengan batam?

Semakin menyeramkan pikiran orang-orang ketika menyebut nama batam plus singapura negara tetangga kita ini. Untuk apa main ke singapura kalau tidak ada tujuan. Semua orang berkunjung ke suatu tempat memiliki tujuan. Kita seperti berjalan tanpa menggunakan peta, meraba-raba di perjalanan, pas sampai singapura duduk minum kopi lalu pulang.

Lah, kalau hanya minum kopi kan di batam sangat banyak spot untuk santai dan beristirahat habiskan lalahmu. Bukan ke negara lain tanpa tujuan. Hal aneh yang sering saya temukan ketika pertanyaan dan pernyataan demikian dilontarkan oleh mereka yang belum pernah berkunjung ke kota batam.

Coba saya balik pertanyaannya, sebagai orang jawa timur, apakah semua orang jawa timur sudah pernah ke jawa barat. Atau sebagai orang Indonesia timur, sudah semua orang di Indonesia timur berkunjung ke Jakarta?

Tentunya ada yang belum pernah, atau tidak semua orang bisa berkunjung ke kota tetangga lainnya karena alasan tertentu. Sama halnya di kota batam ini, jangankan singapura. Orang di batam ini juga ada sebagian yang belum pernah pergi ke tanjung pinang, belum pernah ke lingga, ke anambas dan lainnya. Padahal mereka tinggal di satu provinsi yang sama (Provinsi kepulauan Riau).

Jadi pertanyaan sudah pernah ke singapura sama halnya seperti pertanyaan batam itu kota black market ya? Dan sejumlah pertanyaan yang menurut saya lebih ke sebuah pernyataan stereotipe untuk kota batam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun