Nah, tentang keputusan ini. Jika kita menunda pekerjaan sama halnya kita berkeputusan untuk menerima kemungkinan untuk esok harinya. Kalau keputusan kita tepat, hal itu juga sangat berdampak buat diri kita. Artinya, tidak ada penambahan kerja esok hari dengan porsi waktunya 24 jam itu.
Saya sangat percaya bahwa tidak semua jalan itu berbelok-belok, pasti ada jalan yang lurus, semua itu kembali kepada kemampuan kita untuk bagaimana memilih cara menggunakan waktu kita. Dua hal dalam dunia kerja yang tidak bisa sama sekali kita menolaknya adalah melakukannya atau tidak melakukannya. Dua pilihan ini terpaut dengan keputusan kita.
Yang saya maksud beberapa pekerjaan yang telah hadir di depan kita sebenarnya menguji pengambilan keputusan dan tanggung jawab kita. Termasuk kekhawatiran dan ketakutan untuk melakukan pekerjaan itu. Bagi saya tidak ada pekerjaan yang mudah, atau sulit. Yang ada adalah pekerjaan yang mau di selesaikan atau tidak.
Mau pekerjaan itu kita lakukan atau tidak, jawabannya adalah proses pada porsi waktu akan ada penumpukan suatu pekerjaan meskipun itu sangat kecil dan terlihat enteng saja. Tapi kalau kita yakin, maka keputusan akan membawa kita menyelesaikan pekerjaan itu merupakan suatu proses, selangkah lebih maju dari yang biasanya.
Seperti sebuah jalan, keputusan untuk melakukan sesuatu menempatkanmu pada jalan yang kamu pilih. Penundaan artinya kamu memilih jalan yang berbelok-belok sebab ada penumpukan waktu penyelesaian. Sedangkan, menyelesaikan sesegera mungkin menempatkan kamu pada jalan mulus, artinya tidak ada penumpukan waktu meskipun sedikit.
Penundaan juga sama seperti kekhawatiran pengambilan keputusan, bagi saya menyelesaikan pekerjaan kecil sekalipun memiliki nilai plus tersendiri. Sebab, banyak orang yang telah meraih prestasi bergengsi, berangkat dari melakukan pekerjaan kecil yang dianggap enteng oleh orang lain.
Takut mengambil keputusan untuk suatu pekerjaan kecil sekali pun, sama seperti takut kepada efek resikonya. Padahal, resiko belum tentu menggiring kita pada sebuah penderitaan. Kebanyakan dari kita takut karena membaca derita sebagai unsur kesedihan yang akan membuat seseorang bisa kehilangan semangat hidup.
Kita lihat pada banyak peran actor dalam berbagai jenis film, pahlawan tidak menggunakan rasa takut untuk tidak melawan musuh. Artinya jika di dunia nyata, keputusan adalah keberanian yang akan membuat pengecut itu dengan sendirinya menyerah dan menjauh dari diri kita.
Anggapan saya, pekerjaan adalah musuh bagi diri. Kalau kita memiliki keberanian, maka musuh-musuh itu akan mampu kita takluk. Sebaliknya jika kita tidak mampu menakuti musuh kita. Maka, dengan sendirinya musuh akan memanfaatkan ketakutan kita. Alhasil, musuh akan membuat waktu menunda pekerjaan kita semakin bertambah.
Kalau kita merasa pekerjaan kita itu sebuah beban, sama seperti hati kita akan berhadapan dengan ketidaknyamanan. Alih-alih mengambil keputusan, proses tidak akan menghampiri diri tanpa ada keberanian untuk mengendalikan kesedihan karena takut gagal dan sebagainya.
Saya pernah berhenti melakukan pekerjaan karena sedikit benci, kesal dan bahkan alasan kesedihan karena tidak sesuai ekspektasi. Ternyata semua itu dan terutama kesedihan dengan segera mencuri waktu kita. Menunda pekerjaan adalah lari dari tanggung jawab, dan saya sedikit benci dengan kalimat jebakan ini.