Biasanya, saya melakukan aktivitas menulis dengan menggunakan laptop, tapi kali ini hanya menggunakan handphone genggam dengan aplikasi wps offices sebagai alat tulisnya.
Aktivitas menanam, tanaman apa saja terutama umtuk kebutuhan pokok hari-hari. Yang kita tau, adalah tugas petani handal yang memiliki segudang pengetahuan tentang tanam menanam. Begitulah paradigma hampir sebagian besar orang-orang yang melihat altivitas menanam itu. Saya bukan seorang petani profesional tapi perkara menanam saja bagi saya adalah hal biasa yang terlalu diluar biasakan. Mencoba menanam, apa salahnya?
Meskipun saya bukan petani sungguhan, bermodalkan waktu luang dan kemauan dan kesukaan, saya menanam beberapa jenis tanaman sayuran dan bunga hias dibalkon rumah milik abang saya.
Media yang saya gunakan hanyalah polibeg, botol bekas air mineral dan pot, mulai dari yang paling kecil untuk pembibitan sampai yang besar untuk media tanam kalau bibit sayuran dan bunga sudah bisa di pindahkan ke media tanam. Aktivitas menanam ini saya lakukan semenjak pertengahan tahun 2020 kemarin, hingga saat ini. Awalanya, suka streaming youtube dan mendapatkan video-video petani profesional membagi tips menanam di rumah diwaktu pandemi.
Penasaran dan ingin memcoba membuat saya tidak menunggu lama untuk memulai. Bergegas ke toko tani di bilangan pasar legenda. Toko tani yang menyediakan berbagai alat, pupuk, media, dan juga bibit maupun banyak ihwal terkait pertanian
Di toko. Saya mulai dari menanyakan bibit apa yang bagus untuk rumahan terutama area tanam dibalkon rumah menggunakan media polibegdan pot/ Saran pemilik toko, bagusnya sayuran yang cepat panen. Ada kangkung 18-20 hari bisa panen, atau sawi, pakcoy, bayam putih dan merah. Atau bisa juga tomat, terong. seledri kalau suhunya tidak terlalu panas.
Saya baru bisa mengerti ketika dijelaskan oleh pemilik toko yang antusias menjawab beberapa hal yang ditanyakan oleh calon petani balkon-bukan petani biasa. Sudahlah, beberapa bibit saya kantongi, 2 kg polibeg ukuran besar dan 1 pcs polibeg ukuran kecil untuk bibit. Saya lupa berapa ukuran polibeg yang saya beli. Mata tertuju pada pupuk kandang ada 5, 10 dan 15 kg, saya memilih paling besar untuk 2 pcs nya.
Buru-buru bergegas dari toko tani menuju tempat jual tanah, di batam ini tempat jual tanah untuk tanam bunga/sayuran bisa di beli disemua tempat penjual bunga. Sangat mudah ditemukan. Hampir disemua tempat di kota batam ada penjual bunga dengan lahan mereka yang sangat luas.
Entahlah, saya tidak tau menau soal kepemilikian lahan yang mereka gunakan untuk bisnis tanaman hias. Sepanjang jalan, berjejeran bunga-bunga, pohon-pohon dan juga tersusun rapih karung warna putih berisikan dua jenis tanah. Yang sudah campur dengan pupuk dan sekam, baik itu sekam bakar dan sekam padi biasa, ada juga yang belum dicampur
Harga tanah perkarung yang sudah dicampur dengan pupuk (biasanya pupuk kandang/kompos) dan sekam di patok dengan harga Rp. 15.000. Sedangkan untuk tanah biasa, di patok dengan harga Rp.10.000. Untuk wilayah kota batam sendiri, mencari tanah untuk kepentingan tanam bunga hias/sayuran dalam media polibeg/pot sangat gampang ditemukan.
Yang menarik bagi saya, walaupun sangat banyak yang menjual tanah untuk ukuran karung ini dihampir semua tempat setelah saya tanya, ternyata sama harganya. Kalaupun ada yang di bawah harganya, di pastikan karena akses bukan karena factor lain. Harga yang sama menurut hemat saya, hal ini merupakan konsistensi menyatukan harga pasar agar pembeli menemukan satu harga untuk semua jenis tanah di tempat jual tersebut, ini sangat luar biasa.
Sebagai penjual/pedagang yang berpofesi menjajal tanaman hias di batam, mungkin mereka punya system komunikasi yang intens. Hal ini membuat mereka dapat mengkomunikasikan harga jual dipasaran dengan standar satu harga yang sama di hampir semua tempat. Ini beberapa hal yang saya temui
Menanyakan harga tanah ala pembeli yang profesional. Budaya pembeli, menanyakan dulu sebelum membeli sesuatu. Mungkin, di Indonesia pada umumnya sudah membudaya perihal ini. Selalu ada jurus tanya menanya sebelum mereka beli.
Anggapan saya, ini adalah hal wajar dalam konsep pasar, kalau tidak ada proses tanya menanya, proses tawar menawar, sudah tentu namanya bukan pasar. Hukum permintaan dan penawaran berlaku untuk semua aktivitas menjual sesuatu meskipun itu dilingkup pasar yang sangat kecil
Lima karung tanah bercampur pun sudah saya bayar, dengan cepat menyusuri jalanan kota batam pulang ke rumah. Tanpa pikir Panjang, intinya harus buru-buru sampai rumah. Setiba di depan rumah, lima karung tanah diletakkan di dekat pintu masuk pagar rumah. Sesegera mungkin dengan rasa penasaran dalam kepala, menuju kamar lalu hidupkan laptop.
Ada kaitan apa menanam dengan laptop? Mengapa buru-buru hidupkan laptop sepulang dari membeli bibit, polibeg, pupuk dan juga tanah?
Bukan berarti saya akan menanam semua yang di beli tadi didalam laptop, oh tidak. Saya masih waras, saya tidak mungkin lakukan hal itu.
Buru-buru masuk ke kamar dan hidupkan laptop merupakan jalan ninja saya. Karena saya bukan petani biasa, bukan petani sungguhan. Maka membutuhkan pengetahuan tentang menanam dengan media pot dan juga polibeg adalah hal penting. Mulailah meumpulkan referensi dari video, artikel, grup facebook dll yang ada hubungannya dengan ihwal menanam bagi pemula.
Sebagai anak petani dan juga nelayan, saya punya modal tentang bercocok tanam dan melaut, itu sudah pasti. Tetapi, seiring berjalannya waktu dan saya sendiri di takdirkan punya kesempatan bersekolah, menempuh Pendidikan di kota. Meskipun punya modal itu, saya harus mencari lebih banyak untuk melakukan secara langsung praktik tanam setelah lama tidak melakukannya secara langsung.
Istilahnya, semua yang dicari tadi, saya makan dengan lahap. Masukan dalam kandungan otak untuk menyaring beberapa hal penting terkait metode dan Teknik terbaik menanam dirumah dengan media tertentu, kalau tidak begitu kemungkinan gagal menanam adalah 80%, dan itu hal tergila yang dilakukan oleh salah seorang generasi petani dan pelaut. Dari sore hari hingga malam, membaca artikel, nonton video di youtube, akses ke media social facebook dan Instagram mengumpulkan banyak hal.
Besok paginya, waktu yang tepat untuk memulai. Beberapa jenis bibit disemai, tanah untuk media tanam sudah dalam polibeg, sedangkan pot belum saya gunakan. Mengatur letaknya polibeg di balkon dan menunggu hingga semaian saya menjadi bibit untuk di tanam. Yang tidak disemai hanya bibit kangkung. Saya memilih menanam kangkong semi hidroponik dengan munggunakan botol bekas air minum. Targetnya 20 botol pertama sebagai pemula.
Selang waktu 3-4 hari, biji-biji yang disemai mulai pecah, cabai, bayam merah dan bayam putih, sawi, pakcoy, tomat dan terong. Lumayan banyak. Padahal baru dalam tahap percobaan sebagai pemula, peduli apa saya sama pengalaman menanam.
Bagi saya memulai adalah jurus terbaik melakukan sesuatu meskipun kita tidak atau belum pernah melakukannya sama sekali. Salah atau gagal dalam menanam sayuran/bunga di rumah dengan media polibeg atau pot, tidak berisiko mendekam di penjara selam 20 tahun. Iya, tidak berisiko di kamar berjeruji besi.
Satu persatu pacah, bibit-bibit ini menampakkan diri, antusias tumbuh dengan cepat menyambut semangat petani yang bukan petani sungguhan. Jika gagal mereka mati. Tapi jika berhasil, mereka akan Bahagia. Ah, anggapan saya selalu liar.
Lanjut cerita, sudah empat daun beberapa jenis bibit. Tomat dan cabai juga terong. Sebagai pemula, yang paling menguras tenaga untuk menunggu adalah semaian biji seledri. Waktu bejalan begitu cepat, sawi dan pakcoy makin besar daunnya. Bayam sangat gembira dengan kesuburannya, cabai, tomat dan terong semakin tinggi
Sambil menunggu waktu bunga tomat, cabai dan terong datang, saya Kembali menyemai biji kangkong. Dari rekomendasikan yang terbaik medianya adalah menggunakan pipa dengan metode hidroponic. Tapi karena di rumah banyak botol bekas air mineral ukuran 600 ml, saya memilih menggunakan botol-botol bekas itu.
Semua sudah terpajang di balkon, pemandangan balkon disulap dalam sekejap menjadi hijau dan bergairah. Setiap pagi dan sore ataupun malam, melakukan penyiraman. Di tempat semai menggunakan media bekas dan tissue, kanggkung sudah pecah bijinya. Saya harus siapkan media lagi untuk kangkong.
Dua puluh botol bekas digunting bagian ujung atas, saya ambil bagian bawah dengan ukuran kira-kira 20cm tingginya. Tujuannya, media airnya bisa banyak dengan tinggi yang demikian. Semua proses berjalan lancer-lancar saja, botol sudah di pasang di dekat polibek, berisikan air. Malamnya harus diisi dengan kangkong, satu media botol diisi tujuh bibit/pohon kangkung. Menjaga kemungkinan tidak semua pasti jadi.
Dari kesemuaan aktivitas menanam ini sebagai pemula, melihat gagal tumbuh bawang merah dan seledri adalah hal yang tidak masuk akal. Kesalahan metode semai atau media tanam terlalu lembab. Kembali membaca, nonton dan mencari banyak petunjuk.
Saya memualainya ditanggal 15 juli 2020, dan septembernya 2020 mulai memanen satu persatu. Kangkung lebih awal panen karena hanya membutuhkan 18-20 hari dari waktu semai. Setelah itu menyusul panen sawi, pakcoy, bayam merah dan putih, tomat dan terong. Terakhir, agak sedikit lama menunggu waktu panen cabai.
Artinya saya harus membuka/baca Kembali waktu panen dari semua yang aku tanam untuk hilangkan rasa penasaran saya. Belum lagi tanaman cabe yang ribet urusannya, hama membabi buta hingga yang selamat sampai berbuah dan panen hanya 16 polibeg dari 24 polibeg.
Tomat, sawi, terong dan bayam mendapat masalah yang sama, karena selain di balkon. Saya memilih perbanyak media tanam, jadi terisi dibagian teras belakang. Tomat dengan 40 polibeg dan yang selamat hanya 29 polibeg sampai panen. Lumayan, tomat disetiap panen bis 1,7 kg itupundi panen pertama, panen kedua dan seterusnya akan bertambah lagi. Cabe yang berapa pohon juga lumayan, kangkung saya tanam di waktu yang berbeda jadi setiap hari panen, begitu juga bayam, pakcoy dan sawi. Di bagian belakang, dari 100% yang ditanam, hanya 15% yang selamat.Â
Baca tulisan lanjutannya di : Seri II
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H