Percaya diri itu keharusan, asal jangan sampai melewati batas tertentu membuah kita jadi egois tanpa disadari. Seseorang, mereka, kamu, atau kita semua sudah tentu memiliki kepercayaan diri yang kuat. Bahkan ada yang melewati batas control hingga dia menjadi orang yang benar-benar merasa bahwa dia lah yang lebih bisa, yang lebih baik lalu menanggap rendah orang lain.
Beberapa artikel yang saya baca, ternyata percaya diri berlebihan itu kelewat batas hingga suka merendahkan, menjatuhkan atau meremehkan orang lain dan hal itu merupakan gangguan kepribadian. Orang yang mengalami gangguan kepribadian ini merasa dia lebih penting atau lebih baik dan lebih bisa dibandingkan dengan orang lain.
Orang yang sering dan sangat ingin dirinya diberikan pujian ketika dia melakukan atau menyelesaikan sesuatu adalah bentuk dari tanda gangguan kepribadian yang di sebut narcissistic personality disorder atau gangguan narsistik. Dalam Bahasa Kesehatan, orang yang mengidap gangguan kepribadian (Narsistik) tidak memiliki rasa empati pada orang lain.
Kalau diantara teman kita, kerabat atau bahkan keluarga kita memiliki pikiran yang dipenuhi dengan fantasi-fantasi. Bisa dipastikan kalau mereka miliki ciri-ciri pengidap gangguan narsistik, mereka sering bicara tentang sukses tetapi berlebihan, tentang suatu saat nanti mereka akan memimpin, jadi kaya, lebih dari orang lain dan berkuasa atas sesuatu dll dll dll.
Orang secara wajar menginginkan kesenangan, kesejahteraan, dan akan bahagia dalam hidupnya. Tetapi, keseringan berfantasi tentang semua hal yang mestinya dicapai dengan pengorbanan -pengorbanan, materi waktu dll membuat dia tidak sadar bahwa dirinya mengalami gangguan kepribadian
Pada aktivitas kita sehari-hari, paling sering kita temukan. Ada teman yang merasa dia lebih pintar dari kita, atau dari semua orang. Bukan hanya itu saja, ada yang merasa cantik/ganteng berlebihan dan memandang orang lain tidak setara dengan level kecantikan/kegantengan dia.Â
Atau, kenyataan lain misalkan, kamu pernah dengar antara teman kamu sering bicarakan tentang hubungan asmara dia dengan pasangannya, sampai-sampai menganggap hubungan mereka jauh lebih baik dan bahagia dibanding kamu sendiri atau orang lain.
Nah, orang seperti ini dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak akan menyadari bahwa jiwa yang rapuh merupakan efek terbesar dari pengidap gangguan kepribadian yang disebut narsistik ini. Kerapuhan bersembunyi dibalik hati mereka, orang dengan percaya diri yang berlebihan dan melihat orang lain tidak memiliki apa-apa dibanding dengan mereka.
Ada teman saya sendiri, tidak saya sebutkan namanya disini. Kemungkinan dirinya pengidap gangguan narsistik ini. Dalam keseharian dia, ngobrol banyak tujuan dia, dia lebih bisa dari saya dan bahkan sejumlah orang dekatnya dll dll. Pada akhirnya rapuh ketika saya atau beberapa teman lainnya layangkan satu kritikan tentang berlebihannya dia dalam melihat sesuatu.
Baru dengan satu kritikan membuat dia kelimpungan, hancur mentalnya, dan merasa malu dengan lingkungan pertemanan. Bagaimana jadinya dengan sepuluh, dua puluh atau banyak kritikan yang dia dapat. Begitulah dampak percaya diri berlebihan.
Orang dengan gangguan narsistik sangat banyak dan mudah kita temukan di sekitar kita, bahkan teman baik kita, anak-anak kita, saudara kita dll. Perhatikan keseharian mereka dari cara bicara, membandingkan orang lain dengan dirinya sendiri, ingin dipuji, tidak merasa iba dengan kesedihan orang lain, sangat arogansi dalam komunikasinya, dia paling istimewa dan harus dikagumi dll.
Pernah bertemu dengan orang yang ketika jelas-jelasnya dia salah, dia selalu merasa tidak ada yang salah dengan dirinya? Orang seperti ini bisa dipastikan mengidap gangguan kepribadian yang akut, dia tentunya menolak kalau bukan dia yang paling benar meskipun pada kenyataannya dia salah.
Dari beberapa artikel yang saya dapat, saya belum menemukan apa sebenarnya penyebab gangguan kepribadian yang disebut narsistik ini. Para ahli hanya menduga pengidap gangguan ini terjadi karena pola asuh semenjak seseorang itu di usia dia masih anak-anak. Mereka kaitkan dengan perilaku orang tua dalam lingkungan atau budaya keluarganya sendiri.
Mulai dari cara bicara orang tua, kekerasan dilingkungan keluarga, anak-anak ini sering ditinggalkan kerja/pergi dalam waktu yang lama, memuji mereka yang terlalu berlebihan dan memanjakan dengan cara berlebihan. Mungkin pembaca yang mengetahui penyebab dari gangguan narsistik ini, saya menunggu masukan sebagai bahan pengetahuan untuk menulis.
Saya menyimpulkan bahwa resikonya sangatlah besar jika seseorang sudah mengidap gangguan kepribadian narsistik. Sebab, akan mempengaruhi fisik dan mental jika dalam waktu yang lama tidak dan tidak bisa diatasi. Mereka tidak bisa evaluasi diri sendiri, tidak mampu berbuat baik dan hanya menganggap mereka lebih baik dari orang lain, pada akhirnya orang lain selalu rendah di mata meraka.
Hemat saya, jika ingin dihargai dalam keseharian kita mestinya kita menjaga perilaku untuk terus melakukan hal baik bagi diri kita dan orang lain. Menganggap kita sama dengan orang lain dalam hal yang positif, karena merendahkan orang lain sama halnya dengan merendahkan diri sendiri.
Saya menemukan banyak hal seperti ini, ada yang dengan tegas mengatakan bahwa kamu tidak lebih baik dari aku, kamu hanya orang miskin, susah dll. Orang yang mengidap gangguan kepribadian sangat sanggup mengatakan hal demikian kepada orang lain meskipun itu ditempat umum. Terlebih lagi, mereka merasa bahwa itu baik-baik saja, dia tidak menyadari kalau sikap, perbuatan dia bisa jadi membuat orang lain sakit hati, bahkan berujung dengan depresi atau pertikaian.
Sebagaimana tema dari tulisan ini "Kesalahan Kamu Menganggap Rendah Orang Lain" padahal dengan mencoba untuk memulai berbuat baik kepada orang lain bukan hal yang salah. Kebaikan kita akan mendorong diri sendiri menjadi manusia yang peduli, manusia yang sehat dalam berpikir.
Menurut saya, mendapat perlakuan tidak mengenakan dari orang-orang sekitar memang menyakitkan, benar-benar sangat menyakitkan. Ada tipikal orang yang menghadapi perlakuan buruk dari orang lain terhadap dia dengan cara tidak ambil pusing, tetapi sebagian orang akan larut dalam kesedihan merasa tertekan berujung pada depresi bahkan ada yang bunuh diri dan sebagainya.
Ada berbagai dampak yang disebabkan ketika seseorang direndahkan oleh kita atau bahkan sebaliknya. Dijelaskan dalam sebuah artikel Sehatq.com mereka yang suka merendahkan dapat memiliki banyak masalah ketika harus berhubungan dengan orang lain. Jika Anda termasuk salah satunya, Anda akan dijauhi oleh rekan-rekan atau orang-orang di sekitar karena Anda tampak seperti tidak peduli terhadap orang-orang di sekitar. Terlalu banyak bicara dan berpendapat mengenai sesuatu yang tidak Anda kuasai dan berpura-pura mengetahui segalanya. Itulah dampak dari suka merendahkan orang lain
Sikap atau tindakan merendahkan orang lain merupakan kesalahan diri, terlebih lagi sebagai gangguan kepribadian. Kalau kita dengan kepribadian seperti ini, atau ada diantara teman kita, sudah tentu mereka tidak bisa membangun sebuah hubungan sosial dengan baik terhadap orang lain. Pada prinsip, gangguan kepribadian adalah kesalahan kita sendiri yang disebabkan oleh lingkungan dimana kita tumbuh menjadi dewasa.
Saya belum mengetahui sejauh mana penyebabnya terhadap Kesehatan jika diantara kita atau teman kita mengidap gangguan kepribadian ini. Dari beberapa artikel yang saya baca dan pelajari, mereka menyebutkan bahwa menurut penelitian, orang yang sering merendahkan orang lain sangat rentan terhadap beberapa penyakit. Namun, saya belum tahu apa saja penyakit dari dampak gangguan ini.
Meskipun saya baru tahu bahwa orang yang suka merendahkan orang lain sangat rentan terhadap beberapa penyakit. Saya rasa kondisi-kondisi ini bisa terjadi pada semua orang. Hanya saja, terkadang kita lebih memikirkan bahwa mungkin orang yang menganggap rendah kita atau orang lain itu belum menggunakan cara pikir dia untuk berpikir dengan semestinya.
Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya ingin pertegas lagi bahwa orang baik tidak akan menghakimi atau mengadili orang lain sesuka hati. Tidak akan mengungkit sesuatu yang menurut dia tidak ada manfaatnya. Disekitar kita, ada orang yang ketika diberikan sanjungan, dia merasa dirinya sangat mulia. Begitulah ketika jiwa sudah mengidap gangguan kepribadian.
Kesalahan kita yang menganggap rendah orang lain sama halnya dengan meremehkan orang lain. Terlebih lagi, hal seperti ini lebih banyak mengarahkan kita kepada tindakan melecehkan orang. Ada orang yang memilih tidak mau membalas kamu, hanya diam ketika dia diperlakukan demikian oleh kita.Â
Yang saya takutkan, ketika orang diam ini balik melawan karena tidak kuat terhadap perbuatan atau sikap kita, sebaliknya kita yang runtuh dan jatuh tersungkur tanpa daya apa-apa. Karena dalam diri kita yang suka rendahkan orang lain ada jiwa yang sangat rapuh dan mudah tumbang tidak mau menerima kritikan.
Saya sendiri ketika mengalami hal demikian, baik itu dari teman sendiri, orang-orang dekat dll. Saya sangat berterimakasih dengan perlakuan mereka. Karena dari perlakuan mereka, kita makin tahu makna kesabaran sesungguhnya dan tidak harus menjadi seperti mereka.
Di kehidupan sosial yang sering saya lihat, mental orang yang ketika dianggap rendah oleh orang lain sangat lah kuat. Dia semacam mantra untuk menyemangati dirinya, hingga mencapai apa yang dia inginkan. Mungkin menurut anggapan dia, membalas tindakan seorang adalah dengan membuat diri kita sukses, buat diri kita menjadi orang yang bisa, mampu. Begitulah banyak orang ketika membalas perlakuan tidak baik dari orang lain terhadapnya.
Ada juga, yang membalasnya dengan merasa diri mereka memang rendah membuat kamu semakin bangga untuk menyudutkan mereka, merendahkan mereka. Ternyata, kesengajaan yang mereka lakukan dengan tujuan bahwa kebanggaan kamu yang akan membunuh kamu kemudian.l hari.
Manfaatkan potensi diri kita untuk hal baik, lakukan yang terbaik sehingga potensi diri bermanfaat untuk diri kita dan orang lain. Ketika lebih, jangan anggap orang lain tidak memiliki seperti yang kita miliki. Ketika mampu, jangan anggap hanya kamu yang mampu melakukannya. Masih banyak orang yang menyimpan kelebihannya sendiri dan digunakan disaat terpenting yang menurut mereka memberikan dampak manfaat yang baik bagi pribadi mereka.
Kalau di lingkungan kita masih ada orang seperti ini, orang yang suka merendahkan orang lain sebaiknya hindari, sebab akan besar dampaknya jika pergaulan dengan orang yang sudah mengidap gangguan kepribadian akan membuatmu mudah terpengaruh.
Kita melihat tidak sedikit di lingkungan kita, seseorang yang memandang rendah orang lain hanya karena dianggap tidak sepadan dengan dirinya. Seseorang yang berilmu memandang rendah orang dan anggap orang lain bodoh. Orang seperti ini sering dan paling suka pamerkan kecerdasannya dengan berdebat kusir.
Kita yang menganggap orang lain bodoh, tidak lebih pintar dari kita atau kita lah orang yang paling pintar. Mestinya kita sadar akan kesungguhan dari hakikat kepintaran itu sendiri, bahwa untuk mencerdaskan orang bodoh merupakan tanggung jawab orang pintar, orang- orang cerdas.
Yang paling sering terjadi didepan mata kita, ada orang yang memiliki harta banyak memandang rendah orang-orang yang tak berharta. Dia tidak menyadari bahwa kesalahan dia menganggap orang lain demikian akan berbuntut pada pangkal kekayaan yang dia punya. Membantu orang-orang yang kurang, tidak mampu, tidak memiliki harta adalah wajib bagi orang yang sudah mampu.
Kesalahan menganggap rendah orang lain sebenarnya sangat banyak terjadi di lingkungan sosial kita. Mungkin yang saya sebut ini hanyalah bagian kecil saja. Orang-orang berpengetahuan menyebutnya fenomena gunung es, tidak terlihat tetapi benar-benar ada meskipun hanya bagian kecil yang dapat dijangkau.
Saya dan mungkin juga pembaca dan yang lainnya tahu sendiri rasanya diperlakukan berbeda dari yang lain. Kita tidak perlu membalasnya, ambilah hikmahnya. Karena hanya orang-orang yang mampu menjaga perasaan orang lain lah yang tidak akan membalas perlakuan tidak baik oleh orang lain.
Beberapa hal yang sering saya tanamkan dalam diri dan sangat-sangat percaya diri, melihat orang-orang di sekitar adalah manusia yang sama sehingga saya tidak hilang kendali dan lupa diri. Menganggap rendah orang lain, dengan sendirinya akan membuat kita lupa diri, lupa jati diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H