Dari jawaban mereka, yang penulis tahu dan yang penulis dapat dari berbagai artikel lah mengantarkan penulis pada tema diatas untuk berbagi dengan pembaca. Jadi, kalau ada yang menyinggung atau membuat pembaca tidak setuju, mungkin tujuan penulis bukan menjadikan tulisan ini sebagai tema perdebatan, selain saling berbagi pengetahuan untuk memperkaya khasanah berpikir.
Tema memilih teman ini, meskipun penulis harus menyelesaikan selama dua hari, sampai tulisan yang ada di tangan pembaca ini merupakan hasil dari meramu jawaban beberapa orang dan juga beberapa artikel terkait yang kajiannnya lebih kepada Emosional. Dan beginilah hasil setelah menahan diri untuk tidak berbagi dulu sebelum tulisan ini benar-benar sudah layak hingga hari ini baru penulis beranikan diri berbagi dengan pembaca. Selamat melajutkan bacaannya!
Selain keluarga, karib, kolega, pasangan dll dll, seseorang yang memiliki kedekatan emosional dengan kita dalam kehidupan kita sehari-hari adalah teman. Meskipun itu teman baru sejam, sehari, sebulan atau bahkan beberapa tahun lamanya. Anggapan kita, selalu yang namanya teman sudah tentu mengerti dengan kehidupan kita. Mereka sudah kenal siapa kita, siapa diri kita dan bahkan mereka juga kenal keluarga kita, orang dekat kita dll.
Bukan hanya itu saja, teman dalam anggapan semua orang adalah orang mengenal sifat baik dan buruk kita, dan tidak menjauh karena hal tersebut. Disni penulis tidak membahas ihwal persabatan atau sahabat. Penulis hanya membahasa tentang pertemanan atau teman.
Oleh karena anggapan kita seperti diatas, maka penulis sedikit merasa bahwa kita perlu mengubah juga merubah pola pikir kita dalam kontek berteman. Anggapan mereka sudak kenal kita dan tidak akan pergi jika kita mengalami suatu masalaha atau kita membutuhkan mereka adalah kesalah besar yang sering kita lakukan. Berangkatnya ya dari pertema memilih mereka jadi teman tidak menngunakan firasat tetapi lebih menggunakan emosional.
Sudah banyak orang yang terlanjur kecewa karena salah berteman, ada yang bilang teman hanya ambil untungnya saja. Ada juga yang bilang disaat susah kalian pergi, atau disaat aku lagi butuh, kalian menjauh. Koreksi lagi cara memilih temanmu, dan penulis pastikan bahwa yang di alami demikian karena menggunakan emosi dalam memilih teman.
Menurut penulis, sangat beruntung diantara kita memiliki teman yang sanga-sangat baik hingga hari ini, mereka tidak pernah sekalipun alpa ketika kita mengalami masa sulit. Mengalami cobaat berat, kebutuhan yang mendadak, dan lai sebagainya. Keberuntungan ini karena memilih teman menggunakan firasat.
Artinya, betapa pentingnya memilih teman untuk melengkapi bagian hidup kita adalah hal terpenting selain tujuan hidup seseorang. Memilih teman dan menjalani hubungan pertemanan memiliki porsi nilai tersendiri, hal ini tidak mungkin bisa dibandingkan dengan materi apapun. Itu lah kekuatan nilai dari pertemanan yang kamu dapat jika menggunakan dengan bijak firasatmu memilih teman.
Hal selanjutnya adalah menjaga hubungan baik pertemanan, hal ini sama seperti hubungan hati dengan pasangan hidup. Seseorang dituntut menjaga hubungan baik sebab ada istilah memulai itu sangat gampang, menjalani itu sangat susah apalagi mengakhiri dengan derita. Penulis sudah lupa ini kata siapa, yang jelasnya penulis pernah dengar hal seperti ini pada beberapa kejadian.
Yang penulis maksudkan adalah setelah melewati proses memilih teman menggunakan firasat, kita mestinya menjaga atau mempertahankan agar hubungan ini selalu baik sampai kita tidak ditakdirkan untuk bertemu lagi. Tak jarang teman baik yang dipilih dengan menggunakan firasat akan membuat kita tersinggung meskipun itu hal kecil.
Kita tentunya pernah mengalami kehilangan teman baik karena beberapa hal. Yang kita sesali adalah kita tidak dapat mencari teman baik dalam waktu yang terlalu singkat. Penyesalan akan berujuang pada stress dan trauma berlebihan dan menolak berteman karen atakut akan mengalami kejadian yang sama.