Sudah ku usahakan untuk senyum
Kau masih saja marah-marah
Untung saja tak aku perangi
Bisa kau kalah, pagi
Sudah ku usahakan
Bangun lebih awal dari matahari
Tapi kau masih saja marah-marah
Kau bilang aku terlalu santai
Aku harus bagaimana, pagi?
Melempar senyum pada rerumputan
Kau bilang itu berlebihan
Secangkir kopi, ku bujuk dirimu
Kau pergi, menyuruhku memuji
Aku harus bagaimana, pagi?
Ku ambil otakku
Semalam ku gantungkan bersama jaket
Sepulang mengantar malam, terlalu kelam
Dua menit, meluangkan waktu
Mencari-cari udara segar di dalam lemari kerjaku
Tidak ku temukan wajahku
Ah, matahari terlalu cepat
Semua dalam kepala sudah pergi
Hilang bersama kelupaan tidak ber energi
Aku berdiri di balkon,
Menempel muka di jendela basah
Melihat embun yang menyapa, tapi latah
Ku hitung senyum, dari bunga-bungi yang ku tanam
Ku temui hati yang masih basah
Mengajak dia berdansa, ah bedebah
Air putih dengan peragaan
Mengusir lesu pagi hari, kopi menghampiri
Jika keburukan tak pergi
Pikiranku akan menepi, dan kau akan sepi
Aku harus bagaimana, pagi?
Berusaha tak peduli
Tunggu kau menghampiri
Kau mengajak aku mengakhiri
Aku bilang kau tak tau diri
Aku harus bagaimana, pagi?
Batam, 03 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H