Penulis mengasumsikan mental negeri/daerah mungkin bisa menerima dampak yang terjadi setelah pengklasifikasi tenaga kerja tersebut atas, akan tetapi merasakan dampak pengangguran yang nyata pada clas paling bawah sebagai masyarakat mayoritas tidak bisa dihindari lagi. Kerja bagi penulis merupakan sarana masyarakat untuk mencari uang (ruang hidup kaum kecil) yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Menjadi pengangguran tentu bukan pilihan, hal ini lebih ke pada kulitas kerja yang telah diterapkan disemua lini penyedia lapangan kerja membuat pengangguran secama terapi psikologi yang memaksakan manusia untuk terjun kedalam dan menikmatinya. Hal ini tentunya sangat negatif bagi semua orang di kalangan bawah, ruang kemiskinan meningkat memicu tindakan kriminalitas atau kejahatan, munculnya ketidaksetaraan politik dan sosial, keterampilan yang hilang karena lama tidak digunakan setelah sempinya penyediaan lapangan kerja.
Memungkinkan terjadinya gangguan psikologi bagi orang yang sedang menganggur dan dampak lainnya yang mungkin sedang menyusun strategi menyerang manyarakat kelas menengah kebawah. Bagi penulis, tenaga kerja dan pengangguran merupakan dua komponen utama penggerak ekonomi suatu negara, bisa dibilang komponen penggerak ekonomi yang paling berpengaruh pada suatu negara. Jika pengangguran meningkat, maka ekonomi akan goyah, menuju kehancuran nyata. Demikian di simpulkan sendiri menurut hemat pembaca.