Mohon tunggu...
Hairatunnisa
Hairatunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Penikmat literasi dan fiksi dan kini tertarik pada isu wilayah dan kebijakan publik

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cerita Sepotong Kue dari Warung Serojabake

29 Januari 2022   09:15 Diperbarui: 29 Januari 2022   09:19 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiasan pojok dinding yang memuat eksplorasi ke Kampung Cirendeu (Dokumentasi Pribadi, 2022)

Suatu ketika saat teman saya mengajak ke warung Serojabake, saya kemudian tertarik setelah melihat-lihat dahulu informasi mengenai warung tersebut dari kanal media sosial mereka. 

Warung ini terbilang masih baru. Dari media sosialnya, disebutkan bahwa baru sejak September 2021 warung ini menerima dine in dengan mengusung kudapan yang dibuat dengan bahan-bahan pangan lokal. 

Tertulis pada informasi di instagram mereka: bakery with a mission, focusing on local produce. Menu disini pun unik-unik, ada Pavlova Musim Buah yang menggunakan buah-buahan yang ditemukan sesuai musimnya, ada Quiche rendang singkong, Tart singkong, dan Choux jajanan pasar seperti nagasari. 

Dari segi presentasi dan pemilihan tiap menunya dapat terlihat bahwa konsep yang diusung merupakan percampuran antara kudapan Barat yang di-fussion dengan sentuhan Indonesia.

Pavlova Musim Buah, Tart Singkong Jeruk Kunci, dan Teh Keraton (Dokumentasi Pribadi, 2022)
Pavlova Musim Buah, Tart Singkong Jeruk Kunci, dan Teh Keraton (Dokumentasi Pribadi, 2022)

Diantara menu tersebut, ada salah satu menu yang menarik hati saya. Namanya adalah Tart Singkong. Tart singkong di sini tersedia dalam dua varian rasa, yakni jeruk kunci dan chocolate ganache. Uniknya, tart Singkong ini dibuat dari tepung singkong yang berasal dari Kampung Adat Cirendeu. 

Selidik punya selidik, ternyata penggunaan bahan tersebut didasari dari eksplorasi yang dilakukan Ke Kampung Cirendeu untuk mencari pangan lokal sebagai inspirasi menu mereka. Hal ini terinformasikan melalui kanal media sosial serta dari potongan tulisan pada hiasan dinding di warung ini.

Hiasan pojok dinding yang memuat eksplorasi ke Kampung Cirendeu (Dokumentasi Pribadi, 2022)
Hiasan pojok dinding yang memuat eksplorasi ke Kampung Cirendeu (Dokumentasi Pribadi, 2022)

Seketika saya langsung teringat memori saat berada di Kampung Cirendeu, beberapa tahun silam bersama teman saya. Kampung ini berlokasi tidak jauh dari TPA Leuwi Gajah, Kota Cimahi. 

Saat itu kami melakukan wawancara dengan salah satu masyarakat hukum adat di kampung tersebut untuk mengetahui potensi pariwisata di kampung tersebut. 

Diceritakan bahwa Kampung Adat Cirendeu ini memiliki salah satu budaya unik dalam mengelola pangan. Penduduk di sini tidak memakan nasi dari beras, melainkan nasi yang terbuat dari singkong. Singkong tersebut pun merupakan singkong yang ditanam oleh penduduk dan diolah menjadi beras singkong (rasi) dan juga tepung.

Beliau bercerita dengan semangat mengenai sejarah kearifan lokal tersebut di kampungnya. Hal ini bermula di tahun 1918 saat para sesepuh memiliki gagasan untuk merdeka secara lahir dan bathin, yang tidak akan terwujud saat perut merasa lapar. Sehingga salah satunya mereka ingin berdaulat dalam hal pangan. 

Pada zaman tersebut beras untuk konsumsi sulit diperoleh, sehingga masyarakat pun beralih menanam dan mengonsumsi singkong. Di tahun 1924 pun masyarakat akhirnya menemukan teknologi untuk mengolah singkong menjadi beras singkong.

Dan benar saja, hingga kini untuk urusan makanan pokok masyarakat tidak perlu membeli ke luar kampung karena mampu mereka produksi sendiri. Makan nasi dengan beras singkong pun memberikan rasa kenyang lebih lama sehingga mereka cukup makan dua kali sehari. 

Lebih jauh lagi, kebiasaan memakan nasi singkong ini adalah salah satu bentuk diversifikasi dan kemandirian pangan sehingga masyarakat tidak terlalu bergantung kepada beras yang sering fluktuasi. 

Keunikan ini pula yang menjadi daya tarik kampung ini sebagai tujuan destinasi wisata edukasi. Kini, banyak wisatawan lokal hingga mancanegara yang berkunjung dan kemudian menggerakkan perekonomian penduduk dan membuka lapangan pekerjaan baru. 

Ibu-ibu mengolah produk turunan singkong seperti tepung dan cemilan untuk dijual, masyarakat membuka usaha homestay, dan juga anak muda dan masyarakat lainnya mengadakan pagelaran seni.

Dari sepiring Tart Singkong yang tersaji di Warung Serojabake, siapa sangka ada cerita menarik di baliknya. Jika digali, mungkin ada banyak cerita lainnya dari setiap pemilihan bahan-bahan yang mereka gunakan. 

Sesuai tagline yang tertera pada instagram @serojabake, mereka memang memanggang kue dengan misi. Ada misi untuk mempromosikan kekayaan pangan lokal yang tersembunyi dan punya potensi untuk dikembangkan. 

Ada cerita yang ingin disebarkan dan dibagikan pada khalayak. Sehingga memanggang dan berbisnis pun bukan hanya sekedar kegiatan komersil belaka, tetapi ada misi yang ingin dibawa.

Namun, kesampingkan dahulu cerita dari balik kue tersebut. Warung Serojabake yang beralamat di Jalan Plesiran Nomor 28 ini merupakan tempat yang menyenangkan untuk bersantap kudapan bersama orang tersayang. Jika kalian ingin mampir ke sini, saya sarankan datang menjelang siang hari untuk brunch atau lebih nikmat lagi pada sore hari untuk tea time. 

Apalagi setelah seharian bekerja, menyantap kudapan manis ditemani secangkir hangat teh dapat menutup hari dengan menyenangkan. Lingkungan sekitar yang juga dekat dengan permukiman penduduk juga memberikan nuansa keakraban yang kian kental untuk bercengkrama.

Tampak depan Warung Serojabake (Dokumentasi Pribadi, 2022)
Tampak depan Warung Serojabake (Dokumentasi Pribadi, 2022)

Oiya, berhubung karena keterbatasan tempat, kalian diharuskan untuk melakukan pemesanan terlebih dahulu melalui direct message (dm) di instagram sehari sebelumnya agar bisa makan di tempat. Namun jika tidak kebagian tempat, berbagai kudapan di sini dapat di-delivery dan di-take away. Selamat mencoba!

Suasana di dalam Warung Serojabake (Dokumentasi Pribadi, 2022)
Suasana di dalam Warung Serojabake (Dokumentasi Pribadi, 2022)
Hairatunnisa, menyenangi jalan-jalan dan makan-makan di tempat yang unik

Referensi:

https://cimahikota.go.id/index.php/artikel/detail/1139-mengenal-kampung-adat-cireundeu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun