Mohon tunggu...
Yudha Anggun Hairani
Yudha Anggun Hairani Mohon Tunggu... Lainnya - SMAN 28 Jakarta - XI IPS 1

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Musuhmu adalah Sahabatmu

19 November 2020   11:23 Diperbarui: 19 November 2020   11:49 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pagi itu sangatlah cerah, matahari tersenyum lebar dan burung-burung terbang sambil tertawa menyambut pagi yang cerah itu. Namun sayangnya, suasana hati Leo tidak secerah pagi itu. Ia sangat tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah dan bertemu dengan Molly dan Beby yang selalu mencemooh dan meledek Leo karena ia anak yang pendiam dan tidak mudah bergaul.

Betul saja, baru saja Leo menjejakkan kakinya di pintu kelas, Molly dan Beby langsung menyambut Leo dengan kalimat ledekkan.

"Eh si culun datang, good morning culun!" ucap Molly.

"Tunjukkin dong wajah semangatmu karena bisa melihat wajah cantik kita berdua lagi," ucap Beby.

Leo tidak menjawab perkataan mereka berdua, ia meneruskan jalannya menuju mejanya yang terletak di pojok kiri depan kelas.

Baru saja Leo duduk di bangkunya, Molly dan Beby langsung menghampiri Leo dan meminta untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka berdua.

"Culun, kamu pasti sudah mengerjakan pr kan? Nah, sekarang giliran kamu mengerjakan pr kami berdua ya," ucap Molly.

"HAHAHA semangat culunku, harus selesai ya sebelum jam pelajaran Bu Indi,"  ucap Beby.

Leo memang tidak hanya diledek oleh mereka berdua, tetapi ia juga selalu disuruh untuk mengerjakan pr dan membelikan makanan di kantin oleh Molly dan Beby. Ia terpaksa harus menuruti perkataan mereka berdua karena ia takut dipermalukan di depan orang banyak oleh Molly dan Beby.

Saat jam istirahat, Molly dan Beby kembali menghampiri Leo.

"Bagaimana culunku, sudah selesai kan pr nya?" ucap Beby.

"Nah, sekarang waktunya kamu belikan kami berdua makanan di kantin. Aku pesan ayam bakar sambelnya dipisah ya dan gak usah pakai timun," ucap Molly.

"Kalau aku pesan soto, gak usah pakai sayur tapi pake kecap ya di sotonya," ucap Beby.

"Cepat ya culun, cacing-cacing di perut kami sudah berteriak kelaparan nih," Ucap Molly.

Leo pun hanya bisa menuruti perkataan mereka berdua. Ia hanya bisa berharap hari ini cepat berakhir dan ia dapat pulang ke rumah sehingga tidak bertemu dua perusuh itu lagi.

Akhirnya bel pulang sekolah berdering nyaring. Betapa senangnya hati Leo mendengarnya, baginya bel pulang sekolah adalah lantunan musik yang sangat indah untuk didengar.

Setiap hari Leo pulang berjalan kaki karena jarak rumahnya dari sekolah tidak terlalu jauh. Namun ternyata ia melihat Molly dan Beby juga sedang berjalan di depannya. Leo pun mengambil jarak agar ia tidak berjalan terlalu dekat dengan mereka berdua, sehingga mereka berdua tidak akan menyadari keberadaan Leo.

Hari ini merupakan hari yang tidak akan dilupakan oleh Leo. Saat ia sedang berjalan kaki untuk pulang dan di depannya terdapat dua orang perusuh yang ia benci, tiba-tiba di jalan yang sepi Molly dan Beby diserempet oleh mobil berukuran besar dan nahasnya orang yang menyerempet mereka berdua kabur tanpa menolong. Leo pun sangat kaget dan segera menghampiri mereka berdua. 

Ternyata Molly dan Beby sudah pingsan dan terdapat luka-luka di badannya. Tanpa pikir panjang Leo langsung menelfon ambulans dan membawa mereka ke rumah sakit.

Leo sangat terkejut dengan kejadian yang tejadi pada hari ini, ia melihat dua orang yang sangat ia benci diserempet mobil hingga pingsan dan Leo merasa harus membantu mereka karena bagaimanapun juga mereka adalah manusia yang memiliki nyawa dan sekaligus mereka adalah teman sekelasnya.

Tak lama kemudian setelah diperiksa dan diobati oleh dokter, Molly dan Beby akhirnya membuka mata. Mereka sadar apa yang telah terjadi kepada mereka berdua  Setelah melihat sekeliling ruangan, ia terkejut melihat Leo sedang berdiri cemas menunggu Molly dan Beby tersadar dari pingsannya.

"Culun, sedang apa kamu di sini?" tanya Beby.

"Jangan bilang kamu yang menolong kami berdua?" tanya Molly.

Leo hanya bisa menjawabnya dengan anggukan.

Molly dan Beby mulai menangis dan Leo pun kembali terkejut.

"Mengapa kalian menangis? Apakah lukanya sakit sekali? Aku panggilkan dokter lagi ya," ucap Leo.

"Tidak usah Leo, kami sangat merasa bersalah atas apa yang sudah kami lakukan kepadamu selama ini," ucap Molly.

"Setelah apa yang sudah kami lakukan kepadamu, kamu masih mau membantu kami saat kami terkena musibah, sungguh maafkan kami Leo," ucap Beby.

"Sungguh maafkan kesalahan kami berdua Leo, kami tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu lagi kepadamu atau kepada orang lain," ucap Molly.

"Sudah tidak usah menangis lagi, aku sudah memaafkan perbuatan kalian berdua," ucap Leo.

Mereka pun saling berpelukan dan menangis.

Sejak saat itu, mereka bertiga semakin dekat dan menjadi sahabat. Molly dan Beby berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan Leo berubah menjadi orang yang lebih bisa membuka diri dan mudah bergaul dengan siapapun.

Berbuat baiklah kepada setiap orang, karena mungkin orang yang kamu jahati adalah orang yang akan membantumu ketika kamu sedang mengalami kesusahan.

Yudha Anggun Hairani (36) - XI IPS 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun