karya Melda Alviola
Tuhan....
Amarah melontarkan sumpah serapah, Tentang cobaan yang selalu menang dan tak mau kalah.
Maaf aku jarang berkendara lima waktu, Menikmati perjalanan tanpa menggunakan maps dari-Mu. Padahal, itu adalah petunjuk jalan untuk sampai ke tempat yang dituju.
Aku...
Aku tersesat di dunia bukan lupa.
Kini aku terlena dengan sibuk mencari yang disebut bahagia.
Aku bagian dari "ciptaan-Mu yang angkuh".
Kini aku menggantikan peran-Mu, Bertindak layaknya Tuhan untuk diri-Ku yang hilang di tengah-tengah peribadatan itu.
Ku-tulis pengakuan ini, yang kini diriku patah seraya berkata.
Tuhan...
Aku telah lupa, bahwa di setiap langkahku kau selalu ada. Aku terlalu sombong untuk mengakui-Nya
Sekarang aku kembali bertanya, Kemana langkahku sekarang? Saat semua terasa kabur, Saat keyakinanku gugur seperti daun yang gugur.
Tuhan....
Apakah aku pantas menerima nikmat-Mu,
Yang hadir ketika ku perlu, Dan ku pergi tanpa sadar atas dosa ku.
Jika kasih-Mu masih ada padaku, ampunilah aku atas dosa-dosa ku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H