Mohon tunggu...
haikalrakhman
haikalrakhman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D4 Bahasa Asing Terapan Universitas Diponegoro

Seorang manusia yang mempunyai hobi membuang kata-kata kemudian dipungkut menjadi kalimat lalu diolah menjadi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Man Shobaro Dzhofiro: Ranah 3 Warna

15 Januari 2023   11:25 Diperbarui: 15 Januari 2023   11:32 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Kembali ke perjuangannya menjadi salah satu peserta yang lolos program tersebut hal yang dilewati Alif pun tidaklah mudah, setelah melalui tes tahap pertama tes Bahasa Inggris, berikutnya yaitu tes minat dan bakat, masing-masing peserta menunjukan bakat dan minat yang dimiliki, pertama dimulai dari Raisha dengan menunjukan tari piring khas Minang, Rusdi menunjukan lagu khas Ambon, sedangkan Alif menunjukan silat Minang yang dia pelajari sendiri namun hasilnya kurang memuaskan dihadapan para juri. Bukan Alif namanya kalau mudah menyerah dengan itu semua dia masih punya kesempan untuk menunjukan bakatnya kepada juri. 

Dia meminta waktu sebentar kepada panitia untuk menunjukan hasil karya tulisnya kepada para juri yang ternyata tidak sia-sia usahanya, para juri mengangguk setuju dengan hasil karya tulis Alif yang telah tersebar di media masa dimana-mana. Sembari menunggu hasil, Alif kembali bekerja sebagi seorang penulis berita, nanti kabar lolosnya peserta yang mengikuti program tersebut akan ddiberi kabar melalui telephone. Suatu ketika, Alif dan Raisha bertemu dikampus dan mereka berbincang-bincang mengenai program tersebut, Raisha membri tahu Alif bahwa dirinya lolos program tersebut, lalu Alif heran darimana informasi yang menyatakan lolos, ternyata melalui telephone. 

Alif langsung bergegas menuju ke telephone milik ibu kos untuk menunggu informasi dari panitia, dia menunggu cukup lama karena telephone sedang digunakan oleh ibu kos untuk bergosip dengan temannya haha... setelah menunggu, akhirnya telephone itu diberikan kepada Alif setelah sekitar beberapa menit menunggu akhirnya ada kabar dari panitia yang menyatakan bahwa Alif lolos program pertukaran pelajar ke Kanada....

Disinilah, gue meyakini bahwa kekuatan 'Man Shobaro Dzofiro' itu ada, sabar itu bukan menunggu namun sabar itu penuh usaha dan berjuang demi cita-cita serta harapan. Pada akhirnya, Raisha,Rushdi,dan Alif berangkat ke Kanada...

Sesampai di Kanada, banyak scene yang menarik dan dialog yang bagus dalam film, sehingga membuat gue terinspirasi untuk mengerti arti kata "sabar" yang sebenarnya, terutama saat scene pembagian kerjaan disana dan tinggal bersama orang tua asuh. Raisha bekerja sebagai reporter di stasiun televisi local, Rusdhi di kantor walikota, dan Alif bekerja di daerah peternakan.

Memang berat, untuk beradaptasi dengan lingkungan dan pekerjaan baru apalagi pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan minat yang kita inginkan. Alif salah satunya, dia tidak suka bekerja di peternakan, dia jauh-jauh dari Indonesia ke Kanada bukan untuk itu, Rushdi dan Raisha selalu mengingatkan 'nikmati aja dulu, ada sisi positif yang bisa diambil.' Alif sudah kadung donkol dengan itu semuanya. Raisha mengingatkan dengan kalimat yang bikin gue takjub sekaligus berpikir benar bahwa "sabar itu bukan menunggu sabar itu berbuat sesuatu untuk mencari jalan keluar yang terbaik." dari perkataan itu Alif sadar dan ingat kembali dengan kata-kata ajaibnya "Man Sabaro Dz0firo.". 

Kemudian hari berlanjut pada akhirnya Alif menikmati pekerjaanya di peternakan dan telah paham ucapan Raisha tadi. Scene langsung berganti, pada malam semua peserta berkumpul untuk merayakan hari-hari terakhir mereka di Kanada, malam itu juga adalah malam yang special untuk Raisha dan Alif karena mereka berdua menerima penghargaan dari program pertukaran pelajar tersebut, ada yang menarik didalam film tersebut, ternyata Alif sudah lama memendam rasa cinta kepada Raisha sejak pertama mereka bertemu namun dilain sisi Alif juga bersaing dengan sahabatnya Randai.

Alif sudah berniat memberikan surat cintanya kepada Raisha namun tiba-tiba Randai datang karena dia ada kompetisi pembuatan desain pesawat terbang di New York, Amerika Serikat. Suasana menjadi berubah, Alif pun dongkol dan membuang surat cintanya di tempat sampah. Perih yaa.. ketika kita akan menyatakan perasaan ke orang yang sudah lama disukai tiba-tiba berubah hanya gara-gara saingan gagal, disini gue mendapatkan pelajaran bahwa ketika kita mempunyai saingan  menyukai orang yang sama pikirkan strategi yang berbeda dalam mendekatinya, ternyata sesering kita bertemu dan berjalan belum tentu jadian kalau tidak ada sebuah usaha dalam mendekatnya. Aseekk...

Surat cinta yang dibuang tadi, diketahui oleh Rusdi yang kemudian mengambil kembali surat tersebut.

Kembali ke Bandung tahun 1997, Alif menjalani hari-hari terakhirnya sebagai mahasiswa di UNPAD bersam ketiga sahabatnya. Menjelang wisuda Alif mampir ke tukang sol sepatu langganannya Pak Anto namanya kemudian beliau bertanya

"kemana sepatu ini sudah melangkah ?" ,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun