Mohon tunggu...
Haikal Rais
Haikal Rais Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa I Penulis I Edukasi Politik dan sosial

Mahasiswa Ilmu Politik yang ingin berbagi isu terkait Politik dan pemerintahan untuk teman-teman sekalian terkhusus mahasiswa, karena merekalah Agent Of Changes (agen perubahan) untuk masa yang akan datang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbandingan Kehidupan Kota dan Desa

4 Desember 2024   07:00 Diperbarui: 4 Desember 2024   07:03 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perbandingan: Kehidupan warga kota dan desa

Assalamualaikum sahabat kompasisoner, gimana kabar pagi ini, semoga senantiasa sehat dan sentosa ya dan jangan lupa bersyukur.

kompasioner, tadi pagi penulis joging santai satu putaran mengitari kampung tetangga, dan ditengah perjalanan penulis melihat sebuah fenomena yang menarik untuk dibagi kepada sahabat sekalian.

kota dan desa atau juga lebih dikenal dengan istilah komplek dan kampung merupakan dua wilayah yang sama-sama ditinggali oleh penduduk, tetapi yang menjadi perbedaan dan keunikan nya ada pada kebudayaan nya.

Sebagaimana yang penulis lihat pagi tadi suasana kehidupan warga kampung itu lebih sederhana dibanding warga komplek dalam berbagai sektor. Disini penulis melihat walapun jarak antara komplek dan kampung tidak begitu jauh, tetapi  aplikasi budaya sangat signifikan berbeda. Maka dari itu penulis ingin berbagi 3 perbandingan kehidupan warga komplek dan kampung antara lain:

1. Warga kampung umumnya lebih sosialis dibanding warga komplek yang lebih individualis.

Istilah sosialis cenderung dekat dengan kampung dibanding komplek karena faktor profesi yang mengakibatkan kurang nya waktu untuk bersosial. Kebanyakan warga komplek bekerja sebagai pegawai di pemerintahan yang memiliki aturan tertentu seperti jam pulang dan lainnya yang mengakibatkan keletihan sehingga berdiam dirumah lebih nyaman daripada keluar rumah. 

Dan sedangkan pada umunya warga kampung bekerja di bidang pertanian yang tidak memiliki keterikatan sehingga waktu bersosial lebih banyak.

2. Gaya hidup warga kampung cukup sederhana dibanding warga komplek.

Penulis berpandangan kenapa narasi sederhana ada pada warga kampung karena faktor ekonomi dan pola pikir. Rata-rata ekonomi warga kampung lebih rendah dibanding warga komplek yang menjadikan mereka hidup secara secukupnya, cukup bagi mereka disaat ada rumah, kendaraan dan makanan pada hari itu. 

Pola pikir juga menjadi faktor utama kenapa mereka memilih hidup sederhana, jika meneliti banyak juga dari warga kampung yang taraf ekonominya lebih dari cukup tetapi tetap memilih gaya hidup sederhana. 

Jika warga komplek rata-rata ekonominya lebih tinggi dan gaya hidup mereka disesuaikan dengan perkembangan zaman (trend) saat itu yang menjadikan gaya hidup mereka lebih tinggi dan update dibanding warga kampung.

3. Budaya lebih lestari di kampung dibanding di komplek.

Ini narasi yang sudah banyak orang ketahui dan disepakati. Kenapa budaya lebih hidup di kampung karena minimnya distraksi global disana yang menjadikan mereka tetap merawat serta menjaga nilai-nilai budaya tersebut. Jika di komplek sebaliknya, hanya tinggal tinggal budaya-budaya yang dinilai masih relevan untuk diimplementasikan karena pada umumnya mereka lebih cenderung suka dan tertarik dengan hal-hal yang berbau kontemporer dibanding autentik.

Discalaimer! 

3 perbandingan diatas bukan sebagai penilaian mana yang paling efektif dan strategis melainkan hanya sebagai wawasan terkait kehidupan warga komplek dan kampung yang masing-masing wilayah tersebut memiliki positifitas dan negatifitas tersendiri.

Sekian terima kasih...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun