Mohon tunggu...
Haikal Muchtar
Haikal Muchtar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Hobi Panjat Tebing dan mendaki

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat dan Etika Komunikasi: Sebuah Perspektif Miskinnya Moralitas Daud Kim yang Diduga Melakukan Penipuan Berkedok Donasi Masjid

15 Mei 2024   12:54 Diperbarui: 15 Mei 2024   17:32 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Nama                          : Haikal Muchtar

NIM                             : 23010400173

Mata Kuliah             : Filsafat dan Etika Komunikasi

Dosen Pengampu  : Dr. Nani Nurani Muksin, S.Sos, M.Si

Prodi                           : Ilmu Komunikasi

Setinggi-tinggi bintang di langit
masih tinggi moralitas di dada
manusia.
(Immanuel Kant 1724-1802)

Kalimat di atas merupakan kata mutiara yang tertulis di batu nisan makam Immanuel Kant. Kant adalah salah satu dari sedikit filsuf (ilmuwan) yang yang intens membicarakan masalah moral di tengah-tengah euforia pengagungan akal di jaman modern. Menurut Kant kelebihan dan keunggulan manusia dibandingkan dengan makhluk lain adalah pada moralnya. Pada morallah manusia menemukan hakekat kemanusiaannya.

Sebenarnya siapa sosok Daud Kim itu? Daud Kim atau yang memiliki nama lengkap Kim Jae Han ini seorang Mualaf  yang dikenal sebagai seorang YouTuber, musisi, dan pembuat konten asal Korea Selatan. Lahir pada 9 Januari 1992, Daud Kim memulai kariernya sebagai penyanyi yang sering membuat cover lagu-lagu terkenal seperti 'Fake Love' dari BTS dan 'Despacito' dari Luis Fonsi.

Salah satu momen penting dalam perjalanan Daud Kim adalah ketika ia bertemu dengan seorang perempuan Muslim yang menjelaskan arti pentingnya hijab bagi mereka. Hal ini membuatnya merasa penasaran dan ingin lebih memahami agama Islam.

Hingga akhirnya pada tahun 2019, Daud Kim resmi memeluk agama Islam menjadi seorang mualaf dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di sebuah masjid di Kota Itaewon, Korea Selatan.

Baru-Baru ini hangat di perbincangkan di media sosial yaitu berita terkait kasus Daud kim yang melakukan penipuan berkedok donasi untuk pembangunan masjid. Selain tuduhan tersebut Daud Kim ternyata beberapa kali terlibat dalam kasus. Berikut adalah beberapa kasus yang mencuat terkait Daud Kim.

Yang pertama, Skandal Pelecehan
Daud Kim pernah diduga melecehkan dua turis yang baru datang ke Korea Selatan pada tahun 2019. Kejadian ini memunculkan kontroversi besar dan akhirnya Daud Kim mengunggah permintaan maaf melalui video.

Yang kedua, Berselingkuh dan Berbohong tentang keluarga
Daud Kim menyembunyikan fakta bahwa ia telah menikah dan memiliki anak. Ia juga berbohong tentang alasan menyembunyikan istri dan anaknya. Daud Kim juga  tidak menafkahi keluarganya, bahkan melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap istrinya, Mia.

Dan yang terakhir, Pemanfaatan Agama Islam untuk Keuntungan Pribadi
Setelah membuka donasi untuk pembangunan masjid dengan menggunakan rekening pribadi, Daud Kim mendapat kritik keras dari publik yang menilainya sebagai pemanfaatan agama Islam demi keuntungan pribadi dan exposure. Publik juga menggambarkan pandangan negatif terhadap Daud Kim, menyebutnya sebagai seseorang yang sering memanfaatkan agama Islam untuk tujuan tertentu.

Dari kasus Ini dapat disimpulkan bahwa dia merupakan seorang yang miskin moral. Ini bukan bentuk penjustifikasian kepada mereka yang mengalami degradasi moral. Mungkin kita harus memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud tentang kemiskinan moral.

Moral sendiri didefinisikan tentang sebuah nilai baik dan buruknya sikap ataupun perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, sedangkan kemiskinan diartikan sebagai keadaan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Maka kemiskinan moral adalah ketidakmampuan seseorang dalam berperilaku yang baik dalam kehidupan bermasyarakat (Aang ridwan, 2013).

Saya ingin berangkat dari pemikiran filsafat Eksistensialisme Friedrich Wilhelm Nietzsche dalam mendobrak kedok yang diagungkan dalam kebudayaan barat yang menjadi dekadensi, atau yang menjadi kritik-kritiknya terhadap moralitas kebudayaan barat pada masa itu (Doktrin Gereja Kekeristenan).

Dalam bukunya "Melampau baik dan buruk" yang menuliskan tentang Genealogi Moral. Objektivitas tentang pandangan tertentu dan rasionalitaslah menjadi kedok atau dalang atas kemiskinan nilai-nilai moral. Emosional manusia merupakan satu nilai moral yang menurut Nietzsche dapat dimiskinkan oleh rasionalitas (Aang Ridwan,2013).

Di zaman yang makin angkuh dan bobrok ini Entah itu dalam bentuk kebiasan yang kemudian menjadi tradisi di masyarakat, ataupun menjadi semacam bentuk aturan dan kebijakan yang dibuat dan kemudian tanpa sadar telah menciderai dan memiskinkan nilai-nilai moral.

Daftar Pustaka

-  https://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/download/5313/4774

-  https://nalarpolitik.com/merawat-kewarasan-dari-kemiskinan-moral/

-https://www.liputan6.com/hot/read/5577826/sosok-daud-kim-influencer-korea-yang-diduga-lakukan-penipuan-donasi-masjid

- Aang Ridwan, 2013, Filsafat Komunikasi CV Pustaka Setia

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun