Mohon tunggu...
Haikal Kurniawan
Haikal Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Terjangkau dan Bekualitas serta Kebebasan Untuk Konsumen

30 September 2024   14:10 Diperbarui: 30 September 2024   14:14 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://pixabay.com/photos/school-class-room-children-boys-298680/

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling fundamental untuk menunjang dan mendukung kemajuan sebuah negara. Adanya masyarakat yang memiliki pendidikan yang baik merupakan modal manusia (human capital) yang sangat penting, karena melalui pendidikan, maka masyarakat akan memiliki tidak hanya keterampilan untuk bekerja, tetapi juga kemampuan untuk mengolah informasi dengan baik.

Tanpa adanya pendidikan yang baik, tentunya akan sangat sulit bagi masyarakat bisa berkembang dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Untuk itu, kebijakan mengenai pendidikan umumnya merupakan salah satu kebijakan paling krusial yang sangat diperhatikan oleh negara.

Di Indonesia sendiri, isu pendidikan juga menjadi isu yang kerap menjadi perbincangan dan perhatian berbagai kalangan. Hal ini meliputi berbagai hal, mulai dari permasalahan biaya yang tinggi, gaji tenaga pendidik yang masih terlalu kecil, hingga permasalahan akses yang jauh dan sulit bagi para siswa untuk mencapai sekolah, khususnya siswa yang tinggal di daerah terpencil.

Isu mengenai ketimpangan akses misalnya, merupakan salah satu masalah yang menjadi fokus untuk diatasi Bagi banyak anak-anak Indonesia, khususnya yang dari kelas menengah ke bawah, pendidikan merupakan pintu bagi mereka untuk keluar dari kemiskinan dan menaiki tangga sosial. Bila mereka tidak mendapatkan akses terhadap pendidikan yang memadai, tentu akan sulit bagi mereka untuk memiliki masa depan yang lebih baik

Beberapa waktu lalu, untuk mengatasi masalah tersebut, Menteri Pendidikan Republik Indonesia (Mendikbud) mengeluarkan aturan baru untuk mengatur zonasi sekolah negeri di Indonesia (sindonews.com, 30/4/2024). Tidak mengherankan, adanya aturan ini menimbulkan pro dan kontra. Salah satu alasan keberatan sebagian pihak, khususnya dari anak dan orang tua adalah, anak-anak yang mendapatkan nilai tinggi namun tinggalnya tidak di wilayah yang terdapat sekolah favorit, maka terpaksa harus memilih sekolah lain yang berada di dekat rumahnya.

Besarnya masalah akses pendidikan di Indonesia tersebut tentu akan sulit bila kita hanya bergantung pada pemerintah saja. Untuk itu, tidak sedikit dari pihak-pihak penyelenggara pendidikan swasta yang berinisiatif untuk mendirikan mengembangkan sekolah swasta berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat.

Bahkan, tidak sedikit dari sekolah-sekolah tersebut yang tidak meminta bayaran sama sekali untuk siswa yang memang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Berdasarkan penelitian tahun 2016 terkait dengan sekolah swasta terjangkau di Jakarta misalnya, ada 9 sekolah yang diteliti yang, antara hanya mengenakan biaya sekitar 30.000 -- 130.000 rupiah, atau sekitar 2 -- 10 USD per bulan hingga keringanan gratis untuk siswa dari keluarga menengah ke bawa, atau tidak mengenakan biaya sama sekali. (Center for Indonesian Policy Studies, 2016).

Hasil dari sekolah swasta tersebut terbukti memuaskan. Nilai matematika dari para siswa di sekolah swasta terjangkau tersebut misalnya, bisa melampaui nilai para siswa di sekolah negeri di Jakarta dengan rata-rata 23,84%. Sekolah-sekolah tersebut juga memiliki kelebihan dibandingkan dengan sekolah negeri, yakni mereka memiliki kebebasan untuk mengelola sumber daya finansial yang mereka miliki dengan cara yang efisien.

Selain itu, berbagai sekolah swasta terjangkau untuk anak-anak di daerah terpencil dan berasal dari keluarga kelas menengah ke bawah juga hadir di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Aceh, Lampung, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, dan juga Nusa Tenggara Timur. Anak-anak yang belajar dan dididik di sekolah-sekolah tersebut hasilnya juga bisa bersaing, bahkan lebih baik dari sekolah negeri.

Tidak hanya di pendidikan dasar misalnya, di pendidikan menengah, berbagai sekolah swasta berkualias juga tersebar di seluruh Indonesia. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Wisudha Karya di kota Kudus misalnya, merupakan sekolah SMK yang memiliki fokus pada bidang robotik dan teknologi. Sekolah ini juga telah mendulang berbagai prestasi dan telah bekerja sama dengan berbagai perusahaan besar seperti perusahaan otomotif Jepang, Mitsubishi (betanews.id, 25/4/2021).

Kerja sama antara sekolah swasta dengan pelaku industri, terlebih lagi industri besar misalnya, merupakan salah satu inovasi dari sekolah swasta yag harus diapresiasi, karena hal ini akan mempermudah para alumni untuk masuk ke dunia kerja. Dengan demikian, para siswa, khususnya dari kalangan menengah ke bawah bisa lebih mudah untuk mengalami mobilitas sosial ke atas, dan membantu keluarga mereka.

Ini lah salah satu kelebihan utama sekolah swasta dibandingkan dengan sekolah negeri. Karena tidak mendapatkan dana yang pasti pemerintah, hal ini mendorong dan memberi insentif kepada setiap sekolah swasta untuk melakukan berbagai inovasi dan memperbaiki kurikulum serta program dan fasilitas untuk menarik para orangtua mendaftarkan anak-anak mereka di sekolah tersebut.

Sebagai penutup, dibandingkan dengan "memaksa" para orangtua untuk mendaftarkan anak mereka di sekolah tertentu sesuai wilayah tempat mereka tinggal, sudah semestinya pemerintah memperluas kebebasan bagi para orangtua untuk memilih sekolah bagi anak mereka, termasuk juga tentunya sekolah swasta berkualitas.

Melalui sekolah swasta terjangkau, yang diuntungkan juga bukan hanya para orang tua dan anak-anak dari keluarga kelas menengah ke bawah karena mereka memiliki lebih banyak pilihan. Masyarakat secara umum juga akan diuntungkan karena dengan demikian kompetisi akan semakin sehat dan kuat antar lembaga pendidikan, yang tentunya akan meningkatkan inovasi mengenai cara dan metode terbaik untuk mendidik dan mencerdaskan anak-anak Indonesia.

 

Referensi

https://edukasi.sindonews.com/read/1368371/212/dibuka-mei-juli-begini-aturan-jarak-rumah-ke-sekolah-di-jalur-zonasi-ppdb-2024-1714446279

Center for Indonesian Policy Studies. 2016. "Low-Cost Private Schools". https://c95e5d29-0df6-4d6f-8801-1d6926c32107.usrfiles.com/ugd/c95e5d_70f20a4488be4586abf36f79ed0404dd.pdf

https://betanews.id/2021/04/gandeng-mitsubishi-smk-wisudha-karya-siap-buka-kelas-unggulan.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun