Mohon tunggu...
Haikal Kurniawan
Haikal Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Tantangan Pelaku Usaha Vape di Indonesia

14 Maret 2024   10:21 Diperbarui: 14 Maret 2024   10:37 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://pixabay.com/photos/uwell-vape-electronic-cigarette-3852660/

Vape atau rokok elektrik saat ini merupakan produk yang sudah menemani keseharian jutaan orang di Indonesia. Dari tahun ke tahun, jumlah pengguna vape semakin meningkat, dan fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga di berbagai negara lain di dunia.

Di Indonesia misalnya, pada tahun 2011, jumlah konusmen vape atau rokok elektrik di Indonesia adalah sekitar 0,3%. Angka tersebut kian meningkat dari tahun ke tahun sebesar 1,2% di tahun 2016, dan hingga mencpaai 10% pada tahun 2018 lalu. Angka kenaikan ini tentu merupakan angka yang cukup pesat (mediaindonesia.com, 09/1/2024).

Semakin meningkatnya jumlah pengguna vape di Indonesia tentunya juga membawa dampak terhadap para pelaku industri vape yang ada di negara kita. Industri vape di Indonesia semakin berkembang, dan telah membuka lapangan kerja yang tidak sedikt bagi publik Indonesia.

Berdasarkan data dari Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) misalnya, industri vape di Indonesia telah menyerap sekitar 150.000 -- 200.000 pekerja di Indonesia. Jumalh ini tentu bukan angka yang sedikit, dan tentunya harus juga masuk pertimbangan para pengambil kebijakan ketika ingin membuat aturan atau regulasi terkait dengan rokok elektrik (jawapos.com, 1/6/2023).

Di sisi lain, tidak sedikit pihak yang memiliki pandangan yang berbeda dalam menyikapi fenomena semakin meningkatnay jumlah pengguna vape yang ada di Indonesia. Beberapa organisasi yang memiliki fokus terhadap isu-isu kesehatan misalnya, melihat hal tersebut sebagai hal yang sangat negatif, dan menghimbau pelarangan produk-produk rokok elektrik (cnnindonesia.com, 24/9/2019).

Terkait dengan hal tersebut, sebenarnya di luar negeri sudah ada berbagai lembaga yang telah mempublikasikan hasil penelitian terkait dengan kandungan dan juga dampak dari penggunaan vape. Pada tahun 2015 lalu misalnya, lembaga kesehatan publik asal Inggris, Public Health England (PHE), menerbitkan hasil penelitiannya bahwa vape atau rokok elektrik merupakan produk yang 95% jauh lebih tidak berbahaya bila dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar (gov.uk, 19/8/2015).

Untuk itu, negara seperti Inggris misalnya, telah memanfaatkan vape sebagai salah satu alat yang dapat digunakan untuk membantu para perokok di negara tersebut untuk berhenti. Diharapkan, para perokok dapat terbantu dan menghentikan kebiasaannya yang sangat berbahaya dengan beralih ke produk lain yang jauh lebih tidak berbahaya.

Adanya informasi mengenai laporan tersebut misalnya, tentu merupakan hal yang penting untuk didiseminasi. Dengan demikian, konsumen di Indonesia, khususnya mereka yang menjadi perokok aktif, bisa memiliki informasi yang baik mengenai produk yang akan dibelinya.

Terkait dengan hal tersebut, dari sisi pihak pelaku industri, hal ini pula yang menjadi tantangan dari usaha vape yang ada di Indonesia. Lembaga riset Institute of Development on Economics and Finance (Indef) misalnya menyampaikan bahwa perluasan informasi mengenai rokok elektrik atau vape harusnya berdasarkan denan data dan fakta ilmiah (finance.detik.com, 19/4/2023).

Tidak diketahuinya informasi mengenai laporan ini bagi banyak masyarakat merupakan salah satu tantangan yang cukup besar yang dihadapi oleh para pelaku industri vape yang ada di Indonesia. Untuk itu, adanya riset dan kajian ilmiah yang komprehensif, dan juga diseminasi informasi mengenai hasil riset dari luar negeri merupakan hal yang perlu untuk ditingkatkan.

Masih terkait dengan tantangan industri vape di Indonesia, selain masih kurangnya informasi mengenai rokok elektrik, kondisi ekonomi juga menjadi tantangan bagi pelaku industri tersebut. Resesi yang melanda berbagai negara di dunia misalnya, termasuk juga Indonesia, tentunya juga memberikan tantangan yang tidak kecil bagi para pelaku usaha vape yang ada di negara kita (kumparan.com, 3/11/2022).

Adanya berbagai tantangan yang dihadapi oleh industri vape ini tentu juga merupakan hal yang patut diperhatikan, mengingat industri ini telah menyerap banyak tenaga kerja di negara kita. Bila tidak diperhatikan, bukan tidak mungkin nantinya mereka yang bekerja di industri ini akan mengalami hal yang tidak mengenakkan dan bisa kehilangan mata pencahariannya.

Selain itu, permasalahan yang harus dihadapi oleh para pelaku industri vape di Indonesia ini tentu tidak hanya berdampak pada pelaku industri semata. Bukan hanya para pemilik usaha dan pekerja yang akan terkena dampak dari masalah tersebut. Para konsumen dalam hal ini juga akan merasakan dampak dari adanya masalah yang sudah diuraikan di atas tersebut.

Bila sudah ada penyebaran informasi mengenai vape dari hasil penelitian yang sudah dilakukan di luar negeri misalnya, bukan hanya akan membantu dari sisi pelaku industri, tetapi konsumen juga akan mendapatkan manfaat. Para konsumen akan memiliki informasi yang lebih lengkap dan komprehensif mengenai produk dan barang apa yang akan ia beli dan gunakannya.

Referensi

https://mediaindonesia.com/humaniora/643036/konsumsi-rokok-elektronik-indonesia-tertinggi-di-dunia

https://www.jawapos.com/kesehatan/01701223/serap-ratusan-ribu-tenaga-kerja-industri-vape-bakal-terus-tumbuh

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190924203037-255-433578/bahaya-untuk-kesehatan-idi-larang-penggunaan-vape

https://www.gov.uk/government/news/e-cigarettes-around-95-less-harmful-than-tobacco-estimates-landmark-review

https://finance.detik.com/industri/d-6681938/ini-tantangan-yang-dihadapi-industri-vape-di-dalam-negeri

https://kumparan.com/kumparanbisnis/tantangan-industri-rokok-elektrik-resesi-sampai-potensi-cukai-tembakau-naik-1zB2r9SwWiG/full

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun