Pada tanggal 30 Mei 2023 lalu merupakan Hari Vape Sedunia. Hari tersebut, yang hanya berjarak 1 hari dari hari tanpa tembakau sedunia yang diproklamirkan oleh WHO, salah satunya ditujukan untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai kebijakan harm reduction dampak negatif dari rokok, yang telah menyeabkan berbagai penyakit kritis terhadap jutaan orang di seluruh dunia (wartaekonomi.co.id, 30/5/2023).
Rokok sebagai salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan publik tentu merupakan rahasia umum yang sudah diketahui oleh miliaran orang di seluruh dunia. Dalam sebatang rokok yang dibakar mengandung berbagai zat beracun yang bisa menyebabkan berbagai penyakit kritis seperti kanker, penyakit pernafasan, dan serangan jantung.
Untuk itu, hampir semua (atau semua) pemerintah di dunia menerapkan berbagai bentuk aturan yang ditujukan untuk meregulasi dan mengatur peredaran produk tersebut. Hal ini dilakukan dalam berbagai macam bentuk, mulai dari kebijakan cukai rokok yang tinggi untuk mengurangi insentif seseorang untuk mengonsumsi rokok, hingga larangan rokok 100% untuk diproduksi dan dikonsumsi.
Tetapi, adanya aturan ini tentu belum cukup. Harga yang semakin tinggi hingga pelarangan total tentu berpotensi besar memunculkan insentif seseorang untuk memproduksi dan menjual rokok secara ilegal dengan harga yang lebih terjangkau. Agar kebijakan tersebut bisa diimplementasikan secara efektif, dibutuhkan adanya produk lain yang bisa membantu para perokok untuk mengurangi kebiasaannya yang sangat berbahaya. Salah satu dari alat tersebut adalah vape atau rokok elektrik.
Vape atau rokok elektrik saat ini merupakan salah satu hal yang menjadi bagian keseharian banyak orang di Indonesia. Tidak hanya di negara kita, rokok elektrik saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat, dan dikonsumsi oleh jutaan orang dari berbagai macam usia dan latar belakang.
Jauh berbeda dengan rokok konvensional yang dibakar, berbgaai lembaga kesehatan dunia, seperti Public Health England (PHE) di Inggris, sudah mengeluarkan laporan bahwa kandungan yang terdapat di dalam cairan rokok elektrik atau vape sangat berbeda dengan kandungan di dalam rokok konvensional yang dibakar. Oleh karena itu, vape merupakan produk yang 95% jauh lebih tidak berbahaya, dan bisa digunakan oleh para perokok untuk membantu mereka berhenti mengkonsumsi produk rokok konvensional yang sangat berbahaya bagi kesehatan (gov.uk, 19/8/2015).
Di Indonesia sendiri, penggunaan rokok elektrik atau vape oleh para perokok untuk membantu mereka berhenti merokok, atau setidaknya mengurangi konsumsi rokok mereka secara signifikan, merupakan hal yang sangat umum. Selain karena lebih aman, vape atau rokok elektrik memiliki berbagai kelebihan bila dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar.
Hal ini bisa dilihat dari survei yang dilakukan oleh harian Jakarta Post beberapa waktu lalu, mengenai karakteristik pengguna vape di Indonesia. Ternyata, berdasarkan survei tersebut, terlihat bahwa para pengguna vape di Indonesia memiliki berbagai alasan yang beragam mengapa mereka memilih untuk menggunakan rokok elektrik.
Dari keseluruhan responden, 94% laki-laki dan 1/4 perempuan dari mereka sepakat bahwa mereka memutuskan untuk menggunakan vape karena vape merupakan produk yang lebih tidak berbahaya dibandingkan dengan rokok. Selain itu, 76% laki-laki dan 58% perempuan dari responden pengguna vape menyatakan bahwa vape memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan dengan rokok konvensional (goodstats.id, 16/1/2023).
Tidak hanya rasa yang lebih enak, 71% laki-laki dan 58% perempuan dari responden sepakat bahwa salah satu alasan mereka menggunakan vape adalah vape terasa lebih ringan dari rokok. Selain itu, jumlah yang sama juga menyatakan bahwa vape memiliki varian rasa yang lebih bervariasi bila dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar (goodstats.id, 16/1/2023).
Selain alasan seseorang untuk menggunakan vape, survei tersebut juga meneliti mengenai tingkat penghasilan para pengguna vape di Indonesia. Berdasarkan survei tersebut, diketahui bahwa 41% pengguna vape merupakan mereka yang tergolong berpenghasilan tinggi, 36% berpenghasilan menengah, dan 24% berpenghasilan rendah  (goodstats.id, 16/1/2023).
Terkait dengan alasan konsumsi vape, rasa yang bervariasi dan lebih enak merupakan salah satu faktor yang signifikan yang membuat seseorang untuk memilih menggunakan vape dibandingkan dengan rokok. Untuk itu, jangan sampai ada aturan yang melarang peredaran vape berperasa sebagaimana yang diberlakukan di beberapa negara, karena hal tersebut berpotensi akan mengurangi insentif para konsumen untuk memilih produk vape, dan justru mengarahkan mereka untuk mengonsumsi rokok konvensional yangs angat berbahaya bagi kesehatan.
Selain itu, berdasarkan survei tersebut, diketahui bahwa mayoritas pengguna vape berasal dari orang-orang berpenghasilan tinggi dan menengah. Padahal, para perokok di Indonesia sendiri didominasi oleh mereka yang berpenghasilan rendah (komnaspt.or.id, 24/6/2018).
Dengan demikian, berbagai kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan harga vape, salah satunya seperti meningkatkan cukai, berpotensi bisa menjadi kebijakan yang kontraporduktif.Â
Bila vape semakin mahal, maka akan semakin sedikit orang-orang yang berpenghasilan rendah yang berminat untuk mengganti konsumsi mereka dari rokok konvensional yangs angat berbahaya menjadi vape. Padahal, sebagian besar para perokok di Indonesia berasal dari mereka yang berpenghasilan rendah.
Sebagai penutup, kebijakan harm reduction yang ditujukan untuk mengurangi dampak buruk dari rokok adalah sesuatu yang penting. Untuk itu, jangan sampai kebijakan yang ditujukan untuk mengurangi rokok justru menjadi kebijakan yang kontraproduktif, yang menghasilkan dampak yang tidak sesuai.
Referensi
https://wartaekonomi.co.id/read501760/hari-vape-sedunia-simak-fakta-yang-buat-orang-beralih-ke-vape
https://goodstats.id/article/membongkar-karakteristik-vapers-indonesia-dan-alasannya-iy0q7
https://komnaspt.or.id/berita/perokok-kebanyakan-dari-keluarga-miskin/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H