Mohon tunggu...
Haikal Husain
Haikal Husain Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar do everything

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sejarah Wabah dan Penyakit Menular Sebelum COVID-19

21 Februari 2021   22:26 Diperbarui: 21 Februari 2021   22:55 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sejak 2 Maret 2020 pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif Covid-19 pertama di Indonesia, pemberitaan mengenai wabah virus Corona selalu menjadi headline utama.

Diperkirakan sudah lebih dari setahun negara-negara di dunia berjuang menghadapi pandemi Covid-19 yang membuat seluruh aktivitas masyarakat dunia menjadi tersendat bahkan lumpuh.

Pandemi Covid-19 bukanlah hal yang pertama dialami masyarakat dunia, wabah-wabah besar yang pernah melanda dunia menjadikan pembelajaran yang sangat kita butuhkan untuk melawan wabah virus Covid-19, penelitian serta data-data yang diperoleh dari wabah sebelumnya menjadikan para ilmuwan medis mempunyai bekal untuk melawan wabah ini melalui penciptaan vaksin.

Saat ini Indonesia sudah mulai mengedarkan vaksinnya dan Presiden Joko Widodo menjadi yang pertama.

Dikutip dari buku Homo Deus A Brief History Of Tomorrow Karya Yuval Noah Harari, inilah beberapa wabah sebelum Covid-19 yang pernah melanda dunia.

Wabah Black Death

Wabah Maut Hitam atau Black Death merebak pada dekade 1330 bermula di suatu tempat Asia Timur atau Tengah. Ketika bakteri penumpang kutu Yersinia Pestis mulai menginfeksi manusia yang digigit oleh kutu. Tikus dan kutu menjadi media penyebaran wabah Black Death, dan wabah menyebar ke seluruh Asia, Eropa, dan Afrika Utara, dan hanya dalam waktu kurang dari dua tahun wabah mencapai pesisir-pesisir Samudera Atlantik. 

Antara 75 juta sampai 200 juta orang mati atau lebih dari seperempat populasi Eurasia. Di Inggris 4 dari 10 orang mati, dan populasi menyusut dari 3,7 juta jiwa sebelum wabah, menjadi 2,2 juta jiwa setelah wabah

Wabah Cacar (Smallpox)

Pada 5 Maret 1520, satu rombongan kecil kapal-kapal Spanyol bertolak meninggalkan pulau Kuba dalam perjalanan menuju Meksiko, Kapal-kapal tersebut membawa 900 tentara Spanyol bersama dengan kuda, senjata api, dan sejumlah budak Afrika. Salah satu budak bernama Francisco de Egula terkena virus cacar dan setibanya di Meksiko virus mulai berbiak dalam tubuhnya dan akhirnya meletup keluar dari kulitnya berupa ruam-ruam.

Francisco ditidurkan di rumah seorang keluarga pribumi Amerika di Kota Cempoallan, dia mulai menulari anggota keluarga yang kemudian merembeti tetangganya, dan dalam 10 hari Kota Cempoallan terkena wabah cacar, para pengungsi ikut menyebarkan virus cacar di kota-kota terdekat dari Cempoallan. Gelombang para pengungsi membuat wabah cacar menyebar keseluruh Meksiko.

September 1520 wabah sudah mencapai Lembah Meksiko dan pada bulan Oktober memasuki gerbang-gervang Ibukota Aztek, Tenochtitlan sebuah kota metropolitan megah berpenduduk 250.000 jiwa, dan dalam kurun dua bulan, sedikitnya sepertiga penduduk meninggal akibat wabah cacar ini, termasuk sang Kaisar Aztek, Cuitlahuac.

Saat armada Spanyol tiba pada Maret 1520 Meksiko memiliki penduduk berjumlah 22 juta jiwa hingga pada Desember menyisakan 14 juta jiwa karena wabah cacar.

Flu Spanyol

Epidemi terus menelan puluhan juta jiwa sampai memasuki abad ke 20. Pada Januari 1918 bala tentara di parit parit prancis utara mulai mati dalam jumlah ribuan akibat satu jalur flu yang sangat ganas, dijuluki "Flu Spanyol". Garda depan itu merupakan ujung dari jarngan sungai global paling efisien yang pernah ada di dunia hingga sekarang. Manusia dan amunisi mengalir dari Inggris, Amerika Serikat, India, dan Australia.

Minyak digiring dari Timur Tengah, gandum dan sapi dari Argentina, Karet dari Malaysia, dan tembaga dari Kongo. Sebagai ganti dari jaringan suplai global akibatnya wabah Flu Spanyol menyebar secara global. Dalam beberapa bulan sekitar setengah miliar orang atau sepertga populasi global ambruk oleh virus itu. 

Di India, virus itu membunuh 5% populasi (15juta jiwa),di Tahiti 14% penduduk mati, di Samoa 20%. Di pertambangan tembaga Kongo 1 dari 5 butuh tewas , wabah itu sekaligus membunuh antara 50juta sampai 100juta orang dalam waktu kurang dari 1 tahun.

Tetapi insiden dan dampak dari epidemi sudah turun secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir. Keajaiban ini adalah berkat dari pencapaian di bidang kedokteran abad 20 yang menyediakan untuk kita vaksinasi, antibiotik dan ilmu kesehatan serta infrastruktur medis yang lebih baik.Misalnya sebuah kampanye vaksinasi cacar sukses sehingga pada 1979 WHO menyatakan kemenangan melawan wabah cacar.

Setiap tahun kita dicemaskan oleh suatu ledakan potensial wabah baru seperti SARS pada tahun 2002/2003, Flu burung pada tahun 2005, Flu babi pada tahun 2009/2010, dan Ebola pada tahun 2014.

Namun berkat langkah langkah penanggulangan yang efisien ,insiden insiden tersebut sejauh ini menimbulkan jumlah korban yang secara komporatif rendah. Seperti SARS yang membagikan kekhawatiran akan datangnya wabah besar tetapi berkat pelajaran yang didapat ilmuwan, kematian diseluruh dunia hanya mencapai 1000 orang.

Penulis: Haikal Husain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun