Dalam sejarah panjang peradaban manusia, bahasa memiliki peran yang sangat penting. Bahasa adalah alat komunikasi yang memungkinkan kita untuk menyampaikan pikiran, ide, dan nilai-nilai. Bahasa juga memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menggerakkan kekuasaan dan membentuk arah peradaban. Refleksi peringatan Maulid Nabi dan Sumpah Pemuda adalah kesempatan bagi kita untuk menggali lebih dalam tentang betapa dahsyatnya bahasa dalam memengaruhi kehidupan kita dan bagaimana bahasa dapat menjadi alat untuk mencapai kebaikan serta mencapai tujuan suci dalam hidup.
Kisah Dahsyatnya Bahasa
Sebagai refleksi, mari kita belajar dengan orang pertama yang masuk Islam saat Rasulullah gagal berdakwah ke Thaif. Siapakah dia? Dia adalah Adas, ia masuk Islam karena terpikat oleh tutur bahasa Rasulullah yang lembut dengan adab tinggi.Â
"Ambillah setandan buah anggur ini dan serahkan kepada orang itu," kata Utbah kepada pembantunya bernama Adas.Â
Addas kemudian mendekati Rasulullah dan menyodorkan setandan anggur. Rasulullah memetik sebutir anggur dan mengucapkan terimakasih.Â
"Bismillah (Dengan nama Allah)," sabda Rasulullah sebelum memakan anggur tersebut. Â Addas kaget dengan kalimat yang di rangkai menjadi tutur bahasa lembut, yang baru saja dilafalkan Rasulullah.Â
"Dari negeri mana asalmu dan apa agamamu," tanya Rasulullah kepada Addas. Â
"Aku seorang Nasrani dari penduduk Ninawy (Nineveh)," jawab Addas.Â
"Nineveh, kota tempat asal seorang hamba yang saleh, Yunus putra Matta," Sabda Rasulullah.Â
Addas pun semakin kaget. Dia pun bertanya tentang Yunus bin Matta yang kemudian dijawab Rasulullah, "Beliau (Yunus) adalah saudaraku, beliau seorang nabi begitu pula aku. Seorang nabi dan juga Rasulullah."Â