Mohon tunggu...
Haikal Athariksyah
Haikal Athariksyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka makan dan bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Al-quran dan Kualitas Takwa (Al-Baqarah Ayat 1-5)

23 November 2023   05:00 Diperbarui: 27 November 2023   12:00 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Al-Qur'an secara etimologis berasal dari kata "qara', yaqra'u, qira'atan atau qur'anan" yang berarti mengumpulkan (al-jam'u) dan menghimpun (al-dommu) hurufhuruf serta kata-kata dari satu bagian kepada bagian lain secara teratur. Dikatakan Alquran karena ia berisikan intisari semua kitabullah dan intisari dari ilmu pengetahuan. Al-Quran merupakan kitab suci agama Islam yang dianggap sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad (SAW) melalui perantaraan Malaikat Jibril di Gua Hira. Kitab suci ini terdiri dari 114 surah yang terdiri dari ayatayat yang diturunkan pada berbagai periode dalam kehidupan Nabi Muhammad. 

Surah Al Baqarah, yang terdiri dari 286 ayat, adalah surah kedua dalam Al Quran setelah Al Fatihah dan menjadi surah dengan jumlah ayat terbanyak. Surah ini diturunkan di Kota Madinah, sehingga tergolong surat Madaniyah. Surah ini dinamai "Al-Baqarah" yang berarti "seekor sapi", karena didalamnya disebutkan kisahnya penyembelihan sapi betina yang diperintahkan allah kepada Bani Israil.

 Takwa pada dasarnya merujuk pada sebuah kualitas yang mutlak dan sangat penting keberadaanya dalam jiwa seorang muslim yang sadar, karena dengan ketakwaan itu akan senantiasa menjaga dan memelihara dirinya dan masyarakat lainnya dari segala hal yang dapat merusak dan membinasakan. Di dalam takwa juga terkandung suatu pemahaman bahwa ia merupakan pengendalian diri manusia dari dorongan emosinya dan penguasaan hawa nafsunya.

"Alif laam miim." 

Surah al-Baqarah diawali dengan penyebutan tiga huruf dan abjad Arab secara terpisah; Alif, Lam dan Mim. Maknanya adalah sejak zaman dahulu hingga sekarang, para ulama Al-Quran mempunyai pendapat yang berbeda-beda. "Hanya Allah yang mengetahui." Jawaban ini diberikan oleh sebagian besar ulama abad pertama dan ketiga. Ada yang memahami huruf awal surah Al-Qur'an sebagai tantangan bagi mereka yang meragukan Al-Qur'an. Namun banyak ilmuwan yang mencoba menjelaskan bahwa ada yang memahaminya sebagai nama sebuah surah, atau cara Tuhan mengarahkan perhatian pendengarnya pada apa yang tersaji dalam ayat berikut. 

Ada pendapat terbaru yang dikemukakan oleh Rasyad Khalifah. Huruf-huruf itu menurutnya adalah isyarat tentang huruf-huruf yang terbanyak dalam surat-suratnya. Dalam surah al-Baqarah, huruf terbanyak adalah Alif, kemudian lam dan mim. Pendapat ini sangat kontroversial, bahkan tokoh yang mengemukakannya pun demikian. Perlu Penelitian seksama sebelum membenarkan teori ini. Tampaknya jawaban: "Allah Lebih Mengetahui" masih merupakan jawaban yang paling relevan hingga saat ini, kendati ia tidak memuaskan nalar manusia. 

"Zlikal-kitbu l raiba fh, hudal lil-muttaqn"

"Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," pada ayat ke -2 surah Al - Baqarah Allah menekankan kembali bahwa Al - Quran merupakan Al - Kitab. Al - Quran merupakan kitab yang sangat sempurna tidak ada keraguan padanya ( pada kandungannya dan kesempurnaannya). Sebagai mana firman-Nya dalam surah As-Sajdah bahwa Al - Quran ini sama sekali tidak mengandung keraguan di dalamnya, bahwa ia diturunkan dari sisi Allah.

Petunjuk al-Qur'an kepada manusia dapat dipahami dalam arti kitab suci itu kini sedang memberi petunjuk kepada orang-orang bertakwa yang hidup pada masa kehadiran al-Quran. Yang dimaksud dengan orang bertakwa adalah yang mempersiapkan jiwa mereka untuk menerima petunjuk atau yang telah mendapatkannya tetapi masih mengharapkan kelebihan karena petunjuk Allah tidak terbatas.3 "Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk"(OS. Maryam [19]: 76).

"Allana yu`minna bil-gaibi wa yuqmna-alta wa mimm razaqnhum yunfiqn"

 "(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka." Pada ayat ke - 3 ini dijelaskan bahwa ada tiga ciri - ciri orang bertakwa, 

Pertama : Percaya kepada yang ghaib berarti meyakini adanya sesuatu yang nyata yang tidak dapat diamati oleh pancaindra karena ada bukti yang menunjukkan adanya, seperti adanya Allah, malaikat, hari akhir. 

Kedua : Mendirikan Sholat, Dalam bahasa Arab, "shalat" berarti doa. Shalat, sebuah ibadah yang sudah dikenal, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dilakukan untuk menunjukkan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah.  Mendirikan sholat adalah melaksanakan sholat secara sempurna; sempurna dengan segala rukun dan syaratsyarat yang telah ditentukan. 

Ketiga : Menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan pada mereka. Yang dimaksud dengan "menginfakkan sebagian rezeki" itu adalah harta atau rezeki yang akan diinfakkan ialah sebagiannya bukan seluruh harta yang akan diinfakkan. 

"Wallana yu`minna bim unzila ilaika wa m unzila ming qablik, wa bil-khirati hum yqinn"

"dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat." Dalam ayat ini masih menjelaskan ciri-ciri orang bertakwa, sehingga keterkaitan ayat per ayat sangatlah erat. Dijelaskan sebagaimana Al Quran adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup umat manusia. dan meyakini kitab-kitab suci yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad saw seperti Taurat, Zabur, dan Injil adalah sifat orang - orang yang bertakwa.

"Ul`ika 'al hudam mir rabbihim wa ul`ika humul-muflin" 

"Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung." Keterkaitannya ayat kelima dengan ayat - ayat sebelumnya sebagai balasan atau akibat seseorang yang mempunyai/melakukan tanda bagi orang yang bertaqwa tersebut. Orang-orang yang mempunyai sifat yang lima di atas adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dan bimbingan allah dan merekalah orang-orang yang akan merasakan hasil iman dan amal mereka di akhirat nanti, mereka memperoleh keridaan Allah dan tempat tinggal mereka di akhirat ialah di surga yang penuh kenikmatan. Di dalamnya mereka menikmati kebahagiaan yang abadi. Beruntunglah kepada setiap manusia yang tetap beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, karena Allah akan membalas dengan kenikmatan, kebahagiaan serta surga di akhirat yang abadi.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa Al - Quran merupakan kitab yang sempurna, tidak diragukan lagi. Kebenaran Al - Quran pasti adanya, dan Al - Quran menjadi pedoman bagi manusia agar mencapai keselamatan di dunia maupun di akhirat dan hanya orang - orang bertakwa yang mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. 

Penulis : Haikal Athariksyah.

Dosen Pengampu : Dr. Hamidullah Mahmud, M.A

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun