Mohon tunggu...
Haikal MutaalT
Haikal MutaalT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Human

ISTIQAMAH

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Real Madrid: Miskin Taktik tapi Juara?

30 Mei 2022   21:16 Diperbarui: 30 Mei 2022   21:25 1697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto Instagram realmadrid

Real Madrid memastikan diri keluar sebagai juara liga champions 2021-2022. Di partai final mereka mampu mengalahkan Liverpool dengan skor 1:0, gelar juara ini seakan menjadi pembuktian El Real yang kerap diremehkan di musim ini. Artikel ini akan membahas jerih payah sang juara.

Sumber Foto Instagram realmadrid
Sumber Foto Instagram realmadrid
Di Anggap Sudah Habis

Real Madrid pada musim lalu menghadapi musim yang begitu buruk, club yang bermarkas di Santiago Bernabeu ini gagal mengangkat satu pun trofi juara dan harus terima di labeli puasa gelar. 

Setelah fakta itu El Real juga ditinggal sejumlah pemain penting, mulai dari Sergio Ramos ke PSG, Rafael Varane MU, sampai Martin Odegaard ke Arsenal. 

Tidak cuman itu pelatih El Real saat itu Zinedine Zidane juga memutuskan untuk angkat koper, kabarnya Zidane keluar karena merasa tidak nyaman dengan banyaknya kritikan yang ditunjukan kepadanya. 

Kehilangan sejumlah pemain penting dan pelatih yang punya track record juara membuat banyak pihak menilai kalau era keemasan Real Madrid sudah habis.

 Bahkan mereka juga dikritik oleh Bernd Schuster yang merupakan mantan pelatih mereka sendiri, Schuster bilang kalau El Real harus meregenerasi lini tengah mereka. 

Sebab kalau saat ini El Real masih suka mengandalkan gelandang yang sudah tua, belum lagi dimusim panas lalu El Real hanya merekrut 2 pemain saja. 

Mereka adalah David Alaba dan gelandang muda Eduardo Camavinga. Hal ini membuat Madrid seperti tim yang tidak ada harapan di awal musim, apalagi untuk menjadi juara liga champions.

Sumber Foto Instagram realmadrid
Sumber Foto Instagram realmadrid
Diremehkan di Liga Champions

Real Madrid yang squadnya monoton kerap dispelekan di liga champions, hal ini sudah terlihat sebelum kompetisi dimulai banyak yang menilai kalau El Real tidak bisa berbicara banyak di musim ini.

Hal ini dikarenkan El Real dihuni oleh pemain-pemain tua dan belum bisa meregenerasinya, apalagi pelatih mereka Carlo Ancelotti kerap diremehkan karena dianggap miskin taktik. 

Akan tetapi El Real berhasil mematahkan ucapan itu dengan aksi mereka diatas lapangan, mental juara El Real juga sudah terlihat pada babak 16 besar menghadapi  PSG. 

Saat itu El Real tampil mengejutkan dengan mampu comeback, padahal sebelumnya mereka sempat tertinggal dengan agregat 2 gol. 

Berikutnya di babak perempat final menghadapi chelsea El Real lagi-lagi diprediksi juga bakal tersingkir akan tetapi Real Madrid, tapi Real Madrid adalah Real Madrid. 

Mereka berhasil comeback dengan unggul agregat 5:4, lanjut ke babak semifinal Real Madrid juga menghadapi lawan yang sulit kali ini mereka harus berhadapan dengan Manchester City yang dilatih oleh manager Pep Guardiola, hebatnya Madrid yang tidak diunggulkan kembali mengejutkan comeback diakhir laga, akhirnya El Real lolos ke final dan berhadapan dengan Liverpool. 

Walaupun sudah lolos ke final, salah satu legenda Liverpool menilai bahwa El Real menang hanya karena beruntung saja, oleh sebab itu ia menyebutkan bahwa keberuntungan El Real akan habis di partai final nanti. 

Namun banyak pihak lupa kalo sebelum menuju final Real Madrid mampu menaklukan juara liga Perancis musim ini, juara bertahan liga Champions, dan juara liga Inggris musim ini. 

Sumber Foto Instagram realmadrid
Sumber Foto Instagram realmadrid
Buktikan Diri dengan Menang Sebagai Juara

Walaupun sering diremehkan, Real madrid lagi lagi membuktikan mental juara mereka diatas lapangan. Dipartai final kemarin merka berhasil menang atas Liverpool dengan skor tipis dengan skor 1-0. 

Real Madrid sebenarnya tampil buruk sejak babak pertama dimulai, hal ini bisa terlihat dimana pada babak pertama Madrid hanya melapskan 1 tembakan saja. 

Berbeda jauh dengan Liverpool yang melepaskan total 10 tembakan. Walaupun kalah statistik, Real Madrid bermain dengan efektif dengan mengandalkan serangan balik. 

Hasilnya pada menit ke 59, Vinicius Junior mampu menggetrkan gawang yang di jaga oleh Alisson. Liverpool yang tertinggal 1 gol, meningkatkan intensitas serangannya. 

Sayangnya sampai peluit panjang di bunyikan, squad The Reds tidak mampu menjebol gawang yang dikawal oleh Thibaut Courtois. 

Setelah berhasil membawa El Real juara Carlo Ancelotti pun memberikan komentarnya bahwa ia merasa senang kembali lagi ke Santiago Bernabeu dengan membawa trofi, selain itu Ancelotti juga memberikan pujian kepada anak-anak asuhnya. 

Ancelotti mengatakan kalau anak asuhnya sudah bermain cukup baik, Ancelotti pun mengatakan kalau ia adalah pelatih pemecah rekor. 

Omongan Ancelotti ini bukan sekedar asal bunyi, orang Italia ini menjadi pelatih pertama yang sukses meraih 4 trofi liga champions. Ancelotti bahkan mampu mengalahkan Zinidine Zidane yang meraih 3 trofi juara.

Kontroversi Pertandingan

Laga final tadi malam sejumlah drama dan menghadirkan kontroversi. Kontroversi ini bahkan sudah terjadi sejak babak pertama, tepatnya pada menit ke 44. 

Saat itu Karim Benzema berhassi mencetak gol ke gawang Alisson Becker, sayang wasit yang memimpin pertandingan menganulir gol tersebut karena dianggap sudah dalam posisi offside. 

Banyak yang menganggap kalau gol Benzema sah karena posisi Benzema saat itu onside, namun menurut aturan baru yang dikeluarkan Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional atau dalam bahasa inggris disingkat  IFAB gol tersebut dianggap offside. 

Hal ini bisa terjadi karena pertukaran posisi, dalam peraturan offside terbaru seorang pemain yang bukan kiper dianggap kiper ketika posisinya berada dibelakang kiper aslinya. 

Dalam konteks ini Alisson yang posisinya sebagai kiper bisa tergantikan oleh Robertson yang berada dibelakang Alisson, artinya Alisson dianggap sebagai outfield player. 

Sementara itu dalam tayangan ulang banyak yang menganggap gol Benzema tetap sah karena Fabinho adalah pemain terakhir yang menyentuh bola, tetapi wasit menilai kalau Fabinho tidak sengaja mengumpan kepada Benzema. Gol Benzema baru bisa dianggap onside seandainya bola dianggap rebound. 

Selain itu juga terdapat moment handball yang luput dari sorotan wasit, saat itu dibabak kedua wasit membiarkan David Alaba melakukan handball dikotak penalti. Namun menurut penglihatan wasit, tangan Alaba dalam keadaan yang tidak aktif sehingga tidak dihitung sebagai pelanggaran.

Sumber Foto Instagram realmadrid
Sumber Foto Instagram realmadrid
Penampilan Apik Thibaut Courtois

Kiper Real Madrid Thibaut Courtois dinobatkan sebagai Man of the Match di laga kemarin, kiper asal Belgia ini tampil gemilang dengan menepis sejumlah penyelamatan penting bahkan Courtois juga membuat Moh Salah frustasi. 

Sebab sejumlah sepakannya telah berhasil digagalkan oleh Courtois, dalam statistik Courtois mampu mencatatkan 9 kali penyelamatan. Hebatnya dari 9 penyelamatan tersebut, 7 diantaranya berasal dari shoot didalam kotak penalti. 

Penampilan apik tersebut mendapatkan pujian dari sang pelatih Carlo Ancelotti, Ancelotti bahkan tidak menyangka kalau dia bisa melakukan 9 save tersebut. 

Sebagai informasi trofi liga champions ini adalah yang pertama untuk Courtois, gelar ini juga membungkam kritikan netizen yang kerap meremehkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun