Mohon tunggu...
Haihai Bengcu
Haihai Bengcu Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hanya seorang Tionghoa Kristen yang mencoba untuk melakukan sebanyak mungkin hal benar. Saling MENULIS agar tidak saling MENISTA. Saling MEMAKI namun tidak saling MEMBENCI. Saling MENGISI agar semua BERISI. Saling MEMBINA agar sama-sama BIJAKSANA.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Megawati di Mata Seorang Tionghoa Kristen

12 April 2014   07:56 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:46 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="143" caption="Gambar: gudinnapandora."][/caption] Prabowo Subianto yang terhormat, mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, izinkan saya berkata, “Dikibulin nich ye?” Sebagai Ketua Dewan Pembina Partai GERINDRA yang KECIL saja anda dikibulin, apalagi jadi presiden Republik Indonesia? Untuk masalah SEPELE saja anda CEROBOH (ceroboh atau kurang cerdas?) bagaimana dengan masalah BANGSA? Setelah DIKIBULIN politisi PDI Perjuangan alih-alih MAWAS diri dan MENGAKUI kebodohan sendiri anda justru menyalahkan orang lain? TERLALU! Prabowo Subianto yang mulia, sekali lagi, mohon maaf tanpa mengurangi rasa hormat, saya MUSTAHIL mempercayakan jabatan Presiden Republik Indonesia kepada anda. Saya tidak PERCAYA anda MAMPU memimpin Republik Indonesia.

Setelah membaca blog “Bengcu Menggugat Kesepakatan Batutulis Di Mata Seorang Tionghoa Kristen” yang paragraf penutupnya saya kutip di atas, banyak yang langsung menarik kesimpulan Megawati Soekarno Putri dan para politikus senior PDI Perjuangan dengan kepiawaiannya telah MENGAKALI  Prabowo Subianto dan para politikus Partai GERINDRA yang kurang pengalaman. Benarkah hal demikian  yang terjadi? Kita akan mengujinya dengan teliti dan hati-hati. Akal-Akalan Kesepakatan Batutulis? Pada tahun 2009, ketika Kesepakatan Batutulis dibuat, Megawati adalah Ketua Umum PDI Perjuangan periode 2005-2010. Ketua Umum dan DPP (Dewan Pimpinan Pusat) PDI Perjuangan periode 2005-2010 tidak BERWENANG untuk MENENTUKAN calon Presiden PDI Perjuangan tahun 2014. Yang BERHAK menentukan calon Presiden PDI Perjuangan tahun 2014 adalah KONGRES III PDI Perjuangan yang BARU akan dilaksanakan tahun 2010. Kesepakatan MENDUKUNG Prabowo menjadi calon Presiden 2014 MUSTAHIL dibuat antara PDI Perjuangan yang belum Kongres III PDI Perjuangan tahun 2010 dan Partai Gerindra. Juga mustahil dibuat antara Ketua Umum PDI Perjuangan yang baru memiliki hak prerogatif menentukan calon presiden 2014 dari Kongres III PDI Perjuangan tahun 2010 dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Itu sebabnya dibuat antara Megawati Soekarno Putri calon Presiden 2009 dan Prabowo Subianto calon wakil presiden 2009. Dengan melihat FORMAT Kesepakatan Batutulis 2009 dan berkali-kali pengakuan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hasyim Djojohadikusumo kepada mas media bahwa dirinyalah konseptor Surat Kesepakatan Batutulis maka ditarik kesimpulan bahwa awalnya Kesepatan Batutulis dibuat antara PDI Perjuangan dan Partai GERINDRA makanya diberi judul: KESEPAKATAN BERSAMA PDI PERJUANGAN DAN PARTAI GERINDRA DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA 2009-2014 Namun ketika pihak Prabowo MEMAKSAKAN butir 7 yaitu “Mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014” maka Kesepakatan pun mustahil dibuat antara PDI Perjuangan dan Partai GERINDRA juga tidak mungkin dibuat atas nama Ketua Umum PDI Perjuangan dan Partai GERINDRA begitu pula dengan Ketua Umum PDI Perjuangan dan Ketua Umum Partai GERINDRA. Itu sebabnya Kesepakatan pun lalu dibuat antara: Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden. Kenapa Kesepakatan Batutulis yang dibuat antara Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden diberi judul “KESEPAKATAN BERSAMA PDI PERJUANGAN DAN PARTAI GERINDRA DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA 2009-2014”? Nampaknya pihak Prabowo yang menghendaki judul “KESEPAKATAN BERSAMA PDI PERJUANGAN DAN PARTAI GERINDRA” dengan tujuan menimbulkan KESAN itu memang kesepakatan BERSAMA PDI Perjuangan dan Partai GERINDRA. Kemungkinan besar pihak Megawati yang menambahkan, “DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA 2009-2014” Dengan harapan bila pihak Prabowo gembar-gembor itu adalah kesepakatan bersama PDI Perjuangan dan Partai GERINDRA maka HANYA “Dalam Pemilu Presiden NKRI tahun 2009-2014 saja.” Nampaknya pihak Megawati yang menambahkan sub judul “Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden.” Untuk MEMASTIKAN bahwa itu BUKAN kesepatakan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan namun sebagai CALON presiden 2009. Kerabatku sekalian, berdasarkan PENGAKUAN Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hasyim Djojohadikusumo dan fakta-fakta yang tercatat di dalam Kesepakatan Batutulis nampak gamblang sekali, MUSTAHIL Megawati Soekarnoputri dan para politikus senior PDI Perjuangan, dengan kepiawaiannya MENGAKALI Prabowo Subianto dan para politikus Partai GERINDRA. Tuduhan "Politikus PDI Perjuangan ngibulin Politikus Parta GERINDRA" adalah pepesan kosong karena Kesepakatan tersebut dibuat dan diteken dalam kondisi sehat jasmani dan rohani serta akal budi. Megawati INGKAR Janji? Saya percaya Kwik Kian Gie adalah orang JUJUR. Kwik Kian Gie tidak pernah mengagul-agulkan Megawati Soekarnoputri sebagai pemimpin yang HEBAT namun dia sering bersaksi tentang KEJUJURAN dan KESETIAAN Megawati Soekarnoputri. Itu sebabnya saya percaya meskipun sering ragu bahwa Megawati Soekarnoputri walaupun bukan pemimpim yang HEBAT namun SETIA dan JUJUR. Kongres II PDI Perjuangan 2005 di Bali menetapkan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan 2005-2010 dan calon Presiden tahun 2009. Meskipun Kongres III PDI Perjuangan 2010 di Bali menetapkan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan 2010-2014 namun tidak menetapkannya sebagai calon presiden 2014. Kongres memberi hak PREROGATIF kepada Ketua Umum PDI Perjuangan 2010-2014 untuk menetapkan calon presiden tahun 2014. Megawati Soekarnoputri dibesarkan dalam tradisi Jawa dan Marhaen, itu sebabnya meskipun sebagai Ketua Umum dia mengemban hak PREROGATIF menetapkan calon presiden namun mustahil dia ujug-ujug menetapkan dirinya sendiri sebagai calon presiden. Bila memang berambisi maka Rakernas PDI Perjuangan 6-8 September 2013 di Ancol Jakarta adalah tempatnya. Namun dari ke 17 rekomendasi Rakernas PDI-Perjuangan, tidak ada satu pun yang merekomendasikan Megawati Soekarnoputri menjadi calon presiden 2014. Keputusan Rakernas PDI Perjuangan 6-8 September 2013 adalah BUKTI Megawati tidak berambisi menjadi calon presiden 2014. Namun saat itu saya menyangka Megawati Soekarnoputri kehilangan nyali untuk menyatakan ambisinya menjadi calon presiden 2014. Juga para politikus PDI Perjuangan tidak punya keberanian untuk mengingatkan Megawati  Soekarnoputri bahwa ditolak mentah-mentah dalam Pemilu Presiden 2004 dan 2009 adalah bukti sebagian besar RAKYAT Indonesia tidak menghendaki Megawati Soekarnoputri menjadi Presidennya. Pada bulan Desember 2013, saya membaca di mas media, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hasyim Djojohadikusumo mulai kasak-kusuk tentang Kesepakatan Batutulis untuk mendukung Prabowo Subianto menjadi calon Presiden 2014. Pada tanggal 6 Januari 2014, setelah mengikuti perayaan Natal PGI di rumah Ketua Umum PGI, saya dan teman-teman bertamu ke rumah seorang pendeta. Sabam Sirait, salah satu pendiri PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Di Indonesia) yang juga pendiri PDI Perjuangan dan sudah delapan kali menjadi anggota DPR serta mencalonkan diri menjadi anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) tahun 2014 hadir pula di sana. Disela-sela ngobrol sana-sini, Sabam Sirait minta tolong kami mendukungnya dalam doa agar ibu Mega MAU membantu orang lain menjadi presiden tahun 2014. “Berdoa agar Megawati tahu diri bahwa dua kali ditolak mentah-mentah artinya kebanyakan rakyat menolak dia jadi presidennya?” Tanyaku. Seseorang bertanya pula, “Berdoa agar Megawati tidak mencalonkan diri lagi?” Sabam Sirait menjawab pertanyaan kami kata demi kata, “Berdoa agar ibu Mega MAU membantu orang lain menjadi presiden tahun 2014.” Ketika kami menatapnya penuh tanya dan saya sempat beradu pandang dengannya, pak Tua itu mengulangi kalimatnya dengan mantap, “Berdoa agar ibu Mega MAU membantu orang lain menjadi presiden tahun 2014.” Saya ngakak senang karena mengerti ucapan orang tua bijaksana itu. “Megawati tidak akan mencalonkan diri jadi Presiden tahun 2014 namun MENOLAK untuk membantu orang lain untuk menjadi presiden 2014.” Siapakah orang lain itu? Prabowo atau Jokowi. Kenapa ibu Mega TIDAK mau membantu orang lain untuk menjadi presiden 2014? Karena dia berhutang JANJI kepada Prabowo namun berhutang PENGABDIAN kepada kader PDI Perjuangan yang mendukung Jokowi. Kwik Kian Gie benar-benar jujur ketika bersaksi ibu Mega adalah orang JUJUR dan SETIA karena Megawati Soekarnoputri memang JUJUR dan SETIA. JUJUR makanya tidak merekayasa apa pun dan SETIA itu sebabnya berusaha menaati itu sebabnya berusaha menaati Kesepakatan Batutulis 2009 dengan menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan periode 2010-2015 dan mendapatkan mandat hak PREROGATIF menetapkan calon presiden 2014. Bila demikian kenapa akhirnya Megawati Soekarnoputri menetapkan Jokowi sebagai calon presiden? Menurut saya, pertama, karena Megawati tahu KUALITAS Jokowi lebih baik dari Prabowo. Jokowi adalah seorang pedagang yang hidup dengan prinsip tawar-menawar agar saling menguntungkan atau saling rugi sesedikit mungkin. Prabowo adalah seorang tentara yang hidup dengan prinsip menghalalkan segala cara agar lebih baik pulang nama dari pada KALAH. Sebagai anak Soekarno, Megawati hidup dengan prinsip kepentingan PDI Perjuangan di atas kepentingan pribadi. Kepentingan Republik Indonesia di atas kepentingan peribadi. Itu sebabnya Soekarno memilih diam ketika didzolimi Soeharto. Sebagai murid Gusdur Megawati sudah belajar bahwa kepentingan orang banyak lebih penting dari kepentingan pribadi. Itu sebabnya Gusdur memilih mundur ketika menghadapi pemakzulan (impeachment) DPR. Kedua, ada rakyat Indonesia yang menghendaki dan ada pula yang menolak Jokowi menjadi presiden NKRI tahun 2014. Berapa banyak yang menghendaki dan berapa banyak yang menolaknya? Yang menghendaki Jokowi menjadi presiden bukan hanya anggota PDI Perjuangan. Yang menghendaki Jokowi menjadi presiden bukan hanya penduduk DKI. Yang menghendaki Jokowi menjadi presiden jumlahnya lebih banyak dari anggota PDI Perjuangan. Yang menghendaki Jokowi menjadi presiden jumlahnya lebih besar dari penduduk DKI. Itu sebabnya Megawati Soekarnoputri HARUS memilih. Menurut anda, Megawati harus MENJEGAL keinginan rakyat yang menghendaki Jokowi menjadi calon presiden 2014 demi memenuhi Kesepakatan Batutulis yang dibuatnya tahun 2009? Atau, menurut anda, Megawati harus MELANGGAR Kesepakatan Batutulis 2009 untuk memenuhi KEINGINAN rakyat yang menghendaki Jokowi menjadi calon presiden 2014? Bersambung!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun