[caption id="" align="alignnone" width="640" caption="Gambar: uniqpost.com"][/caption] Masyarakat terperangah! Membuat puisi seolah "tradisi" politik Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Fadli Zon. Tidak perlu genius untuk mengerti Fadli Zon berpuisi tentang SIAPA? Ketika kuli tinta bertanya, “Siapakah dia?” Fadli Zon tersenyum rawan bahkan sering tertawa gersang. Yang menduga Fadli Zon berpuisi tentang Jokowi terpaksa gigit jari karena setelah membandingkan puisi Fadli Zon dengan sepak terjang Jokowi, hasilnya JAUH panggang dari api. Itu sebabnya masyarakat berlalu-lalang menguar tanya mengais jawab, Fadli Zon berpuisi tentang SIAPA? Ketika bengcu bertanya, suhu hai hai pun mengutip kisah dan mengajukan tanya. Mungkinkah kisah-kisah yang dikutip dan pertanyaan-pertanyaan suhu hai hai mengungkap misteri puisi Fadli Zon? [caption id="" align="alignnone" width="300" caption="Gambar: rmolsumsel.com"]
[/caption]
AIR MATA BUAYA Kau Bicara Kejujuran Sambil Berdusta Kau Bicara Kesederhanaan Sambil Shopping di Singapura Kau Bicara Nasionalisme Sambil Jual Aset Negara Kau Bicara Kedamaian Sambil Memupuk Dendam Kau Bicara Antikorupsi Sambil Menjarah Setiap Celah Kau Bicara Persatuan Sambil Memecah Belah Kau Bicara Demokrasi Ternyata Untuk Kepentingan Pribadi Kau Bicara Kemiskinan di Tengah Harta Bergelimpangan Kau Bicara Nasib Rakyat Sambil Pura-Pura Menderita Kau Bicara Pengkhianatan Sambil Berbuat Yang Sama Kau Bicara Seolah Dari Hati Sambil Menitikkan Air Mata... Air Mata Buaya [caption id="" align="alignnone" width="680" caption="Gambar: tribunnews.com"]
[/caption] Ketika kampanye Pemilu Legislatif, siapakah yang PALING getol bicara tentang “Kejujuran, Kesederhanaan, Nasionalisme, Antikorupsi, Persatuan, Demokrasi, Kemiskinan, Kemiskinan, Pengkhianatan” dengan berapi-api dan mengeluh dengan suara parau dan sengau menahan tangis? Prabowo Subiantoro. Karena Prabowo tidak pernah jadi presiden, mustahil Fadli Zon berpuisi tentang Prabowo Bicara Nasionalisme Sambil Jual Aset Negara, bukan? Saya tidak tahu!
Ketika diwawancarai oleh Net.TV Prabowo menyatakan, “Saya mendukung investasi asing. Kita butuh investasi asing.” Lebih lanjut Prabowo bilang, “Bila nanti saya mendapat mandat, saya mengerti sekali bagaimana mengimplemantasikan paham neoliberalisme di Indonesia,”
GATRAnews 15 July 2013 21:10 memberitakan ucapan Prabowo, "Kita seharusnya berpikir rasional untuk kepentingan nasional Indonesia bahwa kita meneruskan Freeport untuk kepentingan suku-suku di sekitar lingkunganya." Berapa kekayaan Prabowo? Konon, tahun 2009 lebih dari 1,6 triliun. Prabowo getol sekali bicara tentang KEMISKINAN. Mungkinkah ketika menulis “Kau Bicara Kemiskinan di Tengah Harta Bergelimpangan” Fadli Zon sedang berpuisi tentang Prabowo? Saya tidak tahu! Nubuatan adalah ramalan yang pasti terjadi di masa depan. Mungkinkah ketika menulis “Kau Bicara Nasionalisme Sambil Jual Aset Negara” Fadli Zon sedang bernubuat tentang Prabowo? Saya tidak tahu! [caption id="" align="alignnone" width="830" caption="Gambar: republika.co.id"]
[/caption] Uang pensiun bulanan Letjen Prabowo Subiantoro tahun 1998 adalah Rp. 900.000,-. Tahun 2004 Prabowo membeli PT. Kiani Kertas dari kredit Bank Mandiri Rp 1,8 triliun. Ketika pinjam uang ke bank Mandiri, tetangga saya harus menjaminkan rumahnya. Jumlah pinjamannya hanya 75% dari harga rumahnya. Ketika menulis, “Kau Bicara Antikorupsi Sambil Menjarah Setiap Celah” mungkinkah Fadli Zon sedang berpuisi tentang Prabowo? Saya tidak tahu! Mayjen Kivlan Zen bersaksi, "Karena tidak mendapatkan ijin dari Mabes ABRI, maka dengan menggunakan biaya pribadi Prabowo menyewa pesawat milik Mandala di Makassar dan pesawat milik Garuda di Surabaya. Hal ini dilakukan karena keadaan mendesak. Pasukan inilah yang dinilai Habibie sebagai “pasukan liar” dan bisa membahayakan. Sejumlah kalangan bahkan menuding Prabowo hendak melakukan kudeta." Kesaksian Kivlan Zen tersebut dikuatkan oleh Letjen Sintong Panjaitan dan Jendral Wiranto bahkan presiden Habibie. Prabowo menggerakkan pasukan Kostrad di luar komando. Menurut norma masyarakat, tindakan demikian namanya KHIANAT dan dalam politik disebut KUDETA. [caption id="" align="alignnone" width="480" caption="Gambar: bisnis.com"]
[/caption] Menjelang Pemilu 2009, Gerindra berkoalisi dengan PKB Gus Dur dan mengusung Prabowo sebagai calon presiden. Setelah mendulang suara Gusdurian Gerindra pun MENYEBRANG ke PDIP guna mengusung Prabowo sebagai calon wakil presiden. Ketika menulis, “Kau Bicara Pengkhianatan Sambil Berbuat Yang Sama” mungkinkah Fadli Zon sedang berpuisi tentang Prabowo? Saya tidak tahu! [caption id="" align="alignnone" width="481" caption="Gambar: uniqpost.com"]
[/caption] Faktanya, sekitar 60% permasalahan DKI adalah wewenang Pemerintah Pusat. Itu sebabnya keputusan Jokowi untuk menjadi presiden alih-alih mengkhianati justru menjunjung amanat warga DKI untuk menangani masalah Jakarta. [caption id="" align="alignnone" width="510" caption="Gambar: ayojokowiaja.blogspot.com"]
[/caption] SAJAK SEEKOR IKAN Seekor ikan di akuarium Kubeli dari tetangga sebelah Warnanya merah Kerempeng dan lincah Setiap hari berenang menari Menyusuri taman air yang asri Menggoda dari balik kaca Menarik perhatian siapa saja Seekor ikan di akuarium Melompat ke sungai bergumul di air deras Terbawa ke laut lepas Di sana ia bertemu ikan hiu, paus dan gurita Menjadi santapan ringan penguasa samudera
PT. Kiani Kertas diserahkan oleh Bob Hasan kepada BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) pada November 1998 untuk penyelesaian hutang Bank Umum Nasional (BUN) sebesar Rp 8,917 triliun. Tahun 2004 Prabowo membelinya dengan uang pinjaman dari Bank Mandiri Rp 1,8 triliun. Bob Hasan adalah sahabat Soeharto sedangkan Prabowo adalah menantu Soeharto. Mungkinkah ketika menulis “Seekor ikan di akuarium, Kubeli dari tetangga sebelah, Warnanya merah, Kerempeng dan lincah” Fadli Zon sedang berpuisi tentang Prabowo membeli PT. Kiani Kertas? Saya tidak tahu! Bagaimana nasib PT. Kiana Kertas saat ini? Konon, kondisinya benar-benar payah bin parah karena terancam digugat bangkrut sebab nggak becus bayar hutang bahkan hutang gaji kepada karyawan. Mungkinkah ketika menulis “Seekor ikan di akuarium, Melompat ke sungai, bergumul di air deras, Terbawa ke laut lepas, Di sana ia bertemu ikan hiu, paus dan gurita, Menjadi santapan ringan penguasa samudera” Fadli Zon sedang berpuisi tentang Prabowo dan perusahaannya yang babak belur disantap penguasa dunia usaha? Saya tidak tahu! [caption id="" align="alignnone" width="620" caption="Gambar: Pemilu.com"][/caption] RAISOPOPO Aku raisopopo Seperti wayang digerakkan dalang Cerita sejuta harapan Menjual mimpi tanpa kenyataan Berselimut citra fatamorgana Dan kau terkesima Aku raisopopo Menari di gendang tuan Berjalan dari gang hingga comberan Menabuh genderang blusukan Kadang menumpang bus karatan Di antara banjir dan kemacetan Semua jadi liputan Menyihir dunia maya Dan kau terkesima Aku raisopopo Hanya bisa berkata rapopo
JAKARTA (SiaR, 17/7/98), Fadli Zon luka-luka dan harus dirawat di rumah sakit karena dipukuli Letjen Prabowo beberapa waktu lalu. Fadli, yang juga anggota MPR wakil Utusan Golongan ini "dihukum" Prabowo karena menilep dana aksi tandingan, 22 Mei 1998 lalu di kompleks Gedung MPR/DPR RI Senayan. Seperti telah diberitakan SiaR, Fadli Zon mengorganisir massa yang terdiri atas para pesilat SMI binaan Prabowo, para preman Tanah Abang, remaja Masjid dan pemuda Tanjung Priok untuk melawan aksi mahasiswa di Gedung MPR/DPR. Aksi yang mengerahkan ribuan orang itu diotaki dan dibiayai Letjen Prabowo yang waktu itu masih Panglima Kostrad. Prabowo, menurut sejumlah sumber SiaR, mengucurkan dana Rp 900 juta untuk membiayai aksi itu. Dana itu dikelola Fadli Zon. [caption id="" align="alignnone" width="620" caption="Gambar: tempo.co"]
[/caption] Apakah kisah Fadli Zon digebukin Prabowo kisah nyata? Saya tidak tahu! Andai kata kisah nyata, mungkinkah ketika menulis “Aku raisopopo, Seperti wayang digerakkan dalang, Cerita sejuta harapan, Menjual mimpi tanpa kenyataan, Berselimut citra fatamorgana, Dan kau terkesima,” mungkinkah Fadli Zon berpuisi tentang Prabowo dan keluh-kesahnya sebagai anak buah Prabowo yang RAISAPOPO? Saya tidak tahu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Politik Selengkapnya