Mohon tunggu...
Haidir Ali
Haidir Ali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Designing dream Turning into reality

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Beda dengan Indonesia! Inilah Tradisi Pernikahan di Libya

10 Juni 2024   12:51 Diperbarui: 10 Juni 2024   14:21 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Libya merupakan sebuah negara yang terletak di wilayah Maghrib Afrika Utara, wilayah ini meliputi Maroko, Aljazair, Tunisia, Libya, Mauritania, dan wilayah sengketa Sahara Barat. Di antara tradisi unik yang membedakan Libya dari negara-negara lain di Maghreb Arab adalah tradisi pernikahannya dari segi pakaian dan jumlah hari pernikahan yang biasanya berlangsung selama sepuluh hari di Libya. Tradisi pernikahan Libya sangat bervariasi, dan salah satu perbedaan utama dalam pernikahan Libya adalah pakaian tradisional yang dipakai oleh pengantin.

Merujuk pada Video Youtube yang berjudul "Maghreb Newsletter | Tradisi pernikahan di Libya Sebuah kisah untuk diceritakan" dikatakan bahwa Libya merayakan pernikahan mereka selama sepuluh hari, namun saat ini sering kali hanya berlangsung selama tiga malam di beberapa kota. 

Salah satu hari terpenting dalam sepuluh hari tersebut adalah malam henna yang berlangsung lebih dari satu malam di Libya Timur, di malam henna ini hanya para gadis yang meramaikan malam tersebut, pengantin perempuan mengenakan busana tradisional, berdandan dengan perhiasan emas atau perak yang diberikan oleh laki-laki sebagai mas kawin. 

Pada hari henna ini, terdapat keranjang yang berisi sikat gigi kayu, kemenyan, lilin, musk, dan gula yang kemudian dibagikan kepada gadis-gadis yang hadir dalam acara tersebut, tangan para gadis serta tangan pengantin dihiasi penuh dengan henna.

Di Ibu Kota Libya bernama Tripoli, adat sebelum perayaan pernikahan memiliki perbedaan, di mana pengantin perempuan pergi ke hammam khusus wanita atau salon kecantikan pada hari Selasa. 

Mereka menghias diri dan bersiap untuk malam henna, mengenakan pakaian jubah atau gaun panjang yang dipercantik dengan hiasan dan sulaman yang rumit, pakaian ini biasa disebut "bader" dan yang terkenal adalah berwarna merah muda. Pada hari berikutnya setelah pernikahan di Tripoli, pengantin mengenakan jilbab yang mencolok dengan warna cerah beserta perhiasannya pada hari majlis, seperti yang disebut oleh orang-orang Libya.

Warna-warna cerah, perhiasan mewah dan henna menghiasi tangan, pakaian dari sutra dicampur dengan benang emas atau perak, bersama dengan lagu-lagu dan nyanyian rakyat, mereka bernyanyi bersama memeriahkan malam itu. Itulah gambaran mempesona yang menghiasi pernikahan di tanah Libya, memperkaya perbedaan adat daerah di dunia. perbedaan ini tidak pernah terhapus oleh waktu, bahkan sampai hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun