“Harus bertindak”
artinya bahwa tindakan itu harus memenuhi standar atau kriteria normatif tertentu. Bahwa manusia bertindak, itu normal (sudah dengan sendirinya).
Bertindak adalah ciri khas setiap makhluk hidup.
Bahwa manusia “harus” bertindak, itu melukiskan eksistensi manusia secara mendalam, karena tindakan manusia tidak hanya berkaitan dengan eksistensinya sebagai makhluk hidup, melainkan juga mencetuskan nilai-nilai manusiawi.
Makna terminologi“harus”
mengedepankan pemahaman bahwa tindakan manusia harus memenuhi syarat moral atau etis tertentu.Tindakan manusia adakah pencetusan dirinya. Jika disimak secara sepintas saja, jelas manusia secara konkret direpresentasi dan ditentukan oleh tindakannya.
Atau, autentisitas manusia sangat berurusan dengan
perbuatannya. Maurice Blondel berkata bahwa tindakan manusia adalah representasi dirinya yang paling umum. Selain yang paling umum, tindakan
manusia juga merupakan representasi dirinya yang paling lengkap. Dengan tindakannya, manusia menghadirkan dirinya secara memesonakan.
Lebih lanjut Blondel menulis, “Tindakan adalah fakta yang paling menyeluruh sekaligus konstan dalam hidupku.” Blondel hendak menegaskan bahwa tindakan adalah realitas yang paling meyakinkan
perihal siapa dirinya.
Jika manusia hendak mengomunikasikan diri kepada
sesamanya, Tuhannya, atau siapa pun, dia pasti merealisasikannya dalam tindakan.
Hampir tidak ditemukan sarana lain untuk itu selain melalui tindakan. Sudah barang tentu tindakan di sini tidak dimaksudkan sebagai tindakan yang sembarangan, melainkan tindakan yang sungguh keluar dari dirinya sebagai manusia.
Tindakan itu membangun pengalaman. Apa yang disebut dengan pengalaman langsung menunjuk pada rangkaian peristiwa dari suatu perbuatan. Misalnya: kita mengalami kasih ibu,memaksudkan semata-mata
kita mengalami rangkaian peristiwa dan tindakan ibu yang menampilkan kasih.Tindakan manusia tidak tunggal.
Pernyataan ini bukan hendak mengatakan bahwa tindakan manusia itu jamak. Di sini yang menjadi fokus
penelaahan filosofis kita bukan pada realitas banyaknya jumlah tindakanmanusia.
Tindakan manusia tidak tunggal, maksudnya: tindakan manusia itu kompleks, dinamis, dan kaya akan proses. Mengapa demikian? Karena manusia sebagai subjek dari tindakannya adalah makhluk yang kompleks
pula, berbeda dengan binatang.
Apa perbedaan antara manusia dengan binatang dari sudut tindakannya? Perbedaannya adalah: binatang bukan subjek dari tindakannya,sedangkan manusia secara tegas adalah subjek (tuan) atas tindakannya
(meskipun pada kasus-kasus tertentu manusia kerap jatuh pada peng-ungkapan-pengungkapan seperti halnya binatang).
Perilaku binatang sebenarnya adalah “gerakan” yang amat didominasi oleh insting. Sementara tingkah laku manusia jelas tidak bisa melulu disempitkan pada gerakan fisik dan insting belaka.
Jika tingkah laku binatang cukup dipicu oleh rangsangan yang ada, tindakan manusia jelas tidak tunduk pada rangsangan belaka dan memiliki proses yang lebih rumit. Jadi, tindakan manusia adalah perwujudan dari perkembangan kemanusiaannya.
Dalam kacamata berpikir inilah muncul
anekaterminologi perkembangan, seperti:
kedewasaan, kematangan, kemandirian, tanggung jawab, dan sejenisnya yang tidak bisa dibayangkan
ada dalam dunia binatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H