Saat banyak pasangan suami istri menantikan kedatangan buah hati, tidak sedikit orang sengaja menggugurkan janin yang mereka kandung tanpa indikasi medis yang mendasarinya.Â
Bukan tanpa alasan banyak pihak yang kontra dengan tindakan tersebut. Salah satunya dari pihak medis. Â Beberapa penelitian ilmiah mengaitkan aborsi paksa dengan munculnya kanker serviks di kemudian hari.Â
Tubuh seorang wanita yang mengandung, secara hormonal maupun struktur organ reproduksi akan mengalami perubahan untuk mempersiapkan adanya makhluk lain di dalam tubuhnya. Bayangkan jika kita telah mempersiapkan segalanya, namun ternyata ada yang mengacau. Tentu kita akan merasa stres.Â
Begitu juga tubuh yang telah disiapkan untuk mengandung seorang janin, kemudian janin tersebut dipaksa keluar maka terjadilah endocrine stress pada sistem reproduksinya. Ini merupakan salah satu pemicu munculnya kanker pada organ reproduksi wanita, termasuk leher rahim atau serviks.
Pemicu lainnya adalah infeksi akibat metode aborsi paksa. Sering kali aborsi paksa dilakukan di tempat yang tidak memperhatikan kesterilan dari alat dan lingkugan pasien, hal ini tentu saja berkontribusi terhadap tingginya angka infeksi.Â
Belum lagi jika orang yang melakukan kuret atau abosi paksa dengan alat bukan tenaga yang terampil. Bisa diperkirakan ada bagian janin atau plasenta yang tidak ikut terangkat. Ini semua dapat memicu adanya peradangan kronis pada organ reproduksi.Â
Dengan alasan di atas bukan mengherankan jika seseorang yang melakukan aborsi paksa akan lebih berisiko mengalami kanker serviks. Bahkan Ibnu Sina pun mengatakan jika kanker muncul karena seseorang melakukan sesuatu tidak sesuai kodratnya atau semestinya.Â
Dalam pengobatan medis klasik yang dipraktikan Ibnu Sina, sebelum berobat orang yang mengalami kanker harus bersujud meminta ampun kepada Tuhannya dan menerima sakit yang dideritanya.Â
Baru setelah itu melakukan pengobatan untuk memperbaiki sistem yang telah kacau. Dalam pandangan medis modern sistem yang kacau ini disebut dengan mutasi genetik atau perubahan struktur DNA.
Namun, bukan berarti semua yang mengalami kanker serviks pasti pernah melakukan aborsi paksa. Aborsi paksa hanya satu dari sekian faktor yang memicu terjadinya kanker serviks. Apabila anda mengalami kanker serviks segeralah periksakan diri ke dokter karena kanker serviks bisa sembuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H