Kuliah kerja nyata (KKN) merupakan bagian dari aktivitas pendidikan di mana tujuannya untuk memberikan pengalaman pengabdian masyarakat kepada mahasiswa. KKN merupakan salah satu wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan ide/gagasan yang kreatif secara langsung kepada masyarakat dengan memecahkan permasalahan yang ada. Baik itu permasalahan sosial, Â kesehatan, dan masalah lain yang terjadi di masyarakat. Pada tahun ajaran 2021/2022 di Kabupaten Jember mengadakan KKN kolaboratif, di mana kegiatan KKN kolaboratif ini diikuti oleh 13 perguruan tinggi dengan 248 kelompok yang tersebar di seluruh kelurahan/desa yang ada di Kabupatebn Jember. Kelompok 237 yang bertempat di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari dengan jumlah anggota 10 orang yang berasal dari Universitas Jember, Universitas Islam Jember, Universitas Dr.Soebandi, Universitas Muhammadiyah Jember, dan Universitas PGRI Argopuro Jember.
Pada minggu pertama KKN kolaboratif kelompok 237 memperkenalkan dan memaparkan tujuan kegiatan KKN kolaboratif dengan menemui Bapak Lurah Kebonsari dan Bapak Camat Sumbersari. Dalam pertemuan tersebut ada beberapa arahan langsung dari Bapak Lurah dan Bapak Camat yaitu mengenai permasalahan stunting, karena permasalahan stunting ini masih cukup tinggi di Kelurahan Kebonsari dan belum ada solusi untuk menurunkan masalah stunting secara tuntas. "Permasalahan yang saat ini kami alami yaitu masih tingginya angka stunting yang ada di  wilayah Kebonsari ini. Jika adek-adek ingin membantu dan mengatasi permasalahan tersebut itu sangat bagus," ujar bapak Herlan Hidajat, S.Sos., selaku lurah kebonsari. "Berbagai upaya telah dilakukan seperti penyuluhan tentang bahaya stunting dll. Hal ini tentu menjadi PR juga bagi saya selaku Camat Sumbersari." Tambahnya dari Bapak Regar Jeane Dealen Nangka, S.STP, M.Si., selaku Camat Sumbersari
Dengan adanya beberapa data seperti data stunting yang ikut mendukung serta memperkuat alasan kami, bahwa KKN kolaboratif kelompok 237 yang berada di wilayah Kelurahan Kebonsari harus ikut serta menuangkan ide-ide kreatifnya untuk mengatasi permasalahan stunting ini. Kemudian KKN kolaboratif kelompok 237 mencetuskan beberapa visi dan misi serta BMC (Business Model Canvas) yang dirancang sedemikian rupa dengan beberapa  pertimbangan untuk menyelesaikan permasalahan stunting.
Salah satu yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan stunting ini yaitu dengan terpenuhinya asupan gizi oleh Ibu Hamil dan Anak. Pemenuhan gizi ini dapat dilakukan secara terus menerus jika ada dana yang mensuplai tentang hal ini. Oleh karena" itu kami akan mengadakan kegiatan " Pemenuhan Gizi Melalui PMS (Pahala Melalui Sampah)" di mana kegiatan ini bekerjasama dengan  masyarakat untuk ikut andil dalam membantu pemenuhan gizi. cara yang dilakukan yaitu dengan hadirnya bank sampah . Masyarakat dapat menyisihkan sebagian dari hasil penjualan sampah untuk menyuplai pemenuhan gizi pada saat posyandu untuk ibu hamil maupun Anak yang terkena stunting. Banyak manfaat yang dapat diambil dari pembentukan bank sampah ini, selain kesadaran masyarakat akan lingkungan meningkat, jiwa sosial juga akan meningkat terutama dalam mengatasi permasalahan stunting yang ada di wilayah Kelurahan Kebonsari. Permasalahan stunting pun tidak akan menjadi beban berat yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Kelurahan maupun Kecamatan saja,  karena disini masyarakat juga berperan dan menyelesaikan masalahnya sendiri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H