Seperti yang kita ketahui pada abad ke-21 ini kita tidak dapat lepas dari yang namanya teknologi. Teknologi merupakan sesuatu yang bagus bagi kehidupan kita yang sekarang, salah satunya adalah media sosial atau sering disebut medsos.
Dalam media sosial kita bisa mendapatkan informasi tentang apa yang terjadi di tempat lain dari orang orang atau kita dapat berkomunikasi oleh seseorang tidak peduli seberapa jauh jaraknya. Tetapi seperti yang orang lain bilang, sesuatu yang bagus tidak selamanya akan bagus.
Pada artikel kali ini, saya akan membahas apakah media sosial merupakan lawan bagi demokrasi? Menurut Wikipedia, Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana semua warga negara memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah kehidupan mereka.Â
Indonesia merupakan negara demokrasi sejak awal kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang, jika dihitung Indonesia sudah menerapakan sistem demokrasi kurang lebih sekitar 75 tahun.
Apa yang menjadi hubungan antara media sosial dan demokrasi? Seperti yang saya jelaskan diawal, kita bisa mengakses segala informasi yang terjadi di tempat lain, itu memang manfaat yang bagus.
Tetapi, bagaimana jika informasi itu adalah sebuah kebohongan belaka atau bahkan kebohongan yang dapat memecah kesatuan? Tergantung dari cara orang yang menggunakan media sosial, media sosial bisa menjadi kawan ataupun lawan bagi demokrasi.
Maka dari itu bijaklah menggunakan media sosial. Jangan muda tepercaya oleh sebuah berita, carilah kebenaran dari berita itu dulu jika ingin menyebarkannya ke orang lain.
Meskipun sekarang pemerintah juga ikut andil dalam masalah media sosial seperti membuat tim Cyber Police Crime, tetapi mereka juga tidak bisa melihat semua informasi yang tersebar. Sekali lagi, gunkanlah media sosial dengan bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H