Mohon tunggu...
Haidar Barong
Haidar Barong Mohon Tunggu... -

Penghuni cafe TIM Tembang luruh dalam tidur Puisi pecah di gelas Mana tembang, mana puisi tidak peduli Aku sudah sembuh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hahay, Kamu Membuat Kekeliruan Lagi

29 September 2011   04:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:31 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah, ada orang mengklaim bahwa dengan tingkat keruhanian dan kebijaksanaannya, ia telah tak tergoyahkan oleh delapan angin emosi, yakni; untung, rugi, fitnah, ketenaran, pujian, cacian, kesedihan dan kesenangan. Menurut ceritanya, meditasinya telah membawanya mengetahui hal-hal gaib. Pasti hebat dia.

Suatu kali dia menulis surat  kepada saya melalui e-mail dan menceritakan kehebatannya yang tak tergoyahkan oleh delapan angin emosi itu, dan meminta saya menanggapi dan membalasnya seraya dia memohon agar saya memberikan petunjuk dan cara menyempurnakan pengalaman dan kemampuan ruhaninya itu. Katanya dia percaya pada saya melalui semua yang saya tulis di buku. Aneh juga.Di buku aja serius banget. Dia pikir guru beneran, padahal cuma hahaha.

Tapi, dengan senang hati saya balas e-mail yang penuh dengan cerita keajaiban dan keutamaan itu, hanya dengan sebaris kalimat bijak: "Isi surat Anda itu cuma Tokai". Walhasil, dia sangat marah dengan jawaban saya dan tidak menanyakan alasannya. Saya tanya:"Mengapa Anda tidak menanyakana alasan saya dengan jawaban indah itu?"

"Apa alasannya?, saya ingin jawaban yang memadai, saya ingin ke rumah Anda", katanya.

"Baiklah" jawab saya, "Datanglah".

Setibanya ia dirumah saya bilang: "Bukankah kamu bilang bahwa delapan angin emosi tidak mampu menggoyahkanmu? Bagaimana mungkin sepatah kata sederhana seperti "Tokai" telah meniupmu hingga ke Sawangan?". Dia minta maaf dan tersenyum, lalu saya dipanggilnya guru. Hahay baru saja membuat kesalahan sudah membuat kekeliruan baru. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun